+++GALAN STORY+++
Galan menuangkan air putih ke gelas, lalu meneguk airnya dengan tenang. Tiba-tiba seseorang datang mendekatinya. Ternyata itu Dekan yang telah rapi berpakaian modis serba hitam. Galan memperhatikan saudaranya itu tanpa bicara apapun.
"Ganti baju. Gue tunggu di mobil," ucap Dekan sebelum berbalik pergi.
"Eh, ke mana? Ngapain?" tanya Galan terkejut.
"Nggak usah bacot," sahut Dekan yang telah menjauh.
Galan mencibir tingkah laku Dekan yang selalu membuatnya kesal. Terkesan baik tetapi dibarengi sifat ketus dan tak terbantah.
"Nggak jelas orang tua. Untung gede badan dia. Kalau kagak, gue jadiin perkedel soto," gerutu Galan pergi dari dapur menuju kamarnya.
Di mobil, Dekan duduk santai menunggu Galan. Ia mengenakan kacamata hitam yang menambah kesan maskulin cowok itu. Tak lama pintu mobilnya dibuka, Galan masuk dan duduk di sampingnya.
"Kenapa baju ungu?"
"Yeh emang kenapa? Harus banget gitu samaan kek lo. Nggak usah mau ngatain ungu janda. Gue lanang," ketus Galan.
Dekan cuek, ia menjalankan mobilnya keluar dari halaman rumah. Di perjalanan mereka saling diam. Galan terlihat gelisah ingin menanyakan tujuan mereka ke mana. Tetapi ia terlalu malas bertanya pada tembok di sampingnya. Namun jika dibiarkan, Galan akan mati penasaran rasanya.
"Kita mau ke mana?"
Tak ada sahutan dari Dekan.
"Woy pitak!"
Criiiitt ... Mobil ditepikan secara mendadak oleh Dekan di pinggir jalan yang sepi, membuat Galan terkejut bukan main.
"Eh gila ya lo! Lo mau mati? Maksudnya apaan dah?!" kesal Galan.
"Buktinya lo masih hidup," sahut Dekan datar. "Sekarang lo dengerin apa kata gue," lanjut Dekan.
"Ck, ini nih ciri-ciri manusia yang mau gue makan."
Dekan mengeluarkan Flashdisk dari sakunya, lalu memberikannya pada Galan. Galan menatap benda di tangannya dengan tatapan tak percaya.
"Sekarang lo telepon Qeno. Bilang lo udah berhasil curi flashdisk dari gue. Tapi lo ketemuannya di tepi jalan yang sepi kek gini. Nanti, gue kirim orang buat kepung kalian. Gue yang jadi dalangnya," tutur Dekan.
Galan mencerna ucapan Dekan dengan susah payah, lalu menatap tak terima Dekan setelahnya.
"Maksud lo apaan? Lo kepung gue sama Qeno buat ambil kembali flashdiks itu? Berarti gue kudu gelud gitu sama anak buah lo? Wah, Dek. Kalau sampe Mama tau, pasti bakal marah banget sama gue yang babak belur. Mama masih sakit abis lahirin," celoteh Galan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAN STORY [COMPLETED]
Ficção Adolescente"Terkadang manusia memang tak tahu diri. Dirinya yang membuat kesalahan, tetapi malah membenci hasil dari perbuatan itu." Galan Ardian Syaputra. Galan itu sosok yang keras seperti batu dari luar, pembuat onar, tidak sopan, dan berbuat semaunya. "Gal...