2. Mati di meja operasi

58.2K 1.9K 7
                                    

Lorong hotel itu sepi dengan tidak ada satu orang pun yang lewat, udara dingin malam menusuk ke kulit, tapi itu tak seberapa dengan hatinya yang sudah tertusuk berkali-kali. Keadaan yang sepi itu, semakin memudahkan Blue untuk melarikan diri sekuat yang ia bisa.

Perempuan dengan gaun panjang yang terseret di lantai itu tampak hancur dengan air mata yang sudah menutupi wajah cantik nya.

Hiks Hiks hiks

Kehidupan yang menurutnya sempurna itu hancur di hari bahagianya, suara tangisan tak lagi bisa ia tahan, bagaimana mungkin Ian melakukan ini padanya?

Dihari bahagianya ini, hatinya seakan tak bisa percaya sedangkan fakta barusan menamparnya berkali-kali.

Sudah 3 tahun mereka menjalin hubungan dan tak sekalipun Blue pernah berpikir jika tunangannya akan selingkuh dengan adik tirinya.

Blue terus berlari menyeret gaun merah itu menuju tangga utama dengan keadaan kacau.

"Kenapa Ian? Kenapa?" Blue kembali menghapus air mata yang tak ingin berhenti itu.

Dengan air mata yang terus menggenangi mata cokelatnya, Blue perlahan menuruni tangga, untung kepalanya masih bisa berpikir normal agar tak berlari menuruni tangga itu.

Namun tak sesuai harapan, sepasang tangan mendorong tepat di punggungnya, tanpa sempat menoleh.

Brak

Tak

"Akkhhh"

Blue terjatuh menghantam anak tangga satu persatu dan kemudian menggelinding di atas tangga seperti bola, tangga yang tinggi itu memberikan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

Tuk

Darah berceceran dari kepalanya yang terbentur, marmer putih gading itu sudah di genangi darah merah pekat.

Sakit terasa dimana-mana, bahkan Blue tak bisa memfokuskan penglihatannya yang mulai buram.

Tergeletak tak berdaya di lantai bersimbah darah, suara tawa menarik kesadaran Blue.

Hazel Darold, adiknya berjalan dengan hanya menggunakan baju tidur tipis melangkah dari atas tangga dengan pelan ke arahnya.

"Akhirnya aku bisa juga menyingkirkanmu dari dunia ini kakak ku tercinta. Tak ada lagi Blue Darold, satu-satunya putri dari keluarga Darold adalah Hazel Darold. Dan aku tak perlu lagi membagi kasih sayang Ayah dengan mu"

Suara tawa mengiringi perkataan Hazel sampai ia berhenti tepat di depan Blue.

Blue yang mendengar ucapan itu terkejut mengetahui bagaimana adik tirinya itu begitu membencinya, "Kenapa Zel? Kenapa kamu melakukan ini?"

"Karena kamu perusak kebahagiaan aku! Aku hanya anak tiri Ayah. Sedangkan kau anak kandungnya. Semua harta keluarga Darold akan menjadi milikmu. Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi. Harta Itu harus menjadi milikku"

Blue menolak mempercayainya dan seketika menggeleng dengan keras. "Hazel, aku sudah menganggap mu sebagai adik kandungku sendiri"

Hazel justru tertawa mendengarnya. Bersamaan dengan itu Ian muncul sama kusutnya dengan Hazel, "Apa yang terjadi pada Blue?" Tanyanya yang tampak kaget.

Hazel melangkah dan merangkul Ian mesra, "Sayang, dia baru saja jatuh dari tangga. Tapi kamu tak perlu khawatir, dia sudah melihat kita tidur tadi, lebih baik jika kita membiarkan dia mati"

Blue sudah mengeluarkan air mata lagi menahan sakit, Ian yang ia harapkan hanya menatapnya tak ada tanda-tanda akan menolongnya.

Hazel kembali bicara setelah melihat keraguan di mata Ian, "Sayang, kalau kita membantunya, dia pasti akan mengadu pada Ayahku. Dengan begitu, kamu pasti akan di hajar habis-habisan oleh Ayah. Dan juga semua saham milikmu di keluarga Darold sebagai tunangan Blue juga akan di tarik kembali. Lebih baik kita membuatnya mati dengan cepat sebelum ada yang tau"

Alasan Ku MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang