05.

4.2K 330 7
                                    

Wooyoung mendengus kesal, pasalnya orang tua nya berbohong padanya. Seonghwa bilang mereka hanya pergi 3-7 hari namun kini sudah memasuki minggu kedua yang kemungkinan mereka akan kembali 1 minggu kemudian. Alias 1 bulan pergi meninggalkan Wooyoung dirumah sendiri.

"Ini mah bukan beberapa hari bundaaaaaaaaa" rengek Wooyoung kepalang bosan

Berbagai macam hal sudah Wooyoung lakukan. Mulai dari menyapu, memasak, mengerjakan tugas, main game, hingga saat ini ia sudah menghabiskan 2 film.

"Cemilan needed"

Begitu langkahnya berhenti didapur, Wooyoung kembali mendengus "yailah lupa restock cemilan lagi, bahan dapur juga udah menipis. Apa gue belanja aja ya?"

Wooyoung berpikir sejenak "oke kita harus belanja"

Setelah rapi dengan setelannya, Wooyoung bersiap memesan ojek online.

"Loh Mas Wooyoung mau kemana?" Tanya sang satpam

"Oiya maaf ya pak, Wooyoung tinggal sebentar aja...mau belanja dulu" jawab Wooyoung.

"Kenapa ndak minta dianterin supir aja Mas Wooyoung?"

Wooyoung berpikir 'iya juga ya, tapi kasian. kan harusnya ini jam istirahat'

"Mmmm...gak deh pak, biar pak supri nya istirahat aja" Wooyoung menampilkan deret giginya.

"Ya udah, itu kayanya ojolnya udah sampe Mas Wooyoung, hati hati ya"

"Siap!"

***


Wooyoung memasukan berbagai cemilan yang ada, tak perlu banyak berpikir semuanya ia masukan kedalam troli.

"Sukurin, biar biar uang ayah ku habisin" gumam Wooyoung seraya terkikik jahil

"Salah siapa ninggalin anak sendirian dirumah"

Selesai pada bagian cemilan, kini Wooyoung berganti memilih sayur dan buah.

Tak sengaja trolinya menabrak troli pengunjung lain.

"Aduh, maaf ya kak" Wooyoung membungkuk tanpa melihat siapa orang yang ia tabrak trolinya.

"Wooyoung?"

Suara yang sangat amat familiar dirungu Wooyoung, kemudian mereka bertukar pandang.

"Om San?"

'ajg ketemu terus sama Om San, mana hair down gitu...ganteng banget anjrittt, bikin mleyot aja nih om om satu. mbti ku kayanya kalo setiap liat Om San ganti jadi mlyt deh' batin Wooyoung

"Belanja apa?" tanya San

"Oh ini...belanja kebutuhan dapur" Wooyoung meringis.

"Om juga?"

San menganggukan kepalanya kemudian mendorong trolinya "sini belanja bareng" ajaknya.

Wooyoung ngikut aja, ia memilih buah buahan begitu juga dengan San.

"Mau masak Wooyoung?" Tanya San

"Enggak sih Om, tadi rencanya mau beli cemilan aja buat temen nonton film"

"Ayah Bunda belum pulang ya?"

Wooyoung mendecih "biarin sih, enggak pulang juga ga papa" Wooyoung memasukkan belanjaanya dengan kasar

"Jangan gitu, ntar ga pulang beneran gimana hayo??"

"Yaudah ga jadi kalo gitu" Wooyoung tersenyum tipis

San terkekeh "udah selesai belanjanya?"

"Udah kok Om" sadar jika ia sudah menyelesaikan kegiatan berbelanjanya ia berucap "Ehhhhhh?...kalo gitu Wooyong duluan ya Om" dengan gugup Wooyoung meninggalkan San.

"Heh kata siapa boleh duluan, sini biar Om yang bayar semua belanjaannya" San menarik troli Wooyoung.

"Eh Om, enggak usah. Ini banyak banget loh" Wooyoung berusaha menarik trolinya.

"Sttt udah, daripada uang jajannya kepotong" San menampilkan senyumnya.

'udah sih udah...berasa punya sugdad ini mah gue' Wooyoung meringis melihat San yang sudah berdiri didepan kasir.

Setelah menunggu proses pembayaran dikasir yang memakan waktu cukup lama, akhirnya mereka mendorong troli belanjaan mereka masing masing menuju parkiran.

"Makasih banyak ya Om" Wooyoung membungkuk menunjukkan rasa terimakasihnya kepada San.

"Ga papa Wooyoung" San mengelus kepala Wooyoung. "Mobil Wooyoung yang mana? Biar om bantu masukin belanjaanya" sambungnya.

"Wooyoung naik ojol Om"

"Ya udah, Om anter pulang"

'kuatkanlah hamba Ya Tuhan' rengek batin Wooyoung.

"Udah pesen ojolnya kok Om, ga papa" Wooyoung berusaha menolak, karena sejujurnya Wooyoung mau mau aja tapi tidak dengan perasaanya yang sedari tadi menjerit.

"Cancel." Final San

Wooyoung menurut, kemudian berjalan mengikuti San menuju kendaraan beroda empat dengan merk Mercedes Benz G Class.

'Om Sannnnnnnnn udah Om'

***


Keduanya telah sampai dikediaman Wooyoung. San membantu menurunkan belanjaan Wooyoung, dibantu oleh pak satpam.

"Udah semua kan?" Tanya San kepada Wooyoung yang dibalas anggukan oleh Wooyoung.

"Ya udah, Om pulang dulu ya" pamit San

Langkah San terhenti kala Wooyoung menahan pergelangan tangannya.

"Om...minum dulu...Wuyo bikinin minum" Wooyoung menundukkan kepalanya malu menatap San.

San terkekeh kemudian menepuk ujung kepala Wooyoung. "Boleh"

Setelah selesai membuatkan San minum, Wooyoung mendudukan dirinya disamping San.

"Thank you Wooyoung" San menyesap kopinya.

Wooyoung menahan semu yang ada dipipinya.

"Wooyoung dirumah sendiri ya?" San membuka pembicaraan.

Wooyoung mengangguk "Mbok sakit, biasanya temen temen nginep. tapi ya kali nginep terus, kata mereka gak enak kalo nginep terus..." jelas Wooyoung

"...tapi gak papa kok, ada pak satpam sama pak supri yang nemenin, jadi gak sendirian banget" sambung Wooyoung manatap San yang kini juga menatapnya dengan senyuman mautnya.

Wooyoung membuang muka "Mau liat film ga Om?" Cletuk Wooyoung karena kepalang salting.

San melihat jam yang melingkar ditangannya "Boleh"

Wooyoung mulai memutar film, ia mulai membuka cemilannya menyandarkan dirinya dibahu sofa.

"Mau ga Om?" Wooyoung menyodorkan cemilannya.

"Buat Wooyoung aja"

Sudah separuh film terputar Wooyoung tertidur dengan kepalanya yang terjatuh kesana kemari, melihat itu San menidurkan kepala Wooyoung dipundaknya.

'bayiiii'

Dirasa tak tahan karena melihat Wooyoung yang semakin pulas, San lantas memindahkan Wooyoung ke kamarnya.

Dengan pelan pelan San menidurkan Wooyoung, kemudian menutupi setengah badan Wooyoung dengan selimut, merapikan surai Wooyoung yang menutupi wajah cantiknya.

San beranjak menuju meja belajar Wooyoung, terdapat banyak bingkai foto masa kecil Wooyoung.

"Masih sama lucunya kaya 15 tahun lalu ternyata" San mengulas senyumnya.

Daddy's Buddy [Sanwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang