Special Chaper 2: Cheating?

2.4K 147 24
                                    

San tengah bersantai ditepi kolam renang seraya membaca bukunya. Menjemur dirinya dengan cahaya matahari pagi yang menyoroti tubuh atletisnya. 

"Aku cariin kemana ternyata disini toh" Wooyoung menghampirinya kemudian beringsut memeluk dirinya yang tengah tertidur di kursi jemur.

San mengalihkan bukunya sejenak mengecup bibir Wooyoung sekilas.

"Yechan belum bangun?"

"Belum"

Wooyoung kemudian mengelus elus janggutnya "Kamu kalo singletan kaya gini kaya bapak bapak"

"Kan emang udah bapak bapak sayang" San menutup bukunya, kemudian beralih mengelus surai Wooyoung.

"Iya juga ya" ujar Wooyoung disusul dengan kekehannya.
"Kaya uncle muthu" candanya kemudian.
"Tapi versi gantengnya"

San terkekeh mencubit pipi Wooyoung dengan gemas "Gemes banget sih kamu, padahal udah punya anak satu gemesnya ga ilang"

Wooyoung memanyunkan bibirnya "Gemes mana aku sama Yechan?"

"Pertanyaannya curang" San memalingkan wajahnya.

"Jawab! ato ku gigit tete kamu!" Ancam Wooyoung.

"Kamu" jawaban San mencari aman.
"Tapi Yechan juga, kamu nomer 1, Yechan nomer 0,99"

Wooyoung terkekeh seraya memukul dada San "Kok gitu sih"

"Sayanggggg" panggil Wooyoung kemudian.

"Kenapa sayangku?" San menggeser kepalanya guna menatap wajah Wooyoung.

"Long weekend kerumah ayah bunda yuk" ajak Wooyoung.

Tiba tiba ponsel San bergetar menandakan panggilan masuk.

"Bentar sayang"San menyuruh Wooyoung untuk beranjak dari atas tubuhnya

"Yes?" kemudian ia pergi menjauh dari Wooyoung yang berusaha menguping siapa yang tengah menelfonnya saat ini.

"Ekhmmmmm ditempat biasa ya, see you"

Ujaran San membuat Wooyoung mengeriyitkan dahinya penasaran,

"Siapa?" Tanya Wooyoung.

San beranjak mengelus pipi Wooyoung "Klien sayang"

Wooyoung menganggukan kepalanya paham.

"Jadi ketempat ayah bunda gak?"

"Jadiii!!!"

San mengulas senyumnya "Aku anterin aja ya? Nanti aku nyusul kok, aku ada janji"

"Beneran loh ya nyusul?" Wooyoung mencebikan bibirnya lantaran San akhir akhir ini sibuk bekerja dibandingkan quality time bersamanya.

"Iya sayang"

"Aku bangunin Yechan dulu" Wooyoung kemudian beranjak menuju kamar sang anak.

San mengelus dadanya bernafas dengan lega.

"Untung ga kedengeran"


***

Tengah malam Wooyoung terbangun dari tidurnya kala merasakan haus dan sesak akibat sosok yang memeluknya dengan erat.

Wooyoung dengan perlahan mengalihkan tangan San, beranjak mengambil ponsel San yang sedari tadi menyala mencuri atensinya, menampilkan beberapa notif pesan masuk.

Baby<3
"Sayang, are ya already home?"

"Nice to see you again Mr. Choi"

"Thank you for making me feels so good tonight"

"See you in hotel room, my legs are always wide open for ya"

"Love you honey♡"

Wooyoung sekuat tenga menutup mulutnya dengan tangannya rapat rapat, menahan tangisnya yang sepertinya akan meledak.

Kecurigaanya akhir akhir ini ternyata benar, suaminya sudah main dibelakang tanpa sepengetahuannya.

Ia menoleh kearah San kala merasakan pergerakan dari sang suami yang meraba raba kasur mencari dirinya yang tengah terduduk ditepi ranjang.

Ia kemudian kembali merebakan dirinya.

"What's wrong sayang?" Lirih San kemudian beringsut memeluknya serta mengecup tekuknya.

Wooyoung berpura pura tidur seraya menahan isak tangisnya.


***


San mengerjap kerjapkan matanya kala mendengar isak tangis mengudara di ruangan kamar tidur.

"Yechan?" San mendudukan dirinya seraya mengucek matanya, berusaha menjernihkan pandangannya.

"Hiksssssssss"

"Sayang?" San kemudian beranjak menghampiri Wooyoung yang tengah terduduk di tepi rajang seraya menangis tersedu sedu.

"Kamu kenapa sayang?? Ada yang sakit?" San panik lantaran Wooyoung sudah menangis dipagi hari.

"Hikssss...jangan sentuh aku!" Wooyoung menepis tangan San.

San kemudian beranjak turun dari ranjang, berjongkok dihadapan Wooyoung seraya mengenggam tangan sang istri, memberinya elusan hangat.

"Sayang kamu kenapa nangis hmmm?? Ada yang sakit? Ada yang bikin kamu sakit?" Tanyanya sekali lagi.

Wooyoung tak menjawabnya melainkan masih terisak seraya mengatur nafasnya yang begitu mencekatnya.

"Hiksssss...kamu jahat! Kamu jahat banget!! I hate you!!"

San mengeriyitkan dahinya, ia sudah benar benar panik "Aku ada salah ya sayang?? Bilang dong aku salahnya dimana biar aku bisa tau"

"Udahlah ga usah sok baik! Kamu kalo udah ga sayang tuh tinggal bilang!" Wooyoung kemudian beranjak pergi meninggalkan San.

San kemudian bergegas mengejar Wooyoung yang sudah beranjak keluar kamar, menuruni anak tangga masih dengan tangisannya.

"Sayang jangan gitu dong" San menahan lengan Wooyoung.

Wooyoung menatap San tajam "Jangan sentuh aku, aku bilang!" Kemudian menarik tangannya paksa.

"Wooyoung kalo aku ada salah bilang, please" 

Aksi kejar kejaran mereka tentu tak luput dari perhatian Hongjoong dan Seonghwa yang tengah bermain bersama Yechan diruang tv.

"Hey hey hey kenapa ini" ujar Hongjoong karena Wooyoung sudah menghampirinya lalu memeluknya dengan erat seraya menangis dengan nafas yang tersengal sengal.

San menyugar rambutnya kala Hongjoong sudah menatapnya dengan tajam.

"Bang gu-"

"Hiksssss....ayah San jahat, San udah ngehianatin Wooyoung, San main dibelakang Wooyoung ayah hiksssss" adu Wooyoung kepada ayahnya

"Grandma ayah sama mama kenapa?" Tanya Yechan kepada Seonghwa dengan polosnya.

"Ga papa sayang, ikut sus dulu ya" Seonghwa mengisyaratkan suster untuk membawa Yechan pergi dari situasi yang tak mengenakkan ini.

Seonghwa kemudian menghampiri Hongjoong dan Wooyoung, beralih menarik Wooyoung kedalam pelukannya.

"San???" Hongjoong sudah mengepalkan tangannya kuat kuat.

"Bang sumpah gu-"

"Lo apain lagi anak gue anjing???!??" Hongjoong beringsut mencengkram kaus San.

"Bang gue bisa jelasin"

"MAKSUD DARI WOOYOUNG BILANG LO MAIN DIBELAKANG APA??!?? LO SELINGKUH??! HUH?!?"

Hongjoong sudah bersiap melayangkan pukulannya kepada San.

"GUE GAK AKAN NGASIH LO AMPUNAN LAGI CHOI SAN!"














Selamat malam🙏🏻 jangan lupa tidur😘

📢 Dikasih ingfo maszzeeehhh:
aku ada book baru bisa diintip ya😉 diintip dulu boleh kok, dibaca kapan kapan juga boleh😊

Daddy's Buddy [Sanwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang