46. Blue Mencium Lebih Dulu

25.1K 1.7K 46
                                    

Blue duduk di kursi riasnya, menyisir rambutnya setelah melakukan ritual mandi. Lengan piyama yang panjang membuatnya sedikit kesulitan menyisir. Tapi itu bukan faktor utama penyebab kesulitan itu, ia kesulitan karena sedari tadi matanya terus menatap ke arah Arthur yang sedang duduk di sofa dengan tenang, kembali sibuk dengan pekerjaannya.

Seirama dengan gerakan menyisirnya, mata Blue juga menajam. Mulutnya bergerak menggerutu, 'Kenapa dia harus bekerja di kamar? Apa tidak cukup bekerja di kantor saja? apa karena ini Anastasia meninggalkannya, karena dia terlalu mencintai pekerjaannya?' tanya Blue dalam hati.

Karena nama Anastasia muncul di pikirannya, Blue jadi penasaran.

Ia memicingkan mata menatap Arthur melalui cermin rias di depannya. Seperti apa sosok Anastasia itu? Sampai dia bisa bertunangan dengan pria dingin cuek seperti Arthur ini. Apa mereka saling mencintai? Tapi kenapa Anastasia pergi? Yah, tidak heran mungkin karena sifat cuek pria ini. Apa Arthur masih mencintai wanita itu? Kenapa kata cinta tidak cocok sekali dengan wajah sombong pria itu. Aku masih tidak percaya jika pria kurang ajar ini pernah mencintai seseorang sebelumnya. Apa Arthur ingin kembali pada wanita itu?

Segudang pertanyaan dan rutukan tersangkut di tenggorokannya minta di keluarkan. Tapi sayang, yang bisa dilakukan Blue hanyalah melampiaskan pada rambutnya dengan perasaan tertahan sambil melotot pada Arthur.

Arthur yang sudah mengenakan piyama tidur dengan kaca mata bening di hidungnya, menjatuhkan dokumen yang ada di tangannya ke atas meja. Dengan hembusan napas pendek, ia melepas kacamata itu dengan satu tangan. "Kau bisa melubangi wajahku dengan tatapan itu" ucapnya yang membuat Blue tersentak. Langsung berbalik menatap Arthur yang kini menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.

Blue mengerjap, apa terlalu ketara ia memperhatikan pria ini sedari tadi?

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Arthur lelah, memijit pangkal hidungnya. Tampaknya ia mengambil waktu istirahat sebentar.

Mata Blue berkedip, apa ini kesempatan untuk bertanya pada Arthur? Ia menatap lama pada pria itu, belum juga membuka mulutnya. Tak ada jawaban, Artur balik menatap Blue lalu mengerutkan alisnya. "Seperti itu" tunjuknya.

"Hah?"

"Kau menatap ku seperti ingin menampar wajahku. Jadi, apa masalahnya? Apa yang membuatmu tidak senang?" tanya tenang Arthur meminta jawaban.

Blue menyadari ternyata Arthur merasakan tatapannya sedari tadi, ia berjanji kedepannya akan lebih berhanti-hati untuk mengutuk pria ini.

Karena Arthur yang mendesak, Blue akhirnya meyakinkan diri untuk bertanya. Memutar tubuhnya sepenuhnya menatap Arthur.

"Apa kau pernah menyukai seseorang sebelumnya?" tanya Blue membuka, yang di hadiahi ekspresi kaget dari Arthur.

Kenapa dia kaget? Yah pertanyaan nya memang sedikit tak terduga, pikir Blue.

Arthur diam untuk sesaat, membuat praduga Blue makin jadi. "Sebelum apa maksudmu?" Arthur malah balik bertanya.

"Sebelum aku datang tentu saja" jawab Blue singkat.

"Tidak" jawab Arthur yakin. Tapi Blue justru kaget dengan jawabannya yang spontan, lalu kemudian mengerutkan alis. Apa pria ini berbohong? Tapi setaunya Arthur bukan tipe pembohong. Lalu Anastasia bagaimana?

Mencoba memutar otaknya, Blue bertanya lagi, "Kalau patah hati, apa kau pernah patah hati sebelumnya?". Dengan wajah tenang Arthur kembali menjawab sama, "Tidak".

Blue langsung meletakkan sisir ditangannya ke atas meja rias. Ia benar-benar dalam mode penasaran. Jawabannya benar-benar tak terduga. Kalau ia tak pernah patah hati, apa itu artinya ia masih berhubungan dengan Anastasia hingga kini? itu artinya lagi hubungan mereka belum putus? Blue pusing sendiri dengan jawaban monoton pria itu.

Alasan Ku MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang