36.

2.6K 186 12
                                    

Sesuai dengan perintah Hongjoong, hari berikutnya San dan Hongjoong tengah duduk bersama di kursi halaman belakang dengan menyesap nikotin mereka masing masing.

Pada awalnya mereka hanya saling diam dan tak ada yang bersuara, hanya terdengar kicauan burung peliharaan Hongjoong.

San ragu, untuk membuka suaranya. Takut bila tak sopan memulai pembicaraan sebelum orang yang mengajaknya bicara, membuka suara.

"Gue mau lo nikahin Wooyoung secepatnya" Hongjoong akhirnya membuka suaranya setelah menyalakan rokok keduanya.

"Tanpa lo suruh juga gue berniat nikahin Wooyoung secepetnya bang" San kiuk, tak berani menoleh maupun menatap Hongjoong.

"Gue harap lo ga bakal ninggalin Wooyoung apapun yang terjadi, jangan buat dia ngerasa kesepian, buat Wooyoung sebahagia mungkin, buat dia tertawa, buat dia merasa disayangi, buat dia jangan netesin air mata sedikit pun.  Gue cuman mau lo bisa lakuin itu semua."

San mengangguk mengerti "Gue janji bang. Gue juga ga mau liat Wooyoung sedih ataupun merasa sendiri, cause he didn't deserve it. Sekalinya gue buat Wooyoung sedih, nangis, atau bahkan sakit hati, gue ga papa kalo semisal lo bunuh gue saat itu juga bang"

Hongjoong tertawa remeh "Gue ga sekejam itu"

Selanjutnya Hongjoong menceritakan tentang alasan dirinya yang tak menyukai hubungan keduanya pada awalnya. Kemudian berlanjut menceritakan kisah cinta ayah kandung Wooyoung yang tak dinormalisasi oleh masyarakat karena minimnya opini positif tentang hubungan dengan jarak usai yang berbeda jauh, yang mana membuat mereka memandang sebelah mata.

"...dan gue juga udah tau Wooyoung pernah dapet komentar aneh aneh, gue dapet laporan dari Mingi. But, don't make it as ur fault San. Buktiin kalo kalian bisa, buktiin ke mereka kalo age gap itu bukan hal yang perlu dipermasalahkan untuk saling mencintai. Support and always be there for Wooyoung"

"Pasti bang. Gue ga akan buat Wooyoung ngalamin itu lagi, gue bahkan bakal nempuh jalur hukum kalo memang udah keterlaluan dan ngebuat Wooyoung bener bener feel bad"

"Lebay, Bulol" Ejek sinis Hongjoong

"Lah, orang sini serius ngomongnya, dikatain lebay ama bulol" San tak terima ikut melempar tatapan sinis pada Hongjoong.

"Wooyoung tetep milik gue. Walaupun dihatinya udah ada pengganti gue dan itu adalah lo, dia tetep milik gue. Anak kecil gue, anak kesayangan gue yang belum puas gue manjaain. Dan gue minta maaf kalo semisal lo berdua harus ldr sebagai pasusu, karena gue pengen Wooyoung selesain studinya disini dan tetep sama gue lebih lama walau sekarang hubungan antar ayah dan anak gue renggang"

San tersenyum miring "Tenang bang, urusan pekerjaan gue itu gampang. Gue tetep mau disisi Wooyoung dan gue juga ga bakal ngebuat lo merasa tergantikan ama gue, gue ga bakal nempelin Wooyoung terus. Gue janji"

Hongjoong berdehem "Ekhmmmm...lo boleh tinggal disini kalo lo mau" kemudian ia berdiri seraya mematikan putung rokoknya, hendak masuk kedalam rumah.

Mata San melotot, menatap Hongjoong yang tengah membuang muka "So, from now on can i call u 'ayah'?" Gurau San.

Hongjoong menatap San dengan tatapan tajam dan menusuk ulu hati "Matamu!" Kemudian ia beranjak masuk meninggalkan San yang tengah tertawa kecil.

"Jadi menantu temen sendiri memanglah epical glory"

***


Wooyoung sedari tadi menguping pembicaraan sang ayah dan sang kekasih, walau terdengar samar samar namun ia tau inti dari pembicaraan mereka.

Daddy's Buddy [Sanwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang