+++GALAN STORY+++
Galan selesai mandi, ia lihat meja makan masih kosong. Tetapi Rani dibantu Bi Arum tengah memasak. Aroma sup ayam sangat harum. Galan mendekat dengan langkah ringannya.
"Wah, Mama masak sup ayam? Wortelnya banyak nggak, Ma?"
Rani sedikit terkejut, tetapi dengan cepat ekspresinya berubah. Ia tak menyahuti pertanyaan Galan barusan.
"Banyak kentang, Den. Soalnya Den Dekan suka kentang. Aden Rukan juga suka. Kecuali Den Alkan yang kurang suka. Lebih suka wortel juga," ujar Bi Arum menjelaskan.
"Widih, sama dong ya selera aku sama Kak Alkan."
Rani melirik tajam Galan. Agak tak terima mendengar Galan memanggil bungsunya dengan sebutan kak.
"Mending kamu kembali ke tendamu sebelum suami dan anak-anak saya turun."
Galan tersenyum miris. "Anak Mama udh ada di sini kali."
"Ck," decakan Rani dan tatapan kesal itu membuat Galan buru-buru meninggalkan dapur.
Bi Arum melirik ke arah Rani dengan sendu. Ia yang melihat momen itu saja merasa sakit hati, apalagi Galan yang berada di posisi itu.
"Nyonya, apa sarapan Den Galan saya yang anterin sekarang?" tanya Bi Arum.
"Terserah Bibi."
Bi Arum menyajikan sarapan untuk Galan. Ia juga menambahkan telur dadar bagiannya untuk Galan. Segera wanita berumur lebih setengah abad itu keluar rumah. Dengan senyuman merekah beliau memanggil Galan. Anak yang ia panggil langsung menghampirinya.
"Makasih ya, Bi."
"Aden mau minum apa? Susu?"
"Nggak usah. Air di bawah meja ini aja."
"Baik kalau begitu, Den. Habiskan sarapannya."
"Iya, Bi."
Memang banyak lara yang ia dapatkam tinggal di rumah ibunya, tetapi dengan begitu ia masih bisa merasakan masakan yang ibunya buat. Jika dari awal tidak nekat, maka hal ini tidak terjadi.
Galan sudah selesai sarapan dan rapi dengan seragamnya. Biasanya Galan memang berangkat pagi-pagi sekali. Ya walau kelakuannya di sekolah kadang bengal, tapi minim catatan telat ke sekolah.
Sekarang Galan sudah di samping motornya. Tetapi ia terpikir sesuatu sejenak. Tentang saudaranya yang masih bersekolah.
"Udah mayan lama gue di sini tapi kagak tau di mana tuh curut sekolah."
"Seragamnya juga gue nggak pernah liat. Orang ketutup sama hoodie biru mulu kek doraemon."
"Kalo searahkan gue bisa bareng. Ada alasan ngisengin tuh anak. Hehehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAN STORY [COMPLETED]
Fiksi Remaja"Terkadang manusia memang tak tahu diri. Dirinya yang membuat kesalahan, tetapi malah membenci hasil dari perbuatan itu." Galan Ardian Syaputra. Galan itu sosok yang keras seperti batu dari luar, pembuat onar, tidak sopan, dan berbuat semaunya. "Gal...