Hari hari Wooyoung jalani dengan tak bersemangat, bahkan dirinya sering menyendiri. Ia menjadi sering bengong dan tiba tiba menangis. Tak semudah itu ia melupakan sosok cinta pertamanya.
Yeosang yang dengan setia datang mengunjungi dan menemani sahabat, serta selalu berusaha membujuk, memberi semangat Wooyoung untuk kembali pada dirinya yang dulu. Namun sepertinya Wooyoung tak bisa.
"Sang...gimana gue bisa ngelupain kalo gue cinta bangettt sama Om San" Wooyoung menangis dalam dekapan Yeosang.
"Suutttt udah ya, lo ga harus ngelupain kok. It's alright, pelan pelan"
"I can't Sang, i love him so much...i want to meet him, gue pengen nyusul ke sana Sang" Wooyoung menangis membasahi baju Yeosang.
Yeosang menangkup pipi Wooyoung, menghapus air mata sang sahabat yang mengalir deras "Hey! Kita ada disini, kita selalu disisi lo Woo. Everything what u need bakal sebisa mungkin kita bantu, oke! Jangan nangis lagi, inget kata Om San 'don't make that precious smile disappear' ayo sekarang senyum, biar Om San ga marah"
Bak hipnotis, ucapan Yeosang mampu membuat Wooyoung tersenyum.
"Nah gitu, senyum"
Wooyoung tersenyum, tertawa pelan, menenggelamkan wajahnya pada dada sang sahabat, Yeosang dengan senang hati pula memberikan segala afeksi untuk memberikan kenyamanan pada sang sahabat.
"Makan yuk Woo, lo belum makan dari tadi. Gue traktir sushi tei mau?" Yeosang bahkan rela mengesampingkan jiwa miskinnya demi sang sahabat.
"Mau...tapi order aja"
"Iyeee bentar gue pesenin dulu" kesenangan sahabat lebih utama dibanding uang. Uang bisa dicari, kesenangan sahabat sulit dicari -Yeosang.
***
Keesokan harinya merupakan hari terakhir Wooyoung melasanakan ujian, yang artinya dirinya akan menghadapi libur semester yang panjang. Bahkan ia tak tau apa yang akan dirinya lakukan untuk menghabiskan 1 bulannya."Sayang, sarapan dulu yuk" ajak Seonghwa, menarik Wooyoung yang baru saja turun dari tangga.
"Udah bunda, Wooyoung mau makan diluar aja" datar Wooyoung.
"Wooyoung!" Bentak Hongjoong "Turuti bundamu!"
Wooyoung menurut. Dari semua orang yang dapat ia bangkang, hanya ayahnya yang tak bisa ia bangkang. Hubungannya dengan Hongjoong juga menjadi renggang, tak sedekat dulu. Bahkan saat berpapasan Wooyoung lebih memilih menundukkan kepalanya.
"Kamu hari ini terakhir ujian ya sayang? Semangat ya?"
"Mmmm...makasih bunda" ucap Wooyoung tanpa berekspresi, karena jujur sekarang bagi Wooyoung berekspresi adalah hal yang sulit ia lakukan bila tak perlu.
Tiba tiba suara bel berbunyi, Seonghwa beranjak membuka pintu. Menampilam Sunghoon dengan senyuman buayanya.
"Halo tante, selamat pagi" Sunghoon dengan cengirannya.
Seonghwa kebingungan dengan kehadiran mendadak Sunghoon.
"Sunghoon, sini nak. Sarapan bareng" Ah rupanya Hongjoong yang mengundangnya.
Seonghwa mau tau mau menuntun Sunghoon untuk bergabung sarapan bersama. Sejujurnya ia tak suka, mengingat Wooyoung yang juga tak menyukai Sunghoon sama sekali.
"Makan yang banyak" titah Hongjoong.
"Eh iya Om, selamat makan" ujar Sunghoon dengan canggung.
Seonghwa menatap Wooyoung yang nampak tak nyaman dengan kehadiran Sunghoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Buddy [Sanwoo]
Lãng mạnTentang Jung Wooyoung yang mencintai teman ayahnya A Sanwoo Fanfiction.