54. Tidak Memakai Cincin

20.8K 2K 197
                                    

Arthur duduk di dalam ruangan nya seperti biasa. Di jam kantor yang super sibuk ini, Arthur tentu saja berkutat dengan serangkaian jadwal padatnya.

Bahkan sekarang pria itu masih menyentuh kertas putih yang membutuhkan tanda tangan persetujuan dari nya.

"Tuan, untuk pembangunan real estate di sudut kota...."

Perkataan Baron harus terhenti karena dering hp sang atasan berbunyi nyaring di saat itu.

Dengan mata lelahnya, Arthur mengambil nya cepat, agar tak mengganggu aktivitas kerjanya. Tapi saat melihat pesan masuk dengan nama wanita yang tak pernah menghubungi nya lebih dulu.
Arthur segera meninggalkan kertas putih itu. Memusatkan seluruh perhatiannya pada room chat dengan istri nya.

Arthur, apa kamu kosong malam ini?

Arthur menyipitkan matanya, baru kali ini Blue bertanya tentang jadwalnya. Sebelumnya mana pernah, bahkan ia tak pernah bertanya kemana ia pergi, dan siapa yang ia temui.

Tapi melihat pertanyaan sederhana itu, Arthur entah kenapa senang. Ia langsung mengiyakan tanpa berpikir panjang, siapa tau istrinya ini berencana untuk mengajaknya pergi.

Iya, apa kamu ingin mengisi malam ku?

Setelah pesan itu terkirim Arthur tak bisa tak tersenyum. Rasa lelahnya yang sedari tadi menumpuk hilang begitu saja. Tapi ia langsung teringat jadwal padatnya, "Baron, kosongkan jadwal saya malam ini" perintah nya.

Baron langsung terkesiap, yang benar saja mengosongkan semua jadwal tepat di hari h begini? Ia akan kesulitan untuk mengatur ulang, apalagi membuat janji baru. Tapi apa yang bisa Baron lakukan? Ia tak mungkin mengeluh, kan?

"Baik Tuan" ucapnya yang langsung mengotak atik tab miliknya.

Namun baru saja Arthur tersenyum, pesan berikutnya dari Blue langsung membuat perasaan kecewa datang.

Jangan berharap!
Aku ada acara malam ini

Arthur langsung menghela napas, ia mengira istrinya bertanya untuk meminta waktunya, tapi ternyata tidak. Arthur menatap lama pada chat itu. Ia pun tak tau lagi harus berkata apa. Semangat nya hilang begitu saja.

Melihat perubahan suasana yang ekstrim itu, Baron terbatuk sebentar, "Sudah Tuan, jadwalnya sudah saya kosongkan" konfirmasi Baron yang tak mendapat banyak tanggapan dari Arthur.

Dan saat Arthur ingin membalas pesan itu, layar hp nya segera berganti, di penuhi nama Anastasia. Anastasia menelpon.

Beberapa detik, Arthur mengangkat nya, "Hm"

"Maaf mengganggu Ar. Aku mau mengundang mu untuk datang ke pesta penyambutan ku malam ini"

Arthur menyentuh dahinya, ia sungguh malas sekarang. Lebih baik ia bekerja saja.

"Ar, ini pertama kali nya aku kembali. Teman yang lain juga hadir, kenapa kamu tidak bersenang-senang sebentar. Terlalu sering bekerja tidak baik untuk kesehatan" ucap Anastasia dengan nada perhatian.

"Akan ku lihat nanti, jika jadwal ku luang" balas Arthur terdengar datar.

"Kalau begitu aku tutup" ucapnya sebelum panggilan itu berakhir.

Baron yang tidak tau dengan siapa Arthur bicara segera menanggapi. "Bukannya jadwal Tuan kosong malam ini" ucapnya hanya bertujuan untuk mengingatkan, toh itu pekerjaan nya sebagai asisten. Tapi Arthur justru merespon dengan decakan malas.

'Padahal niat saya baik' ucap Baron dalam hati.

**********************************

Blue terdiam sejenak di tempatnya, mengambil langkah sulit untuk mendekat di antara orang itu. Matanya sepenuhnya menatap Arthur, pria yang mengatakan jika dirinya free itu justru memegang segelas wine dan mengobrol di sini.

Alasan Ku MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang