DINGIN

1.1K 121 8
                                    

+++GALAN STORY+++

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

+++GALAN STORY+++

"Rukan! Dengerin Mamah dulu, Bang!" seru Rani berjalan cukup cepat menyusul Rukan masuk ke dalam rumah.

"Mamah udah bohong." Rukan menuju meja dapur, lalu menungkan air ke dalam gelas. Emosinya harus diredam saat itu juga.

"Mamah nggak sengaja ketemu."

"Tapi Mamah kek nggak masalah satu meja sama dia. Ya bisa jadikan Mamah sebenernya mau nerima dia. Cuma nggak mau ketahuan sama kami doang."

"Kamu nuduh Mamah, Bang?"

"Bukan nuduh. Tapi kepikiran aja soal yang kayak gitu."

"Mamah dari awal udah bilang. Dia itu dosa masa lalu Mamah yang nggak mau Mamah lihat. Jadi mana mungkin Mamah mau nerima dia," tutur Rani.

Rukan menoleh ke arah Rani, lalu berdiri. Ia menatap dalam wanita tersebut.

"Tapi kalau suatu saat Mamah ingkari ucapan Mamah itu, Rukan nggak bakal mau tinggal di sini lagi." Usai mengatakan hal itu Rukan berlalu dari hadapan Rani. Rani menghela napas resah.

***

Wandy sedikit menguncang tubuh Galan yang tertidur di sofa ruang tengah. Hari sudah cukup larut malam. Mau tak mau Wandy membangunkan sahabatnya itu. Ipang dan Kahfi sudah pulang sore tadi sebelum hari benar-benar turun hujan. Entahlah mereka kehujanan di jalan atau sempat sampai rumah masing-masing. Salahkan Galan yang masih menawar waktu tak ingin langsung pulang saat mendung membentang di langit sore.

"Gal, bangun Gal. Udah malam banget ini. Udah jam 10. Katanya paling malam jam 9 doang lo boleh masuk rumah."

Galan membuka matanya, mencerna ucapan Wandy sebentar sebelum ia benar-benar terkejut. Galan langsung bangkit dari sofa dengan langkah sempoyongan.

"Motor gue mana, Wan? Gue mau pulang," ucap Galan linglung menuju dapur.

"Astaghfirullah nih anak. Gal! Motor lo di luar. Itu dapur! Nih kunci motor lo di sini," seru Wandy.

"Hah? Oh iya." Galan menepuk jidatnya, menghampiri Wandy kembali untuk menerim kunci motornya.

"Ati-ati lo. Jalanan licin, nggak usah ngebut."

"Yoi. Pulang dulu, Wan."

"Yoi."

Galan bergegas keluar rumah Wandy. Ternyata masih ada gerimis kecil yang turun. Tetapi mau tak mau ia harus pulang. Ada sekitar 2 jam ia tertidur setelah sholat isya tadi.

Galan melajukan motornya, meninggalkan komplek rumah Wandy menuju rumah ibunya dengan jarak tempuh kurang lebih 20 menit.

Dingin terasa menusuk. Galan mempercepat laju motornya ketika memasuki komplek kediamannya sekarang. Setelah 20 menit yang ia lalui tadi, akhirnya motornya memasuki halaman rumah. Lampu rumah Rani sebagian telah padam, Galan yakin penghuninya telah tertidur.

 GALAN STORY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang