+++ GALAN STORY+++
Dekan baru pulang ke rumah sekitar pukul 11.00 malam. Ia mempunyai kunci rumah cadangan, sehingga tak perlu membangunkan yang lain untuk masuk.
Dekan berjalan menuju kamarnya sambil melepas jaket levis yang ia kenakan. Sesaat mencapai pintu kamar, Dekan dikejutkan oleh suara sesuatu yang terjatuh di kamarnya. Perasaannya tak enak, Dekan langsung bergegas membuka pintu.
Gelap. Seperti biasa, kamarnya selalu gelap ketika tak ada penghuni. Dekan selalu mematikan lampu ketika hendak keluar kamar. Dekan perlahan masuk dengn waspada, ia berjalan menyisi sambil meraba tembok untuk menemukan saklar lampu.
*Tek*
Lampu kamar menyala dengan terang. Dekan menelisik, hingga menemukan bola basket kecil yang biasa ia taruh di atas buku. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada seseorang yang mendekati meja belajarnya atau tidak. Sebab sedikit getaran saja, bola itu akan menggelinding ke bawah.
Dekan meraih bola itu, lalu berdiri tegak sambil menelisik dengan tatapan tajamnya. Hingga tatapan Dekan tertuju pada bawah ranjangnya. Tatanan selimut yang awalnya menjuntai rapi ke bawah, gini terlihat berubah tatanan.
Dekan tahu ada seseorang di bawah sana. Dengan langkah santai Dekan menyampirkan jaketnya pada kursi. Ia duduk di tepi ranjang sambil melepas sepatunya. Dekan sengaja menggeser kedua sepatunya hingga memasuki kolong kasur. Dekan menyeringai.
Tak lama terdengar sedikit bunyi helaan napas di bawah kasurnya tersebut. Dekan tertawa tanpa suara, sungguh tawa yang tak pernah ia tunjukkan pada siapapun.
Sedangkan di bawah sana, Galan mati-matian menahan napasnya. Ia menggeser sepatu itu sedikit menjauh darinya. Galan sedikit membuka seprei tebal yang menutupi kolong ranjang. Galan bernapas lega. Tetapi tiba-tiba ia dikejutkan oleh wajah Dekan yang tiba-tiba muncul dari atas ranjang.
"Maling lo, ya" ucap Dekan dingin.
"HAHHH!" teriak Galan kaget.
Galan merasakan tenggorokannya tercekat. Begitu tak menyangka Dekan menyadari keberadaannya di bawah sana.
"G-gu-gue—"
Dekan menarik kasar tangan Galan hingga cowok itu terpaksa keluar. Galan hampir mencium lantai, tarikan Dekan kuat bukan main.
"Apa yang lo cari dikamar gue, hah?!" Sarkas Dekan menatap sangat tajam.
Galan berdiri dengan lesu. Ia malas menatap Dekan yang sudah sangat panas. Galan gugup, tentu saja. Ia ketahuan saat menyusup kamar Dekan yang notabennya penghuni paling galak rumah ini.
"Gue cuma mau minta obat nyamuk. Baygon semprot, lu nggak punya?"
Dekan langsung mencengkram baju Galan dan mendorongnya hingga terjatuh ke ranjang. Dekan beralih mencekik leher saudara tirinya itu dengan tatapan menajam. Galan berupaya melepaskan diri, tetapi Dekan benar-benar mengerahkan tenaganya kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAN STORY [COMPLETED]
Teen Fiction"Terkadang manusia memang tak tahu diri. Dirinya yang membuat kesalahan, tetapi malah membenci hasil dari perbuatan itu." Galan Ardian Syaputra. Galan itu sosok yang keras seperti batu dari luar, pembuat onar, tidak sopan, dan berbuat semaunya. "Gal...