Special Chapter 3: What are you trying to hide?

2.3K 146 20
                                    

San sudah berlutut dihadapan Hongjoong, Seonghwa serta Wooyoung yang masih setia terisak dalam dekapan Seonghwa.

"MINTA MAAF DENGAN TULUS KE KITA SEKARANG JUGA!" titah Hongjoong dengan suara lantangnya.

San menunduk "Saya Choi San, dengan tulus meminta maaf kepada Kim Hongjoong dan Kim Seonghwa terutama kepada Wooyoung istri saya, karena saya telah berselingkuh dengan wanita lain dan menidurinya di hotel walaupun itu hanya terjadi di mimpi Wooyoung semalam hingga menyakiti hati Wooyoung serta membuatnya menangis dan saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi . Sekali lagi saya minta maaf sebesar besarnya"

"Berdiri!" Titah Hongjoong.

"Cium tangan Wooyoung dan minta maaf sekali lagi sampe Wooyoung maafin lo!" Sambung Hongjoong kemudian menarik Seonghwa untuk meninggalkan Wooyoung dan San menyelesaikan masalah mereka

San berjalan kehadapan Wooyoung, kemudian berlutut mengenggam kedua tangan Wooyoung.

"Sayang aku minta maaf yang sebesar besarnya ya, maafin aku ya sayang" San mengecup kedua tangan Wooyoung, meminta maaf dengan benar benar tulus. Bahkan rautnya sudah kacau karena merasa bersalah.

Wooyoung malah makin menangis kemudian memeluk San "Huaaaaaaaa kamu jahatttt!!!"

San mengelus punggung Wooyoung dengan perlahan "Sssttttt udah dong, maafin aku ya sayang"

"Janji ga diulangi?" Wooyoung beralih menatap San.

"Janji" San mengulurkan kelingkingnya.

"Cium" pinta Wooyoung seraya memanyunkan bibirnya.

San kemudian mengecup bibir Wooyoung sekilas.

"Udah ya jangan nangis, kamu kalo nangis aku nya juga ikut sedih" San mengelap air mata Wooyoung dengan ibu jarinya.
"Aku bener bener takut aku pikir kamu kenapa" San menundukkan kepalanya.

"Lagian kamu sus banget, setiap ada yang telfon mesti ngejauh dari aku. Jarang pulang awal, weekend juga ga libur, diajak pillow talk juga ga mau alesannya capek mantauin proyek. Gimana aku ga kepikiran tentang itu sampe kebawa mimpi coba. Aku cuman mau berduaan sama kamu, ceritain hal hal random kaya dulu, aku cuman pengen itu Choi San" Wooyoung meluapkan isi hatinya yang sudah ia pendam lebih dari 2 minggu ini.

"Sayang, maaf ya kalo kamu ngerasa aku cuekin, terus jadinya kamu ngerasa kesepian sampe kepikiran dan kebawa mimpi yang enggak enggak. Aku minta maaf banget, mau ikut aku kerja? Biar aku tunjukin apa yang baru perusahaan aku garap. I also have a surprise for you" jelas San berusaha menenangkan Wooyoung.

"Mauuuu"

"Mandi dulu yuk, habis itu kita berangkat"

"Gendong" Ujar Wooyoung dengan manja.

San mengulas senyumnya kemudian mengangkat Wooyoung, menggendongnya seperti koala.

"Mandi bareng ya" bisik Wooyoung

***

San menggandeng tangan Wooyoung, memasuki area proyek yang sedang San dan rekan kerjanya kerjakan.

"Pakai dulu helmnya sayang" San memakaikan Wooyoung helm proyek.

"What is this?"

"Sebenernya aku mau sembunyiin ini dari kamu buat surprise hadiah ultah kamu, tapi udah keduluan ketauan kayanya" ucap San.

"Jangan bilang kamu?!?" Wooyoung menatap San.

"Iya. Maaf ya" San dengan senyumannya.

"Kamu mah, aku waktu itu cuman berangan angan doang malah beneran dibikinin" Wooyoung memukul dada San.

"Hehehe"

"Mr. Choi" panggil seseorang yang membuat San dan Wooyoung menoleh secara bersamaan.

"Ah Yeji, Wooyoung kenalin ini Yeji. Sepupu aku sekaligus architect engineering dari proyek ini, yaa...bisa dibilang yang bantu aku susun rencana proyek ini"

Wooyoung dengan segera mengulurkan tangannya, menjabat tangan wanita yang berdiri dihadapan mereka "Halo aku Wooyoung, nice to see you"

"Hai Wooyoung, nice to see you too" sapa Yeji dengan ramahnya.

"How is the project going Yeji? Udah berjalan berapa persen kira kira?" Tanya San kepada sepupu sekaligus partner kerjanya itu.

"Mmmmmmm 70% an lah" jawab Yeji.

"Bagus deh, kal-"

"Mr. Choi" panggil seseorang yang berlari menuju arah San, meminta San untuk memantau atau mengecek sesuatu yang tengah mereka kerjakan.

"Kalian ngobrol ngobrol dulu berdua" pamit San sebelum ikut pergi bersama karyawannya.

Wooyoung menganggukan kepalanya paham.

"Hmmmhhh beruntung banget San bisa dapet orang baik kaya kamu Wooyoung" ujar Yeji tanpa menatap Wooyoung, menatap lurus bangunan setengah jadi yang berdiri tepat dihadapan mereka.

"Kamu juga orang baik kok Yeji" ucap Wooyoung.

Yeji terkekeh "Aku awalnya ngira San yang punya ide ini karena dia dulu pernah nyuruh aku cari data seluruh panti asuhan yang ada disini, ternyata aku salah. San ngasih tau aku kalo ini ide kamu yang kepengen ngebangun panti asuhan baru buat suster dan adik adik kamu dulu sekaligus sekolah buat mereka. Aku salut banget sama kamu Woo, you has a kind heart"

Wooyoung tersenyum simpul mendengar ujaran Yeji "Thank You! Ya walaupun itu awalnya cuman angan angan ku aja, aku bahkan udah nabung buat suatu saat kalo tabungan aku bener bener udah cukup buat ngewujudin ini semua. Ini cuma balasanku buat mereka karena udah ngerawat aku dengan baik" jelasnya kemudian.

"Udah keduluan San ya?" Kekeh Yeji.

"Gila emang orangnya" canda Wooyoung

"Tau gak? San bahkan juga seserius itu waktu nyusun rencana proyek ini, bahkan dia rela masuk di hari weekend cuman karena nyiapin ini semua buat kamu, dia takut banget kalo jadinya telat waktu hari h ultah kamu" ujar Yeji disusul dengan kekehannya lagi.

Wooyoung ikut terkekeh, kemudian mengembuskan nafasnya dengan kasar "Hmmmmmhh ini toh yang lagi dia sembunyiin"

***

San dan Wooyoung sudah berada didalam mobil, bersiap untuk kembali pulang kerumah sang orang tua.

"Thank you" ucap Wooyoung secara tiba tiba kepada San.

"It's okey sayang, maaf ya aku nyembunyiin ini dari kamu" San mengelus pipi Wooyoung.

"Ga papa, justru aku ya minta maaf malah ga jadi kamu jadiin surprise buat aku dan maaf juga aku udah bikin kamu kena marah ayah tadi pagi" Wooyoung melengkungkan bibirnya, memasang raut sedihnya.

San beralih menyelipkan surai panjang Wooyoung ditelinganya "Ga papa sayang"

Wooyoung menepuk nepuk pundak San, menyuruh sang suami untuk mendekat.

Mwah!

"I love you! A lot!" Ucap Wooyoung kemudian.

San menyunggingkan senyumannya "I love you too my love" Kemudian menarik dagu Wooyoung, menautkan bibir mereka. Mengajak duel lidah Wooyoung tanpa basa basi.

Wooyoung melepas seatbeltnya, beranjak beralih duduk dipangkuan sang suami yang masih mengajaknya beradu lidah.

San meremas pinggang Wooyoung, sesekali memberinya usapan disana agar Wooyoung merasakan afeksi yang ia berikan.

"Mmmmmhhhhhhhhhh" lenguh Wooyoung yang sudah keenakan hanya karena San sudah beralih mengusap usap putingnya.

Wooyoung melepaskan tautan bibir mereka "I have a punishment for you" bisiknya dengan suara menggoda tepat ditelinga San.

"What is that?" San meremat bokong Wooyoung.

"Let's go to the hotel room Mr. Choi" Wooyoung menjilat telinga San yang sudah memerah.

"Can't wait"


















ib: tiktok

Selamat malam🤍 have a nys dream😉✌🏻

Daddy's Buddy [Sanwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang