41. Arthur Cemburu🔞

53.4K 1.8K 44
                                    

Udara di kamar itu terasa mencekat sekarang, tidak lagi dingin seperti udara malam di luar sana. Pintu balkon yang terbuka sama sekali tak berpengaruh untuk membiarkan rasa dingin itu datang.

Udara panas justru menyeruak ke udara, kulit putih itu terasa panas. Blue yang sudah duduk di pangkuan Arthur dengan kaki di kedua sisi pria itu mendesah di setiap gerakan. Blue mendongakkan kepala membiarkan kepala Arthur lebih leluasa menyusuri leher putihnya.

"Jadi apa yang kau mau?" tanya Arthur sambil terus menggigit kecil leher putih itu hingga berubah warna di banyak tempat.

Blue berusaha menetralkan nada suaranya agar tidak mendesah, "Kau harus membantuku" ucapnya pelan.

Arthur menyelipkan hidungnya di perpotongan leher dan bahu Blue, menghirup lama di sana hingga Blue mengangkat bahu geli. Sedangkan tangannya mencengkram di pinggang Blue, meremas sesekali.

"Bantu apa?" suaranya terendam tapi masih bisa di dengar Blue.

"Memberikan investasi pada B&I Entertainment milik Ian jagger" nada Blue gelisah seiring dengan tangan Arthur yang bergerak liar di pinggangnya.

Selepas mengatakan itu, tak ada gerakan lagi. Arthur mengangkat kepalanya mencari wajah Blue dan menatapnya lama.

Keadaan Blue sangat memanjakan mata saat ini, tali pakaian tidur yang dikenakannya sudah melorot turun dari bahu, mempertontonkan leher jenjang, bahu yang mulus dan dada bagian atas yang membulat. Kesan sexy bertambah dengan rambut coklatnya bergelombang berantakan, napasnya memburu, wajahnya merona di beberapa bagian, dan matanya yang redup membuat Arthur menatap itu lama.

"Agensi hiburan mantan tunanganmu itu?" Arthur bertanya dengan nada seakan sudah tau jawabannya. Nada mendesis itu terdengar kesal tapi mata gelap yang mulai di tutupi keinginan itu tak bisa di singkirkan.

Blue mengerjap pelan, tapi akhirnya mengangguk mengiyakan.

Arthur mendekatkan kedua wajah mereka, membuat ujung hidung mereka bersentuhan. Mata hitam itu berkilat, membuat Blue menahan napas waspada, Arthur diam sejenak mencari niat asli wanita di pelukannya ini, "Kau masih peduli padanya? Takut dia jatuh miskin?"

Pertanyaan yang tak terpikirkan oleh Blue itu membuat nya linglung sejenak. Darimana nya ia terkesan peduli?

Blue bahkan belum sempat menjawab, saat Arthur membukam bibirnya, membagi deru napas kasar bersama. Suara decapan bahkan terdengar nyaring selaras dengan gerakan bibir pria itu melahap bibir Blue, tak menyisakan sedikitpun.

Di akhiri napas menderu seakan habis dari Blue, Arthur kembali bicara, "Bahkan setelah dia mengkhianati mu, kau masih mengkhawatirkan hidupnya? Beruntung sekali aku mempunyai istri sebaik itu" decaknya yang lebih seperti sindiran.

Blue menggeleng tak paham akan reaksi pria ini. Jelas terlihat dari raut wajahnya jika pria ini tak suka. Tapi tak suka akan apa? Blue tak bisa menebak dengan mudah, "Arthur..."

"Apa kau juga berencana untuk kembali padanya? Memaafkan pria bajingan itu?" tanya nya yang sepertinya bahkan tak butuh jawaban. Arthur terus mengeluarkan isi kepalanya yang sepertinya banyak asumsi itu.

Dan detik berikutnya Blue melayang dengan Arthur yang mengangkat pinggang ramping Blue. Mengangkatnya seperti koala, menekan pantat Blue ke perutnya.

"Akh" Refleks takut jatuh, Blue mengalungkan kedua tangannya pada leher Arthur, pasrah di bawa oleh pria itu.

Arthur membawa Blue ke tempat tidur mereka, menjatuhkan wanita itu di tengah kasur dan mengambil duduk di tengah di antara kedua kaki Blue yang terbuka.

"Katakan, apa kau masih mencintai pria itu?" desak Arthur memegangi kedua paha Blue.

Blue langsung berontak ingin bangun, sepertinya pria ini marah, dan Blue tau ujungnya akan kemana adegan ini. "Arthur..." Blue berusaha menghentikan.

Alasan Ku MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang