35.

2.9K 217 19
                                    

San yang tengah melaksanakan meeting, terpaksa izin mundur meninggalkan meeting sejenak, lantaran harus mengangkat telfon yang membuat ponselnya bergetar berkali kali.

'Bang Hong? Tumben banget?'

"Halo Bang Hong?"

"San, Wooyoung butuh lo" setelahnya Hongjoong memutuskan telfonnya, membuat San kebingungan.

Kemudian ia mengingat kembali bahwa sebelum meeting ia melakukan video call bersama Wooyoung dan kekasihnya mengatakan bahwa dirinya sedang sakit punggung dan mual. Seketika dirinya panik bila ternyata Wooyoung benar benar sakit.

"Sial"

Ia kembali memasuki ruangan meeting dengan wajah paniknya, membuat peserta meeting dibuat keheranan dan saling melempar pandang.

"Ada yang mengganggu pak?" Tanya Eric, sang seketaris barunya.

"Saya mohon maaf harus menghentikan dan membatalkan meeting yang sedang berlanjut dan saya minta tolong untuk mengundurnya lusa via google meet, saya ada kepentingan lain. Saya sekali lagi minta maaf" ucapnya pada seluruh peserta meeting

"Eric tolong carikan penerbangan ke Indonesia buat saya, kalo bisa secepatnya" bisik San kepada seketarisnya.

"Baik pak"

Kemudian San berlari menuju lantai satu untuk segera menaiki mobilnya menuju bandara.

"Antar saya ke bandara" ucapnya pada sang supir.

San panik lantaran Wooyoung tak menjawab chat dan panggilannya yang berkali kali ia kirimkan. Beruntung seketarisnya bekerja dengan cepat yang membuatnya langsung mendapatkan flight saat itu juga.

"Tolong percepat lagi, flight saya 30 menit lagi" ia melonggarkan dasinya, panik membuat nafasnya tercekat.

***

Berkali kali Seonghwa mengelus perut Wooyoung, merebahkan dirinya disamping sang anak. Memberikan kenyamanan bagi Wooyoung.

"Gimana rasanya sayang?" Tanyanya

"Seneng, tapi aku takut juga bunda" jawab Wooyoung

"Kenapa takut? Apa yang kamu takutin sayang?" Seonghwa kini berbalik mengelus surai lembut Wooyoung.

Wooyoung ragu untuk mengatakannya "Eummmmmmm, aku takut kalo ga bisa jaga bayi ini" ucapnya seraya memegangi perutnya yang masih datar.

Seonghwa membalikkan badannya, merengkuh kepala Wooyoung seraya mengelus punggung Wooyoung.

"Sayang denger, dulu bunda juga ngalamin hal yang sama kaya kamu. Bunda dulu juga hamil waktu bunda mau masuk awal semester pendidikan magister, waktu itu bunda juga terlalu bersemangat buat menyambut kehadiran anak bunda yang udah bunda bayangin lucunya kaya apa. Tapi disisi lain bunda juga terlalu takut kalo semisal bunda gagal menjaga bayinya, dan ketakutan bunda yang berlebihan buat bunda kehilangan bayi bunda yang berusia 3 bulan. Bunda juga ga bisa salahin bayinya, bunda hanya bisa salahin diri bunda sendiri yang terlalu mikirin khawatir sama bayinya akan kenapa napa kalau aku gini gitu dan itu juga udah takdir bunda belum bisa menjaga malaikat kecil bunda dengan baik. Tapi Tuhan memberikan takdir lain, dengan menghadirkan malaikat kecil yang lucu, manis, gemesin, kaya kamu. Bunda seneng karena habis itu kamu dateng ke kehidupan bunda, bunda seneng banget, bunda bersyukur, bahkan kamu tetep menjadi anak kesayangan bunda sampai saat ini. Jadi, jangan terlalu khawatir ya sayang. Ga papa sekali kali khawatir tapi jangan dipikirin sampe kamunya stress, kamu anak bunda yang paling kuatttt. Bunda bakal siap sedia bantu kamu kalau kamu butuh ini itu" Seonghwa kemudian mengecup pucuk kepala Wooyoung.

Daddy's Buddy [Sanwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang