Sudah 2 minggu berlalu semenjak pesta barbeque, Wooyoung tidak pernah melihat kehadiran teman ayahnya alias San.
Wooyoung menidurkan kepalanya dimeja belajar "hufffttt males banget mau belajar" ia mulai memainkan ponselnya.
Matanya membulat saat menemukan akun twitter San, "hah??? Ini akun twitter Om San?"
"Stalking stalking dikit ga papa lah ya"
Wooyoung begitu asik dengan kegiatannya hingga tak sadar kini Seonghwa masuk kedalam kamarnya membawa satu nampan berisikan susu dan roti.
"Sayang, makan dulu yuk. Kamu belum makan loh dari tadi sore" Seonghwa kebingungan karena Wooyoung tak menyadari kehadirannya, kemudian berjalan menghampiri Wooyoung.
"Asik banget liatin apa sih kak?" Seonghwa mengintip sedikit layar ponsel Wooyoung.
"Eh bunda, ehehehe" Wooyoung dengan cepat mengunci layar ponselnya.
Seonghwa menghela nafasnya "Kamu penasaran ya sama Om San?"
"Ih kata siapa? Enggak kok" Wooyoung mencomot roti panggangnya.
Dengan senyuman tipis Seonghwa mendudukan diri disamping Wooyoung seraya mengelus kepala sang anak
"Sini bunda ceritain, Om San itu temen ayah yang paling muda. Dia tuh dulu primadona kampus, udah pinter, ganteng, baik, care, pengertian lagi. Pokoknya paket lengkap, sampe sampe dosen aja ada yang naksir sama dia. Tapi sayangnya ada satu sifat yang bunda gak suka dari dia..."
"Sayangg aku pulangg" ucapan Seonghwa terpotong oleh teriakan Hongjoong
"Bentar ya, ayah kamu pulang. Nanti piring sama gelasnya taruh sendiri ya di wastafel"
Wooyoung menganggukan kepalanya.
"Om San keliatan banget paket komplitnya" gumam Wooyoung dengan pipi meronanya.
"Heisshhh ga boleh suka sam Om Om"
"Ehh tapi Om San ganteng Wuyo"
"Ah udah lah, gila lo Woo suka sama temen ayah sendiri"
Selesai dengan kegiatan ngomong sendirinya, Wooyoung lekas beranjak turun guna menaruh piring dan gelas kotor.
Tungkainya berhenti tepat didepan ruang tamu, mendapati sosok yang sangat ingin ia lihat belakangan ini.
'Om San?'
Dengan bodoamat Wooyoung berusaha terus berjalan menuju dapur.
"Wuyo tolong buatin ayah sama Om San minum ya" ujar Seonghwa.
"Kenapa enggak bunda aja?"
"Bunda lupa tadi mau ganti bed sheet kamar ayah sama bunda, tolong ya sayang" Seonghwa mengacak rambut anaknya kemudian berbalik kembali "oh iya Om San suka kopi"
Dengan gercep Wooyoung membuatkan 1 gelas kopi dan 1 gelas teh, kemudian berjalan menuju ruang tamu.
"Nih Ayah, Om. Diminum" Wooyoung menyodorkan nampan, menaruhnya diatas meja ruang tamu.
"Thank you dear" ucap Hongjoong
"Makasih ya Wooyoung" ujar San tanpa melirik kearah Wooyoung.
"Sama sama"
Setelah berucap Wooyoung kembali melangkahkan kakinya menuju dapur, pandanganya tak pernah lepas dari San yang sedang sibuk mengerjakan berkas berkas pekerjaan.
'idk why Om San looks so damn hot, kalo lagi serius. Apalagi kacamataan, hiksss selamatkan kewarasanku' tangis batin Wooyoung.
Ahhh Wooyoung benar benar telah jatuh oleh jeratan San. Segera ia sadarkan kewarasanya sebelum benar benar hilang, ia berjalan kembali menuju kamarnya.
"Hah" Wooyoung menghembuskan nafasnya kasar, menatap langit langit kamarnya.
"Masa iya gue suka sama Om San" kemudian ia memejamkan matanya.
***
Pagi hari, Wooyoung sudah rapi dengan setelanya kali ini.Sepi? Itu yang Wooyoung rasakan saat menepakkan kakinya dilantai 1.
"Lah ayah bunda kemana dah?"
Tepat saat ia bertanya pada dirinya sendiri, satu pesan masuk dari bundanya.
Bunda♡
Maaf ya sayang, bunda sama ayah tinggal dulu beberapa hari, soalnya mendadak banget tadi ayah kamu ada panggilan meeting diluar kota. Ayah minta bunda nemenin, nanti Mbok dateng kerumah kok nemenin Wuyo. Love you dear!<3""Hiksss dirumah sendiri"
Tak sengaja matanya mendapati San yang terlelap disofa dengan kacamata yang bertengger dan selimut yang masih membalutnya rapi.
"Om San semaleman tidur sini kah? Gak dipindahin gitu dikamar, jahat sih ayah bunda" Wooyoung berjalan menghampiri San.
Wooyoung berjongkok tepat dihadapan San, mengamati wajah tampan sahabat ayahnya itu.
'ganteng, mulus, enggak ada kumis atau jenggot sedikit pun, enggak ada kerutan juga kaya ayah' batin Wooyoung.
Tiba tiba San membuka matanya dan mendapati Wooyoung yang melotot membeku menatapnya.
"E-eh Om San" dengan segera Wooyoung berdiri, pura pura membenarkan pakaiannya.
San terkekeh "udah puas liatin wajahnya?"
"Ehh enggak gitu om, tadi mau niat bangunin om pindah aja ke kamar tamu, daripada disofa enggak nyaman" alibi Wooyoung
San tersenyum tipis "enggak papa Wooyoung, lagian ini udah pagi. Makasih ya berkat ditatap Wooyoung, Om jadi bangun tepat waktu"
Wooyoung tersenyum kiuk "enggak loh om, bukan gitu maksudku"
San terkekeh "Wooyoung mau berangkat?" ujarnya seraya melepas kacamatanya.
"Hehe iya om, mmmmm...kalo gitu Wooyoung pamit berangkat dulu ya Om" Wooyoung melangkahkan kakinya dengan cepat.
"Bentar, Om anterin aja"
***
Tak henti hentinya jantung Wooyoung berdetak kencang tak karuan.Hening tak ada suara diantara mereka, hanya ada alunan musik yang San putar di dalam mobilnya.
"Padahal gak usah repot repot loh Om" ujar Wooyoung memecah keheningan.
"Gak papa Wooyoung, buat bales budi udah ngasih tumpangan tidur sana mandi"
"Ishhh ga papa loh Om"
"Lagian Om juga ada perlu di kampus kamu kok" San menampilkan senyuman mautnya.
'bang udah bang' batin Wooyoung
"Jangan jangan Om yang ngisi seminar feb?"
"Betul"
"Lah Om San ternyata. jadi desas desus pembicara di seminar itu ganteng bener" gumam Wooyoung.
"Makasih" ucap San tiba tiba dengan kekehannya.
"Eh Om maksud aku an-anu-...aduhh...iya sih Om San ganteng"
Tak henti hentinya Wooyoung menarik perhatian San, entah dari tingkah lakunya, tuturnya, sifat lucunya. San menyukainya.
Setelah menghabiskan 15 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai juga.
"Makasih ya Om tebengannya" Wooyoung menampilkan deret giginya.
"Sama sama Wooyoung, belajar yang pinter" San mengacak acak rambut Wooyoung.
Setelahnya Wooyoung menghilang dari pandangan San.
"San"
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Buddy [Sanwoo]
RomanceTentang Jung Wooyoung yang mencintai teman ayahnya A Sanwoo Fanfiction.