20.

3.1K 218 18
                                    

San menggenggam erat tangan Wooyoung, memasuki lapangan luas dengan rerumputan yang tumbuh rapi disetiap liang tanah. 

Inilah 'sesuatu tempat' yang San maksud, tempat istimewa baginya, tempat dimana dirinya harus rela berpisah dengan dua orang terkasihnya.

"I'm here dad and mom" San menaruh satu bucket bunga pada gundukan luas bertuliskan 'Rest In Peace Mr & Mrs Choi'

"Aku kesini lagi tapi ga sendirian, aku bawa orang yang paling aku sayang, orang yang selalu aku ceritain setiap aku kesini. Kenalin dia calon mantu kalian, Wooyoung" San melirik Wooyoung dengan senyum hangatnya.

Wooyoung ikut berjongkok "Hai papa mama San! aku Wooyoung, yang diomongin San lebay pah, mah...masih pacar kok..." ia memutus ucapannya sebentar.
"Soalnya anak papa mama belum ngelamar Wooyoung" Wooyoung melanjutkan ucapnnya dengan suara lirih.

San terkekeh dengan tingkah Wooyoung "Tuh...lucu kan pah, mah kaya yang San bilang"

Mereka larut dalam obrolan sepihak mereka, San yakin orang tuanya mendengar setiap ceritanya.

15 tahun hidup sendiri tanpa orang tua disisinya benar benar membuatnya mendewasakan diri, dengan pikiran orang tuanya yang selalu ada disisinya setiap saat membuat San memiliki keyakinan bahwa orang tuanya tak akan meninggalkannya berjalan sendirian, mereka akan menuntun dsn mengikuti jalan mana yang akan San tempuh, kepergian orang tuanya tak seharusnya menghalangi jalannya. San meyakini itu.

Wooyoung memeluk San kala melihat sang kekasih mulai menitikkan air matanya.

"Hey it's okey, i'm here" bisiknya.

San menyunggingkan senyumnya, ia tak boleh terlihat lemah dihadapan Wooyoung, ia mengelap air matanya,
"Udah yuk" ajaknya kemudian

"Udah dulu ya pah, mah. aku pamit pergi dulu. I love u both as always. i'll back again" ucap San

"Dadah~ papa mama"

San kembali menggandeng erat tangan sang pujaan hati, senyum hangat saling mereka lontarkan.

San menghentikan langkahnya kala ia melihat bangku kayu panjang yang sudah tua dibawah pohon rindang dengan dedaunan kering yang berserakan.

"Remember this place?" Ucap San melangkahkan kakinya mendekat pada bangku tua

Wooyoung mengerutkan dahinya, menggelengkan kepalanya.

"Here's where we first met"

Wooyoung membulatkan matanya, nampaknya teringat memori lamanya
"Ahhhhhh...kamu yang nangis terus aku kasih permen itu??"

San menganggukan kepalanya "inget?"

"Eungg, masih muda bangetttt. Masih krempeng, kecil, tirus terus gimana lagi yaa...lupaaa, beda bangett" ucap Wooyoung

"Thank you Wooyoung, berkat kamu waktu itu aku jadi ngerubah pola pikir aku, berkat kamu juga aku jadi kaya gini, jadi pacar yang selalu kamu puji, padahal kamu yang seharusnya pantes aku puji puji. Thank you so much my love" San memeluk erat Wooyoung.

"Jangan gitu dong...nanti aku nangis"

San menangkup kedua pipi Wooyoung "Jangan nangis dulu, aku mau ngajak kamu ke satu tampat lagi. Yuk?" ia menarik tangan Wooyoung

"Kemanaaaa??"

"You'll love it!"

***

San never betrayed. Wooyoung menyukainya, menyukai tempat kemana San mengajaknya, ia benar benar menyukainya.

Hamparan ombak memecah terumbu karang, angin semilir yang berhembus menusuk kulit, serta pantulan sinar matahari tenggelam, membuat suasana golden hour di sore hari yang memanjakan mata.

Satu hal yang perlu diingat, Wooyoung sangat menyukai pantai.

"Suka?"

"I like it! No! I love it!" Ucapnya dengan semangat.

San memeluk Wooyoung dari belakang, menyalurkan kehangatan pada sang kekasih.

"Beautiful" lirih San

"Yeah you right" saut Wooyoung seraya mengelus lengan sang kekasih.

"I mean...you"

Wooyoung membalikan badannya, menatap sang kekasih kemudian mendorongnya, lantaran dirinya salah tingkah
"Apaan gombalnya garing!"
"Take a photo of me" titahnya kemudian

San menahan tangan Wooyoung yang hendak berjalan mendekati bibir pantai. Kemudian ia berjongkok dihadapan Wooyoung.

"Wooyoung..." Panggilnya

Wooyoung kebingungan, memasang raut penuh tanya, jantungnya berdebar.

"Wooyoung, i want you to stay with me forever until i die" ucap San seraya mengeluarkan 1 kotak berisi kalung dengan hiasan cincin yang tergantung.

Wooyoung menatap San tak percaya "Are you proposing to me now?"

"Yeahh...you could say that, aku ga pandai ngerangkai kata kata...maaf kalo ini kurang romantis, will yo--"

"i do!" saut Wooyoung
"I do with all of my heart Choi San, i do! i do! i do!" Sambungnya

San tersenyum bahagia kemudian memeluk erat sang pemilik hatinya, person who he loves the most.

"Thank you, i love you so much Wooyoung. Promise me you'll stay with me" bisiknya

"I'll stay with you for the rest of my life Choi San, i love you too!"

San melepaskan pelukannya, memakaikan kalung yang menjadi tanda bahwa Wooyoung akan sepenuhnya miliknya.

Wooyoung memasang raut bahagianya, ia tak menyangka bahwa hubungannya akan melangkah selangkah lebih dekat.

Mereka saling bertukar pandang, melempar senyuman hangat yang menjadi komunikasi keduanya untuk memulai menautkan bibir mereka.

Tautan bibir tanpa nafsu, halus, lembut, serta dalam, sedalam cinta mereka yang tertanam pada hati mereka masing masing.

Ombak, suara angin yang menderu, serta matahari yang sebentar lagi akan menyembunyikan cahaya indahnya. Menjadi saksi dari dua insan yang saling mengikat, memperdalam rasa cinta mereka.

Kekehan disela sela tautan mereka membuat mereka nampak begitu bahagia.

"Thank you and I love you" dua kalimat tak henti hentinya selalu San ucapkan kepada Wooyoung.

***

San terus mendorong Wooyoung, menuntunnya untuk memojokkannya menubruk dinding. Nafas mereka terengah engah lantaran mereka menautkan bibir mereka dengan rakus dan terburu buru begitu memasuki rumah.

Wooyoung meremas dan mengacak acak surai San

"Eunghhhhhhhh" lenguhnya kala San meremat pinggangnya.

"Wow I didn't expect you guys to go that far"
"Any explain?"









selamat malam🙇🏻‍♀️🙏🏻

Daddy's Buddy [Sanwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang