Special Chapter 11: Kenapa?

1.3K 127 11
                                    

Berjam jam sudah didalam pesawat, San sudah tak tahan ingin menanyakan kabar Wooyoung dan juga anaknya, Yechan di rumah. Sekedar menanyakan mereka sedang apa? Apakah mereka baik baik saja? Bagaimana dengan harinya? Sungguh ia gatal ingin menanyakan itu.

Yang saat ini ia sesali adalah ia asal memilih maskapai yang sama sekali belum menyediakan fasilitas wifi walau berada dikelas bisnis.

Ia menghela nafas beratnya kemudian memilih untuk menutup matanya, beristirahat sejenak walau pikirannya masih menginginkan untuk bertukar kabar dengan sang pujaan hati.

"Lo ngapa deh bang? Galau amat? Sini join nonton bokep, canda bokep" ujar Dino seraya menunjukkan layar ipadnya.

"Kita landing berapa jam lagi sih?"

"Sabar kali, lo pikir pesawat kaya bajai bisa request kecepatan"

"Perasaan gue gak enak banget"

Memang benar, perasaannya tak enak sesaat pesawat hendak mengudara terbang menuju negara yang menjadi tujuannya untuk melakukan bisnis trip.

"Ni maskapai juga jadul amat kaga ada wifi" kesalnya protes dengan maskapai yang ia tumpangi.

"Dibeli dong makannya perusahaan maskapainya"

"Lo diem biasa gak? Bikin gue makin kesel" marahnya pada Dino.

"Padahal gue berbaik hati menghibur biar lo kaga gabut kaya manusia purba hidup di zaman primitif"

Ia kemudian menengadahkan kepalanya, membuang jauh jauh rasa tak enak yang mengganjal hati dan pikirannya.

"Semoga kalian baik baik aja"




***



Wooyoung melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, berkali kali juga ia merintih merasakan sakit pada perutnya, namun disisi lain juga rasa panik membelenggunya, bahkan air matanya sudah mengalir.

Berbagai panggilan ia abaikan sejenak, ia ingin fokus menyetir mengendarai kendaraan roda empatnya hingga sampai tujuan.

Sialnya di tengah perjalanan terjadi kecelakaan yang membuat kemacetan panjang, tak ada celah  sedikit pun baginya untuk menerobos menyalip kendaraan lain.

Ia makin menangis sejadi jadinya, panik membuat hatinya tak tenang bahkan rasa sakit diperutnya juga tak bisa di ajak bekerja sama.

Panik dan rasa sakit bersamaan menyerangnya, ia melirik kesana kemari ingin meminta tolong kepada siapapun untuk menolongnya. Namun ia urungkan karena polisi lalu lintas berhasil meredakan kemacetan dan ia lekas menginjak pedal gasnya.

Dalam hatinya ia terus merapalkan doa agak apa yang dikatakan sang ibunda tidak benar.

"Yechan hiksss" tangisnya.



***



San berkali kali mendengus kesal sembari berkali kali ia menggoyang goyangkan ponselnya yang mendadak mati.

Ah sungguh kesialan sepertinya sedang berpihak kepadanya, baru saja ia menyalakan ponselnya dan ingin membuka rentetan notifikasi pesan singkat masuk dan panggilan tak terjawab, lcd layar ponselnya sudah berkedip kedip selesai berfungsi.

"Holy shit!" umpatnya.

Gelagatnya tentu tak lepas dari perhatian Dino yang berjalan sampingnya dengan santai menyeruput kopi,

Daddy's Buddy [Sanwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang