45. Proyek Anastasia

22.5K 1.5K 47
                                    

Blue berdiri bingung di depan pintu ruang kerja Arthur, masuk atau tidak? Otaknya berputar untuk menemukan jalan terbaik.

Di bawah tatapan sekretaris Arthur, Blue mulai mondar mandir. Tangannya menyentuh bibirnya. 'Jika aku masuk, sudah pasti Arthur akan kembali membahas hal tadi. Ck, aku menyesal kenapa menggodanya tadi. Sudah tau dia pria kurang ajar' kesalnya dalam hati.

Blue tak bisa menahan untuk mendengar kalimat vulgar lagi dari Arthur, tapi jika ia tak masuk bagaimana ia akan pulang? Sibuk dengan pikirannya, bahkan Blue tak peduli jika ia terlihat seperti orang gila yang tiap saat mendesah lalu memaki nama Arthur.

Merasa khawatir, Baron yang beberapa menit lalu ingin masuk ke ruangan Arthur memilih menghampiri Blue. "Nyonya, apa ada masalah?" tanya nya ramah. Blue spontan mendongak ke arah Baron. Melihat senyum ramah itu ingin sekali ia berteriak bahwa Arthur berbicara kotor padanya. Tapi setelah mengingat Baron orangnya Arthur ia mengurungkan diri.

Blue melambaikan tangannya memberikan gesture seolah tidak terjadi apa-apa,"Tidak, tidak ada apa-apa" singkatnya kembali menundukkan kepalanya entah kepada siapa ia bisa mengadu.

Berdiri canggung pada saat itu tanpa sengaja ia menatap dokumen yang di pegang Baron 'Proyek Anastasia' menarik perhatiannya. Ia juga mendengar proyek ini di jalan tadi.

"Proyek Anastasia. Sepertinya proyek ini sangat penting" ucapnya singkat. Mendengar itu Baron tersenyum mengiyakan, "Iya Nyonya ini proyek yang di kerjakan hampir 6 tahun lalu. Tapi sekarang sudah selesai. Nyonya bisa hadir di peresmiannya bersama Tuan". Demi mendengar itu, otak Blue kembali berpikir keras lagi. Seakan dunia tak membiarkan ia melupakan permasalahannya dengan Arthur.

"Yah" jawab Blue tak berminat. Ia tak ingin pergi dengan Arthur. Tapi sepertinya maksud hatinya tak sampai pada Baron. Pria itu justru terlihat makin bersemangat. "Kalau begitu kenapa kita tidak masuk bersama Nyonya. Anda sudah selesai berjalan-jalan kan?" tanya nya sopan.

Blue mengerjap di tempat. Ia tak bisa tak tersentuh, entah benar Baron berpikir ia sengaja keluar dari ruangan Arthur untuk berjalan-jalan atau tidak. Tapi pria ini sungguh tau apa itu manner, ia memperlakukan wanita dengan lembut.

Mata Blue berbinar menatap Baron, kenapa pria sebaik ini harus menjadi asisten Arthur, semoga saja sifat buruk Arthur tak mencemari pria ini. Kasihan dunia sudah lama tidak mempunya pria baik begini.

Setelah berpikir sebentar, sepertinya ia bisa masuk dengan Baron. Arthur tak mungkin akan kembali membahas soal 21+ itu di depan orang lain, kan? jika kepala pria itu masih berfungsi normal tak mungkin ia melakukannya.

"Baik, ayo kita masuk" ajak Blue cerah. Sepertinya berbicara dengan Baron sedikit bisa membantunya menghilangkan kekesalan dari perilaku Arthur.

Kembali membuka pintu tanpa mengetuk, Blue masuk yang diikuti Baron. Tanpa di tanya, Blue lebih dulu bicara, "Aku masuk dengan Baron" ucapnya jelas tertuju pada Arthur. Arthur mendongak singkat dari kertas yang ia baca. Menaikkan alisnya bertanya, tapi setelah di beri kode pelototoan oleh Blue, Arthur tak bisa tak menyunggingkan salah sudut bibirnya kemudian menggelengkan kepalanya kecil.

'Apa-apaan dengan reaksinya itu?' kesal Blue. 'Apa dia sedang mengejek ku sekarang?'. Berniat cuek, Blue langsung menuju sofa, tujuannya mengambil tasnya.

"Tuan, ini susunan acara peresmian proyek Anastasia" ucap Baron memberikan dokumen yang di lihat Blue tadi. Arthur mengambilnya, "Apa sudah di konfirmasi dari pihak sana?" tanya Arthur membolak-balik kertas itu. "Pihak Cadereyn sudah mengkonfirmasi, dan mereka setuju"

Mendengar kata Cadereyn, Blue berhenti dari niatnya. Kembali mengingat nama terkenal itu, di dunia bisnis nama ini sangat dikenal sering di sandingkan dengan Barayev. Seingat Blue kedua pihak keluarga ini bersahabat baik. Blue langsung teringat sesuatu.

Alasan Ku MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang