+++GALAN STORY+++
Di mobil, baik Galan maupun Dekan sama-sama diam. Dekan fokus dengan kemudinya dan Galan fokus menggigiti kuku-kukunya. Kecanggungan sangat tidak terlihat pada diri Dekan, Galan bisa melihat itu. Galan pikir Dekan akan sangat sulit melanjutkan aktingnya setelah akting menggelikan tadi malam. Tetapi apa? Bahkan aktingnya berlanjut.
"Udah deh, lo udahin aja aktingnya. Sebenernya gue juga jago akting, tapi ya gue nggak tahan sama sikap geli menggelikan kek gitu," lontar Galan buka suara.
Dekan menoleh dengan tatapan santainya. "Apa sih, Dek. Abang nggak lagi akting. Waktu kecil kan Abang nggak pernah ngurus kamu. Makanya sebagai gantinya, kamu bakal Abang jagain. Pokoknya kamu mau minta apa aja bakal Abang turutin asal hal sewajarnya, ya," tutur Dekan lembut.
Galan memasang raut wajah hendak muntah, ia bahkan sampai memegangi perutnya. Dekan hanya terkekeh.
"Geli setan!"
"Gapapa, berarti kamu adeknya setan," sahut Dekan.
Galan menggeram, ia berdecak keras setelahnya. Frustrasi juga menghadapi Dekan mode bidadari seperti ini.
"Gini deh, anggap waktu itu gue nggak ngambek sama Mama. Gue gapapa, kemarin cuma nggak mood doang. Gue nggak iri sama adek bayik," ujar Galan memberikan penawaran.
"Gue serius, Galan. Gue serius dengan prilaku gue ke elo. Salah kalau gue baik sama lo?" tanya Dekan dengan cara bicara kembali seperti semula.
"Y-ya ... Ya nggak salah sih," sahut Galan bingung. "Tapi muka lo yang salah. Muka dater kokoh kek tembok cina gitu sok lembut sama gue," ujar Galan mengejek.
"Muka gue emang keren dari lahir, nggak bisa diubah. Lo ilfeel sama cara ngomong gue? Oke, gue bakal kembali pakek cara ngomong dulu. Cuma ya ... gue nggak bakal ubah apa yang sekarang mau gue ubah. Soal perlakuan gue ke elo yang sekarang, gue nggak bakal ubah lagi itu. Gue tetap bakal jadi Abang yang baik buat lo. Paham 'kan?"
Galan tak bisa berkata-kata, ia bingung harus bersuara bagaimana. Dilihat dari keseriusan wajahnya, Dekan memang serius. Berulang kali Galan mencari kebohongan di wajah Dekan, Galan tak menemukan itu.
"T-tapi ... Ah pokoknya gue nggak ngampang dikibulin! Gue Galan Andrian Syaputra nggak bakal letoy hanya karena omongan manis orang kek elu!" ujar Galan kekuh.
"Ya udah terserah. Nih, udah mau sampai," ujar Dekan membuat Galan menoleh ke depan. Ternyata sudah sangat dekat dengan sekolahnya.
"Eh udah! Udah sampe sini aja! Gue mau turun!" heboh Galan.
"Nggak. Harus sampe dalem," sahut Dekan tegas.
"Kagak! Turun! Gue mau turun!"
"Diem."
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAN STORY [COMPLETED]
Подростковая литература"Terkadang manusia memang tak tahu diri. Dirinya yang membuat kesalahan, tetapi malah membenci hasil dari perbuatan itu." Galan Ardian Syaputra. Galan itu sosok yang keras seperti batu dari luar, pembuat onar, tidak sopan, dan berbuat semaunya. "Gal...