+++ GALAN STORY +++
Rukan memasukan barang-barang bawaan ke dalam ransel besar miliknya. Tengah malam sekitar pukul 11 malam Rukan baru memulai packing untuk besok. Walau berbagai kebutuhan sudah dijamin pihak kampus, Rukan tetap membawa barang-barang yang sekiranya ia butuhkan di perkemahan nanti.Tiba-tiba pintunya dibuka, Rukan menoleh ke arah pintu. Tampak Dekan yang hanya mengenakan boxer abu-abu dan kaus oblong hitam memasuki kamar Rukan. Rukan tak bersua, ia tetap melanjutkan kegiatannya. Sedangkan Dekan, ia duduk di tepi ranjang sambil memperhatikan apa yang Rukan lakukan.
"Jam berapa besok berangkat?"
"Habis sholat subuh," sahut Rukan sekenanya.
"Naik apa ke tempat camp?"
"Pakek bis yang udah disediain pihak kampus. Cuma kalau panitia boleh mobil pribadi," sahut Rukan.
"Galan berarti ikut bis, ya?"
Rukan berdecak, tak menyahuti Dekan.
"Lo kan panitia. Kalau ada apa-apa tentang lokasi, kendala di jalan, atau sesuatu yang terjadi pada Galan atau elu, hubungi gue. Gue denger hutan yang kalian tuju jarang dipakai buat kegiatan perkemahan," tutur Dekan lebih panjang kali ini.
"Bilang aja lo khawatir sam adek lo doang," sindir Rukan mengangkat tasnya yang berat ke atas kursi belajar.
"Ya lo adek gue juga."
"Bukan gue, tapi dia."
"Sama. Lo juga adek gue."
"Ck, sok manis lo. Udah sana! Gue mau tidur," usir Rukan naik ke atas kasurnya dengan kasar.
Dekan berdiri, tetapi ragu untuk segera pergi. Ia menoleh pada Rukan yang memejamkan mata, tetapi ia yakin Rukan belum tidur.
"Mau benci kek gimana pun lo sama Galan, tolong profesional. Lo sebagai panitia gue minta berperilaku selayaknya panitia yang membantu para peserta, termasuk Galan," lontar Dekan sebelum melangkah keluar kamar bernuansa abu-abu itu.
Rukan membuka mata, ia berdecih kesal.
***
Dekan mengantar Galan ke kampus Rukan. Di sana start keberangkatan mereka menuju tempat camping. Galan dengan raut masamnya keluar mobil menggendong tas besar di pundaknya. Dekan ikut keluar mobil membawa botol minum.
"Ck, lo masukin apa aja sih ke tas gue? Berat banget gini. Patah punggung gue yang ada," dumel Galan menatap kesal Dekan yang menghampirinya.
"Keperluan lo lah. Nih, susunya nggak dibawa apa," sahut Dekan menyerahkan botol berwarna gelap pada Galan.
"Wah, lo mau ngajak gue gelud?" tantang Galan kesal. "Awas aja ada yang tahu kelakuan lo kek gini ke gue," lanjutnya dengan tangan mengapal ingin memukul bibir Dekan yang tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAN STORY [COMPLETED]
Teen Fiction"Terkadang manusia memang tak tahu diri. Dirinya yang membuat kesalahan, tetapi malah membenci hasil dari perbuatan itu." Galan Ardian Syaputra. Galan itu sosok yang keras seperti batu dari luar, pembuat onar, tidak sopan, dan berbuat semaunya. "Gal...