+++GALAN STORY+++
Motor Galan memasuki halaman rumah. Terlihat mobil Wijaya juga baru saja sampai. Galan buru-buru melepas helmnya. Senyumnya terukir begitu melihat Rani keluar dari mobil dibantu suaminya.
"Ma! Mama udah pulang?" tanya Galan menghampiri Rani.
"Jangan deket-deket. Istri saya mau segera istirahat!" ketus Wijaya menuntun Rani melewati Galan.
"Ck, kan emak gue," gumam Galan kesal. Ia mengikuti mereka masuk ke dalam rumah.
Galan terus mengikuti keduanya masuk ke dalam rumah. Mentalnya sudah terlatih menghadapi mulut pedas dari Wijaya. Jadi bagi Galan, itu tidak masalah.
"Kandungan Mama gimana, Ma?" tanya Galan.
Rani menoleh, belum sempat ia menjawab Wijaya sudah bersuara.
"Jangan sok perhatian kamu. Sudah sana masuk kamarmu! Ingat ya, ini bukan wilayah kamu. Kamu cuma punya hak atas kamarmu!"
"Kan saya cuma nanya doang. Bikin Mama capek juga enggak. Kenapa sih emosian."
"Berani kamu jawab saya?!" Wijaya menatap nyalang.
"Pah, udah. Jangan berantem dong. Lagian Galan cuma nanya gitu aja," ucap Rani, lalu beralih menatap Galan. "Mama udah baik. Kamu kembali ke kamarmu, ya. Masih ada waktu nanti buat nanya-nanya."
Galan tersenyum. "Oke, Ma. Mama istirahat." Usai mengatakan itu Galan meninggalkan mereka menuju kamarnya.
"Ck, aku nggak suka ya Rani kamu baik sama dia di hadapan aku," protes Wijaya.
"Emangnya kenapa?"
"Aku nggak mau ribut sama kamu. Jadi aku harap kamu mau mengerti kenapa aku nggak suka hal itu. Sekarang kamu istirahat di kamar."
Rani melepas rangkulan Wijaya pada pundaknya. "Aku udah 3 hari nginep di rumah Mami dan kerjaan aku makan tidur doang. Jadi jangan cegah aku mau beraktivitas di rumah. Aku bosen diem terus," ucap Rani sebelum melenggang ke arah dapur.
"Argh! Sialan. Gara-gara anak itu Rani jadi pembangkang. Kenapa juga aku harus menerima dia di rumahku sendiri. Konyol!" Dengan emosi yang membara, Wijaya pergi dari sana.
Galan melepas seragamnya, menyisakan kaus putih polos. Galan duduk di kasur, meraih tasnya dan mengeluarkan beberapa lembar kertas hasil ujian.
"Gue selalu kasih nilai ulangan ke Papa. Tapi kali ini, gue mau liatkan ke Mama," monolog Galan terkekeh senang.
Tiba-tiba Galan teringat sesuatu. "Tapi gimana caranya gue ngasih ke Mama sekarang? Tuh singa liar pasti dengki banget liat gue deketin mama. Emang anak sama bapak sama aja. Satunya singa liar, satunya macan tutul."
"Berarti gue harus jadi kancil yang nakal," ucap Galan tersenyum konyol.
Pemuda itu langsung meninggalkan kamar menuju tempat di mana ia bisa menemukan Rani. Galan berpapasan dengan Rukan yang baru saja pulang dari kegiatan kampusnya. Rukan menatap nyalang, sedangkan Galan mencoba acuh melewati pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAN STORY [COMPLETED]
Подростковая литература"Terkadang manusia memang tak tahu diri. Dirinya yang membuat kesalahan, tetapi malah membenci hasil dari perbuatan itu." Galan Ardian Syaputra. Galan itu sosok yang keras seperti batu dari luar, pembuat onar, tidak sopan, dan berbuat semaunya. "Gal...