MAMAH

2.3K 172 4
                                        

Nenek Uni itu orang yang paling menyayangi Galan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nenek Uni itu orang yang paling menyayangi Galan. Dulu, waktu pertama kali Syaputra membawa seorang bayi hasil hubungan terlarangnya, Nenek Uni sangat marah. Beliau menuntut Syaputra agar membawa ibu si bayi dan menikahinya. Akan tetapi Syaputra tak ingin melakukan hal itu. Ia tak ingin mengganggu kebahagiaan ibunya Galan. Waktu itu kisah mereka begitu rumit, Syaputra pasrah dimaki habis-habisan oleh Nenek Uni. Belum lagi pertengkaran hebatnya dengan suami sahnya ibu Galan. Luka mengerikan yang tak sepatutnya mereka ungkit lagi di masa sekarang. Nenek Uni yang mempunyai rasa iba yang tinggi, bersedia merawat Galan. Dulu itu Nenek Uni tinggal bersama Syaputra untuk merawat Galan. Tetapi karena bisnis Syaputra yang semakin sukses, membuatnya sangat sibuk. Suatu hari Lukman dikabari oleh pembantu rumah Syaputra. Katanya Nenek Uni mengalami tekanan darah tinggi dan drop seketika. Oleh sebab itu, Lukman menyuruh ibundanya tinggal bersamanya. Walau terpaksa menerima Galan juga yang diasuh oleh Nenek Uni.

Pagi ini Nenek Uni membantu Anita menyiapkan sarapan pagi. Walau sejujurnya Anita malas harus bertatap muka dengan Galan yang terjadi setiap waktu sarapan. Jika Nenek Uni tidak ada di rumah, ia mana peduli dengan pemuda itu.

"Anita, kamu kok masak ayamnya pedas? Gimana Galan bisa makan," komentar Nenek Uni begitu mencicipi ayam tepung buatan Anita.

"O-oh, pedas ya, Mah? Kayaknya aku salah ambil tepung deh. Aku ambil yang pedas mungkin tadi," sahut Anita dengan raut bersalahnya.

"Alah kamu ini. Selalu aja seperti itu. Kemarin kamu beli kecap yang pedas semua, nggak ada yang manis."

"Maafin, Mah."

"Kamu gorengin telur buat Galan. Harusnya kamu lebih hati-hati. Kalau capek, biar Mamah yang masak."

"Iya Mah maafin. Aku buatin."

Nenek Uni pergi meninggalkan meja makan. Anita menatapnya murka. Ia berdecak sebal, berjalan dengan hentakan keras menuju kulkas untuk mengambil telur di sana.

"Gue muak ntar gue kasih racun tikus sekalian biar mampus!"

Sementara itu, Nenek Uni membuka pintu kamar Galan. Tampak Galan duduk di ranjang sedang memakai kaus kakinya. Ia tersenyum tipis begitu melihat neneknya.

"Nenek. Bentar lagi Galan turun."

"Ayo turun, nanti kesiangan. Tapi sarapan nasi goreng pakek telur gapapa, ya? Anita salah ambil tepung. Malah ambil tepung pedas."

Mulut Galan mencibir. "Sengaja itu, Nek. Biar Galan nggak makan ayam buatan dia. Harusnya Nenek aja yang masak buat Galan."

"Nanti pulang sekolah Nenek masakin buat kamu. Males juga Nenek ngarepin Tantemu yang sinis itu."

"Hehe. Galan pulang cepet nanti."

Nenek Uni mendekat, mengelus surai  Galan sebentar. Tatapan itu nanar, tetapi bibirnya tersenyum lembut.

"Coba aja ibumu ada di sini, kamu nggak akan diperlakukan kayak gini. Pasti bosen ya makan masakan Nenek terus? Sekalinya Tante Anita yang masakin, nggak sesuai sama kamu."

 GALAN STORY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang