13. Sosok Arthur

27K 1.6K 2
                                    

Ruangan dengan warna putih dan cokelat itu terasa penuh dengan kegiatan empat orang wanita yang sedang sibuk saat ini.

Pemilik apartemen ini, Eulalia tampak rebahan dengan santai di sofa sambil memainkan hp ditemani Darla, sementara Jani dan Blue tampak sibuk dengan berbagai peralatan memasak di dapur.

Meski sibuk dengan beberapa daging yang harus di bumbui, Blue tetap penasaran dengan sosok Arthur Barayev yang playboy kota itu.

Menatap Lalia yang tampak santai itu, "Lalia, soal berita yang kita liat waktu itu, Arthur itu pekerjaannya apa?"

"Why? Tumben lo penasaran soal ginian Blue" Lalia segera duduk dan menatap ke arah dapur.

Darla juga ikut menoleh ke arah sama, "Jadi lo nggak tau apa pekerjaannya? Tapi masih bisa nganterin dia ke klinik untuk berobat?". Darla ingat setelah kepergian kedua orang itu, ia langsung ingat wajah Arthur yang sering kali masuk tv itu.

Lalia jadi bingung sendiri, "Hah gimana-gimana?" menatap ke arah Darla minta penjelasan.

"Emang nggak tau, makanya nanya ke kalian, lupa? Gue baru pulang ke Negara ini" Blue menjawab tenang dengan alasan masuk akal yang mendapat anggukan dari kedua temannya.

Sedangkan Jani tampak fokus dengan kegiatannya sendiri.

Sebelum Darla bertanya yang aneh-aneh, Blue sudah berbicara, "Nah sekarang jelasin pekerjaan itu orang apa?"

Darla terdiam sebentar, "Ya, dia presdir Barayev Company, semua orang juga tau kali Blue. Apalagi dia langganan masuk berita dan majalah, kalau nggak sama cewek, ya berita nya tentang kemajuan perusahannya" Darla menjelaskan masih dengan menatap ke arah dapur.

Lalia memicing curiga, "Jangan bilang Lo nggak tau Barayev Company? Jangan bikin malu deh Blue"

Blue menghela napas, sudah di bilang ia baru saja datang ke Negara ini. Mana mungkin ia tau banyak.

Tapi ia sempat mencari tau tentang Barayev Company yang merupakan perusahaan multinasional yang sudah mengakar ke berbagai industri. Karena itu ia jadi penasaran soal Arthur, jika ia Presdir Barayev sudah bisa di pastikan pria ini bukan seorang gangster. Itu artinya semua praduga dia terhadap pria ini salah sebelumnya.

"Jadi, dia emang sekaya itu?" tanya Blue lagi.

Darla berdecak jengkel, "Cuma Lo aja Blue yang bawa presdir Barayev ke klinik, bukan ke rumah sakit kota. Kan nggak cocok banget title dia sama klinik, bener-bener deh"

Lalia memekik kaget, "What? Serius? Dia pasti syok banget waktu liat klinik. Terlahir dengan sendok emas tapi Lo bawa ke klinik Blue?" Lalia menggeleng tak percaya.

Sedangkan Blue terdiam seketika itu artinya dia juga tak miskin. Itu artinya juga dia sebagai backing an Angel juga benar?

Jani tiba-tiba berteriak memutus pikiran Blue, "Woi bantu masak kek, malah rebahan seenak jidat. Awas aja kalian ikut makan"

Yang malah membuat Blue terkekeh pelan dengan ancaman yang salah tempat itu, jelas ini apartemen Lalia dan semua bahan juga milik wanita itu.

**

Paginya, Blue kembali masuk ke Lalia Entertainment, setelah di telpon panik oleh Jani.

"Gawat Blue, pihak Nature batalin kerja sama" Jani berucap segera saat melihat Blue.

Dahi Blue berkerut mendengarnya, Nature adalah brand untuk pemotretan dirinya kemarin, dimana ia akan menjadi brand ambassador untuk merek tersebut untuk 2 tahun ke depan, "Kenapa mereka tiba-tiba batalin kontrak? Bukannya semuanya udah deal?"

Jani menggeleng terlebih dahulu sebelum menjelaskan, "Nggak tau, tapi barusan pihak Nature ngabarin untuk pembatalan kontrak tanpa alasan yang jelas Blue. Gue udah coba minta penjelasan mereka tapi mereka cuma bilang kalau Lo nggak terlalu cocok untuk brand mereka setelah lihat hasil pemotretan"

Jani berjalan lebih dekat ke arah Blue, "Sumpah ya Gue nggak ngerti kenapa mereka tiba-tiba ngelakuin ini Blue, alasannya nggak logis. Jelas kita lihat hasil pemotretan kemarin dan bagus-bagus aja. Terus kenapa tiba-tiba jadi gini sih"

Berbeda dengan Jani yang marah-marah, Blue tampak terdiam sebentar mencari kesalahan yang mungkin dia lakukan selama pemotretan, "Apa gue ada bikin kesalahan ya Jan waktu pemotretan?"

Jani menggeleng lebih keras, "Engga ada Blue, semua udah perfect. Bahkan pihak mereka juga ada di sana dan bilang fotonya cocok banget sama image brand mereka"

Blue terkejut beberapa saat, "Apa ada hubungannya sama Angel?"

Jani tertegun mendengar itu dan langsung menepuk dahi seolah sadar sesuatu, "Astaga bener, waktu itu kan Lo cari masalah sama Angel. Pasti orang di belakang Angel yang udah turun tangan, lupa siapa orangnya Arthur Barayev, gampang buat dia ngelakuin hal kecil kayak gini mah"

"Ini salah gue, seharusnya sebagai asisten gue halangi lo waktu itu. Apalagi Lo juga nggak tau banyak soal Arthur, duh nyesel banget deh mana waktu itu gue ikut bantu lagi" Jani menambahkan dengan raut syarat penyesalan.

Blue jadi tak enak mendengarnya, "Sorry Jan, ini semua salah gue"

Blue sadar walaupun selama 3 tahun ini ia sudah berusaha berubah menjadi orang yang lebih keras agar balas dendamnya berjalan lancar, tapi ada satu titik di mana karakter aslinya tak bisa ia rubah.

Sama seperti waktu itu, saat melihat orang lain di intimidasi ia tak tahan untuk tak ikut campur. Kebiasaan yang sudah mendarah daging karena itu ia gampang di manfaatkan orang lain.

Sadar Blue melamun sibuk dengan pikirannya dengan raut yang tak enak, Jani mendekat dan menepuk bahunya menenangkan, "Santai, gue tau banget sifat lo yang lemah ingin menolong itu, nggak usah di pikirin. Kita bisa cari brand lain"

Mendengar perkataan Jani malah membuat Blue semakin larut dalam rasa yang tak enak ini. Ia sedikit menyesal dan agak benci dengan sifat baiknya itu.

Tapi bagaimana pun, ia sekarang jadi jauh lebih benci dengan orang yang memberikan dia masalah ini. Terlebih untuk saat ini dari semua tawaran brand padanya, Nature adalah brand yang paling terkenal. Bisa menjadi brand ambassador mereka tentu akan membuat wajahnya kembali dikenal publik dengan image yang lebih baik dan menunjang langkah selanjutnya dalam karirnya.

'Playboy kota kurang ajar' maki Blue

**

Sibuk dengan pekerjaan dan tambahan masalah baru tadi, membuat Blue agak sensitif hari ini. Ia masih berada di agensinya.

Rosvrat Mall mejadi proyek untuk pembuktian diri bagi Blue, ia harus bisa mendapatkan investasi untuk proyek besar ini agar bisa mendapatkan posisi yang sama dengan Hazel.

Bagaimanapun kemampuan akan jauh lebih di hargai dari pada ia masuk ke perusahaan keluarga hanya karena bagian dari Darold.

Tepat ketika dirinya sibuk dengan pikiran itu, hpnya berdering dengan nama Bunga di layar.

"Halo"

"Halo Manajer, pihak Barayev Company baru saja menghubungi mengenai proyek Rosvrat Mall dan meminta untuk di kirimkan proposal investasi"

"..."

"Halo? Apa anda masih di sana?"

"Ah saya akan segera ke kantor" kemudian Blue menutup panggilan itu karena masih sangat syok.

'Ada angin apa sampai Barayev yang menghubungi terlebih dahulu? Apa isi kepala Arthur ini?' pikir Blue.

Alasan Ku MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang