Setelah mencicipi sedikit teh dan beberapa camilan yang menarik mata di taman itu. Blue segera masuk kembali ke acara lelang yang entah kapan sudah selesai saja.
Apa karena terlalu lama menikmati kue yang baru pertama kali dilihatnya, ia sampai lupa waktu?
Camilan nya benar-benar luar biasa, untuk seseorang yang menyukai manis itu cocok sekali. Karena itulah ia bergegas keluar dari taman itu. Karena pikirannya selalu saja berputar ke waktu ia melakukan hal menjijikkan tadi.
Jadi lebih baik meninggalkan tempat itu sebelum ia melakukan hal yang lebih buruk selain menghancurkan bunga di sana.
Entah bagaimana kelanjutan kabar dari bunga itu, ia harus melarikan diri. Selain itu kue di pesta ini juga tak kalah luar biasa. Sepertinya inilah tujuan Blue bergegas masuk kembali ke dalam.
Sekarang acara pesta berlangsung. Ia belum menemukan dimana Ayahnya berada. Dan belum berniat mencari juga, Ayahnya pasti sibuk dengan bahasan bisnis sana sini yang malas sekali di dengar.
Jadilah ia menunggu saja di stand makanan ini.
Kembali sibuk dengan berbagai makanan yang tersedia. Piringnya penuh dengan makanan, tapi ia tak khawatir sama sekali karena yang lain sibuk mengobrol.
Membawa piring dan berniat mencari meja untuk duduk, ia harus bersantai menikmati kue ini.
Baru saja duduk, harapannya harus sirna karena seseorang mengajaknya bicara.
"Hai Nona Blue, ternyata kamu juga hadir" ah suara ini pernah ia dengar. Mengangkat pandangannya dari piring.
Moka Barayev
Dia termasuk anggota keluarga Barayev, tentu saja dia ada di sini. Mengingat itu Blue tiba-tiba berpikir, apa istri Arthur juga datang ya? Seharusnya dia mendampingi Arthur bukan?
"Bolehkah saya duduk?" tanya nya terdengar sopan yang tentu saja tak bisa di tolak.
'tentu saja boleh memang nya kursi ini milikku?' jawab Blue dalam hati.
Tapi ia memasang senyum sopan dan berucap pelan, "Ya, silahkan"
"Sepertinya kamu menikmati pestanya" Moka berucap sambil melirik piring penuh makanan Blue dengan senyum ramah yang seperti terakhir kali Blue lihat.
'Pria ini racun, dia bisa tersenyum begitu cerah tapi entah apa yang ada di pikirkannya. Mengerikan saat tidak bisa membaca pikiran orang lain dari ekspresi yang di tampilkan' ngeri Blue.
"Ah iya itu lah tujuan diadakan pesta bukan? untuk dinikmati" Blue masih menjawab dengan kesopanannya yang tak hilang. Mereka seperti beradu siapa yang paling sopan di sini.
'Karena itu pergilah, agar aku bisa menikmati kue ini. Akhh dia benar-benar mengganggu karena terus mengajaknya bicara' kesal Blue karena tak bisa menikmati makanannya.
"Saya terkesan dengan presentasi kamu terakhir kali, kamu menangani masalah dengan cepat dan tak panik sama sekali. Itu menarik perhatian" jujurnya yang membuat Blue sedikit tersipu.
Dia tetaplah wanita yang dipuji sedikit pasti akan merona. Lagi pula di dunia ini siapa yang tak suka di puji sih. Apalagi pujian yang bisa membesarkan kepala.
Blue berdehem mengusir gugupnya yang tiba-tiba melanda.
"Ekhem, tidak itu biasa saja. Saya memang tidak ada persiapan sebelumnya karena rapat yang dadakan itu. Tiba-tiba saya diminta presentasi lagi" sindir Blue tetapi dengan senyum lebar.
Yah lagi pula Moka lah yang meminta presentasi ulang dadakan itu. Sehingga ia harus memutar otak, Jika tidak ia tak perlu melalui itu semua.
Tapi pria ini tak tersindir sama sekali, ia masih mempertahankan image ramahnya. Senyumnya itu bahkan tak surut sama sekali.
![](https://img.wattpad.com/cover/339243960-288-k792684.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alasan Ku Menikah
RomanceBlue Darold, dihari kemenangan sebagai aktris terbaik tahun itu Blue harus menelan air mata saat melihat sang kekasih bercumbu mesra dengan sang adik. Hari kebahagiaan itu berubah jadi pintu pembuka segala rahasia di hidupnya Dimanfaatkan oleh sang...