+++ GALAN STORY +++
Rukan mengerang nyaring ketika kakinya mendarat secara tidak elit ke tanah. Dahan yang ia pijak ternyata lapuk, hingga kakinya yang basah oleh air hujan tak mampu menjaga keseimbangan. Hingga Rukan terjatuh dari pohon tersebut.
"KAK RUKAN/ HEH!" teriak ketiganya.
"Shhhh ... Arkhh ... kaki gue terkilir bangsat. Cepetan tolong gue, bego!" sarkas Rukan penuh amarah pada mereka, tetapi tatapannya tertuju pada Galan saja.
Mereka segera membantu Rukan bangun dan membawanya berteduh. Rukan berjalan dengan satu kaki yang sedikit pincang. Rukan mereka dudukkan di sana.
"Lo gapapa, Kak?" tanya Fahri.
"Lo liat aja gue gimana!" ketus Rukan. Fahri pun terdiam.
"Lagian disuruh loncat aja malah manjat," sindir Galan. Sontak mengundang tatapan tajam dari Rukan.
"Lo nuding gue? Gue ngelakuin ini karena kalian lelet! Mana ada pendamping tim harus turun tangan. Ini kerjaan lo pada harusnya!" teriak Rukan murka.
"Tapi kan tadi gue bilang mau nunggu harinya tenang dulu. Gue nggak mau kesamber!" balas Galan.
"Mau sampe kapan?! Harinya udah mulai gelap dan lo mau nunggu hujannya reda? Ini hujan bakal awet, bocah!" sarkas Rukan. "Kita baru sampe di garis terakhir. Kita kudu balik ke garis awal bawa tuh bendera. Emang bakal mulus perjalanan kita ke sana?! Mikir!" lanjutnya lagi dengan nada menggebu.
Galan terdiam, benar juga apa yang dikatakan Rukan. Tetapi ini sudah takdir, memang harus terjadi hal demikian. Lagipula soal ketakutannya dengan petir, Galan tak berbohong soal itu.
"Ya udah ayo balik!" ucap Galan.
"Terus Kak Rukan gimana? Punya obat nggak sih kalian?" tanya Fahri.
"Gue punya balsem sama koyo doang. Nggak ada minyak urut. Lagian mana ada dari kita bisa ngurut," sahut Ridho.
Rukan menghela napas untuk lebih tenang. Tak dapat dipungkiri ia juga merasa bersalah karena terlalu keras kepala. Sebagai pendamping tim, Rukan juga ingin timnya berhasil.
"Fahri sama Ridha, lo balik duluan aja. Bawa tuh bendera. Cepetan! Lari kalau bisa. Kalau sudah sampe sana, kabarin kondisi gue biar panitia bisa ngirim bantuan," tutur Rukan.
"Baik, Kak!"
"Ini gapapa kami tinggal, Kak?" tanya Ridho.
"Gapapa. Ada curut ungu yang temenun gue. Kalian duluan aja," sahut Rukan.
Galan segera berdiri. "Ayo balik! Gue udah kelaperan dari tadi," ujarnya bersiap ingin melangkah.
"Lo curutnya! Mau ke mana lo?!"
"Lah, gue?"
"Siapa lagi?"
"Kagak! Sesuai apa yang lo ucapin di awal, lo bisa aja buat gue ilang di hutan ini. Lo sendiri yang ngancem gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAN STORY [COMPLETED]
Genç Kurgu"Terkadang manusia memang tak tahu diri. Dirinya yang membuat kesalahan, tetapi malah membenci hasil dari perbuatan itu." Galan Ardian Syaputra. Galan itu sosok yang keras seperti batu dari luar, pembuat onar, tidak sopan, dan berbuat semaunya. "Gal...