+++GALAN STORY+++
Rani berlutut sambil memohon pada Rukan agar tak membuat keributan. Detik kemudian, Dekan dan Alkan datang. Mereka berdua terkejut melihat keberadaan Rukan. Apabila melihat Rani berlutut di hadapannya.
"Mamah! Mamah ngapain berlutut kayak gitu?" Dekan segera membantu Rani berdiri.
Alkan menoleh pada Rukan yang tampak masih menahan kesal, tetapi tatapan saudaranya itu sedikit kosong.
"Bang, ada apa sih? Kenapa Mamah sampai kayak gitu?"
Rukan mendelik ke arah Alkan. "Jadi lo juga berada di pihak anak haram itu?" tanya Rukan dingin.
Alkan tampak ragu untuk menjawab.
"Kenapa? Yang sodara kandung lo itu gue bukan dia. Lo denger nggak waktu di rumah Mamah ngungkit soal anak kandung?"
"Mamah nggak maksud, Rukan. Mamah khilaf kata," ucap Rani menyahut. Air matanya masih berlinang.
"Bang, udah deh. Ini belum saat yang tepat debat soal itu. Ini rumah sakit, lo buat keributan di sini bakal di usir," ujar Alkan.
Rukan mendengkus kesal, lalu menunjuk wajah Alkan dan Dekan. Tatapannya menghunus pada mereka berdua.
"Lu berdua sama! Kemakan sama drama tuh bocah!"
Usai mengatakan hal itu, Rukan keluar dari ruangan Galan.
"Udah Mah, jangan nangis lagi. Mamah makan dulu," ucap Dekan membawa Rani ke sofa.
"Rukan bikin Mamah takut, Dekan," ucap Rani.
"Dia emang lagi nggak bisa dibujuk. Biarin aja dulu."
Sedangkan Galan, cowok itu masih terdiam. Menerawang menatap ke langit-langit ruangan. Hingga suara Alkan membuat lamunannya buyar.
"Nih hp lo. Bengong mulu!"
Alkan memberikan ponsel Galan pada empunya. Galan menerimanya, lalu menghidupkan layar ponselnya yang sebelumnya mati.
Ada banyak chat masuk dari group Gardhes. Juga, telepon dari Syaputra sebanyak 3 kali. Galan membuka room chat ayahnya untuk melihat 1 pesan yang masuk saat itu.
Papa
Kok nggak diangkat, Galan? Kamu di mana? Baik-baik aja 'kan?
Galan segera membalas pesan itu, sebelum Syaputra berpikir yang tidak-tidak.
Galan
Maaf, Pa, baru balas. Galan kecapean ada eskul. Jadi habis pulang sekolah langsung tidur. Ada apa Papa telpon?
Tak lama setelah Galan mengirim balasan, pesan tersebut sudah dibaca oleh Syaputra. Galan memperhatikan status mengetik ayahnya yang cukup panjang.
Papa
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAN STORY [COMPLETED]
Fiksi Remaja"Terkadang manusia memang tak tahu diri. Dirinya yang membuat kesalahan, tetapi malah membenci hasil dari perbuatan itu." Galan Ardian Syaputra. Galan itu sosok yang keras seperti batu dari luar, pembuat onar, tidak sopan, dan berbuat semaunya. "Gal...