21.

2.6K 216 26
                                    

Hongjoong dengan tergesa memasukkan barang bawaannya kedalam koper

"Sayang?" Seonghwa yang baru membuka matanya heran dengan gelagat sang suami.

"Aduh sayang aku tiba tiba ada meeting, mau di reschedule ga bisa"

Seonghwa beranjak menyibak selimutnya "Berarti pulang sekarang kita?"

"Iya sayang, maaf ya kita pulang lebih awal. Atau kalo kamu mau kamu disini dulu aja nemenin mama papa, ntar kalo aku udah selesai meeting aku balik lagi ke sini. Gimana?"

Seonghwa berpikir sejenak, jujur dirinya ingin lebih lama tinggal dirumah orang tuanya, namun disisi lain pula dirinya sudah sangat merindukan anak semata wayangnya.

"Aku ikut pulang aja deh, aku udah kangen Wuyo" Seonghwa memasang raut sedihnya.

Hongjoong menghampiri Seonghwa membelai surai sang pujaan hati "Padahal baru 3 hari loh sayang...udah kangen aja, ya udah yuk pamit papa mama"

***

"Wow I didn't expect you guys to go that far"
"Any explain?"
Seonghwa bersedekap dada, menatap pemandangan yang membuat mata dan suasana hatinya memanas.

Disuguhi dengan pemandangan anak kesayangannya yang sedang bercumbu liar dengan salah satu teman dekatnya, ia tak bisa menerimanya begitu saja. Suasana hatinya berubah menjadi keruh, Bagaimana bisa mereka sejauh dan sedekat itu tanpa sepengetahuannya?

Ia tak menyukainya sama sekali. bagaimana ia tau persis sifat dan kebiasaan buruk teman dekat suaminya sekaligus dirinya.

"Udah berapa lama?" Seonghwa kembali bertanya dengan nada kurang mengenakkan dirungu lantaran sosok yang ditanyai masih diam mematung.

Suasana berubah ketika Hongjoong yang tiba tiba datang memasuki rumah.

Merasakan atmonsfir yang menegangkan Hongjoong kebingungan, dengan posisi Seonghwa yang menatap Wooyoung dan San yang berdiri sebelahan dengan mata memerahnya.

"Ada apa ni?" Tanya Hongjoong berjalan ketengah tengah diantara mereka.

"Ask ur son and ur best fuckin' friend" ketus Seonghwa

Hongjoong makin kebingungan "San?"

San dengan keberanianya akhirnya membuka suaranya "Gue bakal jelasin semuanya"

"Jelasin! Apa yang udah kalian lakuin berdua selama kita tinggal!?" Seonghwa masih dengan nada ketusnya.

San menarik nafasnya dalam dalam, menggenggam erat tangan Wooyoung yang sedari tadi tubuhnya bergetar lantaran takut dengan raut marah sang bunda.

"We're 'more that you think' and yes we're already dating. Kita sama sama punya perasaan yang mungkin bakalan buat kal-"

"Even with ur daddy friend Wooyoung?!!?" Hongjoong memutus ucapan San, dirinya juga tersulut emosi begitu mendengar kata 'dating', sama halnya dengan Seonghwa, ia keheranan. Bagaimana mungkin anaknya memiliki hubungan special dengan teman dekatnya.

Wooyoung masih menundukkan kepalanya, tak berani mengangkatnya bahkan menatap raut kedua orang tuanya, tubuhnya sudah bergetar hebat.

San maju selangkah mendekat pada Hongjoong "Please don't blame him, it's my fault. I'm sorry"

Hongjoong menatap San tak percaya "Lo bilang apa?!?? Sorry??!?? I don't need an apology San!"

Seonghwa yang sedari tadi gatal ingin menampar pipi San, melangkahkan dirinya. Mendekat kearah San.

Plak

Wooyoung mengangkat kepalanya kala mendengar suara tamparan keras yang Seonghwa layangkan kepada San, ia dengan instingnya hendak berjalan menghampiri San

"Stop disana Wooyoung!" Titah Seonghwa

Wooyoung kemudian menghentukan langkahnya, mengikuti perkataan Seonghwa. Rasa takut membuat pikirannya kosong.

"Sejauh apa San?? Lo udah apain anak gue hmmm?? Lo bahkan berani sentuh anak gue yang mana lo gak pernah sama sekali nyentuh mantan mantan lo sebelumnya, lo pikir anak gue murahan San?? Lo pikir anak gue barang yang berhak lo sentuh seenak jidat lo?!???" Emosi Seonghwa memuncak, ia menarik kerah San.

"I'm really sorry" San menundukkan kepalanya, pasrah dengan apa yang akan terjadi

"I SAID I DON'T NEED AN APOLOGY CHOI SAN? ARE U DEAF?" Hongjoong meninggikan suaranya.

Mendengar Hongjong dan Seonghwa yang sedari tadi membentak dan memarahi San. Wooyoung terisak, tak kuasa mendengar segala perkataan orang tuanya yang menyalahkan San, seolah olah hanya San yang bersalah. Tidak, ini salahnya. Tak sepatutnya orang tuanya membelanya dan hanya memarahi San. Ia juga harus pantas mendapatkan amarah kedua orang tuanya

Seandainya ia tak mengajak San dan membujuk San untuk menginap dirumahnya malam ini, pasti hal yang tak diinginkan selama ini tidak terjadi. Tidak, itu opsi yang salah pula, seandainya dirinya dari awal tak memiliki perasaan terhadap teman kedua orang tuanya pasti ini tak akan terjadi.

Tapi perasaan tak dapat disalahkan begitu saja.

"Ayah, Bunda. Stop nyalahin San, Wooyoung juga salah disini" dengan bergetar Wooyoung akhirnya berani membuka suaranya.

Hongjoong dan Seonghwa menoleh, menatap Wooyoung dengan air mata yang mengalir deras dipipinya.

"San?? Not with 'Om'??" Hongjoong berucap dengan penuh penekanan disetiap katanya dan menatap tajam Wooyoung.

Wooyoung memberanikan dirinya menghampiri kedua orang tuanya. Ingin berhadapan langsung dengan kedua orang tuanya. Dan ketika tangan San yang terulur untuk mencoba menghentikannya ia tepis begitu saja.

Wooyoung yang sudah face to face dengan Hongjoong kemudian berucap "Salahin Wooyoung ayah bunda, salahin Wooyoung...salahin perasaan Wooyoung...salahin semuanya ke Wooyoung, Wooyoung yang memulai duluan, Wooyoung yang pertama mengutarakan perasaan Wooyoung, Wooyoung bahagia Ayah Bunda, Wooyoung menemukan kebahagiaan Wooyoung..salahkan Wooyoung bahagia?hmmmmhh? hikssss" selanjutnya Wooyoung tak mampu menahan tangisnya.

San hendak menghampiri Wooyoung untuk menarik kedalam pelukannya sudah tercuri start oleh Seonghwa.

Seonghwa memeluk Wooyoung dengan erat, mengelus surai panjang sang putra "I'm sorry my dear"

Wooyoung terisak dalam dekapan sang bunda, dekapan yang sedikit membantu menghangatkan dirinya.

Hongjoong mengusap wajahnya kasar "San. Ikut gue!"

San menurut, mengikuti Hongjoong yang mungkin akan membawanya keruangan kerjanya, bahkan dirinya sudah siap jika Hongjoong akan memukulnya habis habisan. Dirinya sudah benar benar siap. Ia akan siap menanggungnya, apapun demi Wooyoung.

"How can you..."
"Fuck!" Hongjoong menendang kursi kerjanya.

San berjengit "gue bener bener  minta maaf bang" ujarnya kemudian.

"Lo tolol? atau pikun sih San, dimana otak cerdas yang lo banggakan itu? Kemana perginya hmmm?" Hongjoong menjeda ucapannya sebentar menghela nafasnya lantaran ia terlalu capek dengan fakta yang baru saja ia hadapi saat ini.

"Lo ga inget apa?!? Wooyoung hampir jadi anak lo?"



















Hai? Minal aidzin wal faidzin ya sobat sobatku🙏🏻

Maafkan aku yang harus membuat kopel om om dan anak kicik binal 'usni'😞🙏🏻

Daddy's Buddy [Sanwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang