KAMU SEDANG MEMBACA

GALAN STORY [COMPLETED]

Teen Fiction

"Terkadang manusia memang tak tahu diri. Dirinya yang membuat kesalahan, tetapi malah membenci hasil dari perbuatan itu." Galan Ardian Syaputra. Galan itu sosok yang keras seperti batu dari luar, pembuat onar, tidak sopan, dan berbuat semaunya. "Gal...

#2023 #abang #adek #angst #benci #brother #bts #indonesia #new #sad #sadstoty #saudara #siblings #sick #sicklit #sickmale #story #taehyung #viral #visual #wattpad

TERINGAT LAGI

1K 132 9 
                                    

                                              

                            

                                
                            
                              
                              
                                
                                  
                                  
                                
                              
                             
                            

                            

                              
                              Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
                            

                          

                          


+++GALAN STORY+++
Galan menghentikan motornya di parkiran rumah sakit. Setelah maghrib, Galan langsung meluncur ke rumah sakit untuk membesuk ibunya, mumpung Wijaya ada kerja lembur di kantor. Rukan juga sedang pergi bersama Alkan, jadi kemungkinan ia aman untuk menemui Rani.
Galan akhirnya sampai di depan ruangan Rani. Ia membuka pintu, menegok ke dalam ruangan untuk memastikan ada siapa saja di sana. Tampak Rani sedang dituntun oleh Dekan berjalan di sekitar ruangan itu.
"Mama," sapa Galan tersenyum.
"Eh kamu, duduk, Galan. Mama lagi minta ajarin jalan, biar terbiasa," ucap Rani.
"Emang kalau habis operasi susah jalan ya, Ma?"
Dekan mendelik. "Lo beneran polos atau pura-pura bodoh?"
"Dekan, jangan gitu," tegur Rani lembut.
"Gue mana tau kek beginian," rengut Galan.
"Itu muka kamu kenapa bisa gitu? Kamu berantem? Apa jangan-jangan beratem sama Dekan? Dekan juga ada lebam satu," tanya Rani penuh selidik. Tadi ia menanyakan luka di ujung bibir Dekan, tetapi Dekan tak mau menjawab.
"Kami adu jontos doang. Nggak ada apa-apa cuma latihan," sahut Dekan.
"Ya tapi jangan luka beneran kayak gitu. Pakek pengaman muka. Bahaya loh ini," komentar Rani tak suka.
"Nggak lagi kok, Ma. Sakit ini," sahut Galan meringis. Dekan berdecih.
"Udah deh, kayaknya Mamah udah lumayan nyaman jalannya. Mamah istirahat dulu, Nak," ujar Rani. Dekan langsung menuntunnya ke ranjang lagi.
Rani memperhatikan Galan yang sedang membuka kotak yang berisi martabak spesial. Harumnya tercium oleh ibu dan kakaknya. Namun, Galan tak sadar akan hal itu.
"Bau tau nggak," komentar Dekan seraya duduk di sofa yang lain.
"Bilang ae lo ngiler."
"Dih, berminyak."
"Minyaknya yang bikin enak."
"Enak penyakitnya."
"Penyakit nggak enak."
"Galan, kamu jangan terlalu sering jajan di luar, ya. Minyaknya belum tentu bersih loh, Sayang. Minta bikinin aja sama Bibi, kebersihannya juga terjamin," ujar Rani.
GALAN STORY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang