+++GALAN STORY+++
Galan memarkirkan motornya di depan Basecamp Gardhes. Dulunya tempat itu adalah warnet yang ukurannya tidak begitu besar. Galan meminta pada ayahnya tempat itu sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke-16. Akhirnya mereka berempat menyulap tempat itu menjadi tempat berkumpul geng motor mereka. Desainnya pun terlihat rapi dengan warna cokelat putih.
"Galon kita datang guys!" seru Ipang membuka pintu ketika mendengar suara motor Galan.
"Udah lama kalian?" tanya Galan sambil berjalan masuk ruangan.
"Kagak. Cuma Ipang yang lama di sini. Gue sama Kahfi barusan datang," sahut Wandy yang rebahan di kasur.
Dalam satu ruangan itu terdapat 1 kasur, 1 sofa panjang yang di depannya ada meja kaca, juga ada karpet ungu muda milik ibunya Ipang. Basecamp rasa rumah kedua, itulah perumpamaan yang cocok untuk tempat berkumpul mereka.
"Ada nggak ayam geprek gue?" tanya Kahfi menyudahi game-nya.
"Sisa sayap doang tadi," sahut Galan menaruh makanan yang ia beli di meja.
"Masa sih? Biasanya jam 10-an aja masih ada tuh," komentar Kahfi.
"Ya emang ada, tapi belum selesai di goreng. Lama, males gue nunggu."
"Yaelah. Padahal gua udah ngayal makan bagian bokongnya. Kulitnya enak."
"Hih, lo nggak geli apa makan ayam bagian itunya?" komentar Wandy bergidik geli.
"Enak woy! Lo kudu nyobain," sahut Kahfi heboh. Ia berjalan mengambil piring untuk ayamnya.
"Enak bagi lu. Daging dada sama bokongnya itu beda banget rasanya. Dada empuk, bokongnya licin aneh," celetuk Galan.
"Nah, bener kata Galan," ujar Wandy.
"Udah deh perkara bokong ayam dibuat ribet. Makan. Habis ini kita mau diskusi soal anu kan," ujar Ipang melerai.
"Yoi makan. Nasgor gue sesuai pesanan kan, Gal?" tanya Wandy.
"Iya tuh."
Mereka memulai makan. Kahfi dan Ipang menu ayam geprek, Wandy nasi goreng telur, dan Galan kebab jumbo. Biasanya sebelum memulai obrolan, mereka menetralkan makanan yang baru perut dulu. Sekitar 15 menit, baru ada yang membuka suara.
"Gue ketemu sama Qeno abis pulang sekolah," ujar Ipang. "Mereka menghadang gue pas di jalanan sunyi. Gue gugup dong, mereka berempat dan gue cuma sebiji," sambungnya dengan mata melebar.
"Terus gimana? Lo nggak diapa-apain sama mereka?" tanya Kahfi, jujur saja ia terkejut.
"Pertanyaan lo ambigu, Nyet."
"Ya maksud gue nggak mungkin mereka menghadang lo aja," ujar Kahfi meralat.
"Dia ngomong apa aja, Pang?" tanya Galan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAN STORY [COMPLETED]
Fiksi Remaja"Terkadang manusia memang tak tahu diri. Dirinya yang membuat kesalahan, tetapi malah membenci hasil dari perbuatan itu." Galan Ardian Syaputra. Galan itu sosok yang keras seperti batu dari luar, pembuat onar, tidak sopan, dan berbuat semaunya. "Gal...