50. Blue Merasa Marah

22.2K 1.9K 218
                                    

Sekembalinya mereka dari villa, Blue kembali sibuk dengan pekerjaannya. Berkutat di balik layar komputer yang menyala. Cuaca hari ini tak terlalu bagus, sedari pagi cuaca mendung seakan awan gelap menunggu waktu yang tepat untuk membawa hujan ke bumi.

Blue paling tak suka hujan, karena jika hujan ia hanya akan berakhir mengantuk dan malas. Untuk mengembalikan kesegaran otaknya, Blue kembali mengingat ucapan Bunga tadi pagi.

Hazel sengaja menyuruhnya memalsukan ttd Blue untuk menandatangani dokumen pembiayaan. Dari sana Blue tau jika Hazel sangat membutuhkan uang sekarang. Tak heran, investasinya tak bisa cair, ayah sama sekali tak peduli dan agensi Ian yang membutuhkan penyelamatan.

"Dia pasti sedang pusing sekarang" ucap Blue pelan. "Akhirnya dia tau rasanya berdiri di atas kaki sendiri tanpa bantuan dari orang lain". Blue sama sekali tak terlihat bahagia tapi setidaknya ia lega. Perlahan Hazel membayar perbuatannya walaupun bukan dengan cara yang sama.

Hazel merebut tunangannya, Blue menghancurkan pernikahannya. Hazel merusak nama baiknya, Blue membalas dengan menyebarkan video perselingkuhan mereka. Hazel membuatnya di benci Ayahnya, sekarang Hazel sudah di posisi mulai terasing dari Eden. Lalu Hazel mendorongnya jatuh dari tangga, membuatnya jauh dari ayahnya selama 3 tahun, terasing di Negara orang lain, membuatnya jatuh terpuruk kehilangan karirnya.

Hanya penjara satu-satunya balasan yang sesuai, Blue tak berniat mendorong balik Hazel dari tangga. Setidaknya Hazel harus merasakan perasaan sendirian di dalam sel selama 3 tahun sepertinya. Dengan begitu, Ayah akan membencinya, dan kehilangan pekerjaannya. Bahkan kemungkinan besar ia tak akan menginjakkan kaki lagi di Darold Group.

Hanya satu itu yang harus ia raih. Blue mendongakkan kepalanya, balas dendam ini memang sedikit menyita emosi. Tapi untuk kasus Ian, ia rasa sudah cukup dengan membuat agensi kesayangan pria itu hancur tak bisa bangun lagi. Untuk saat ini persidangan penggelapan gaji masih berlanjut, tapi karena Arthur yang mengontrol, Blue yakin Ian tak akan selamat.

"Arthur" ucapnya tiba-tiba. Memikirkan lagi, sepertinya ajang balas dendamnya sebagian di lakukan oleh Arthur. "Jika saja dia tidak playboy, sebenarnya dia punya kualitas seorang pria" puji Blue. Arthur itu tampan + kaya + muda = idaman. Jadi yang minus cuma sifatnya saja.

Tapi memikirkan kata playboy, Blue marasa ada yang kurang akhir-akhir ini. "Aneh, sejak kapan gosip Arthur tak muncul?" ia memiringkan kepalanya. Ia baru menyadarinya sekarang, tak ada lagi gosip Arthur yang tertangkap kamera menggandeng model atau artis, atau kepergok paparazzi berlibur di entah berantah. Dan lagi nama Angel sudah lama tak ia dengar.

"Kemana perginya sifat playboynya itu?" tanyanya.

Memikirkan soal pesta, kepalanya di putar ke acara peresmian proyek Anastasia yang akan dilangsungkan besok. Tak terasa sudah 4 hari sejak malam itu. 'Ah, dengan siapa Arthur akan pergi ke pesta besok?' tanya nya dalam hati.

Sibuk menebak, entah itu Angel atau wanita lain dari dunia hiburan, atau mungkin dengan Anastasia, suara dering telepon menarik atensinya. Mengambil hp miliknya yang terlentang tak berguna di atas meja, nama Bryan memenuhi layar.

'Pasti soal Hazel' pikirnya.

"Halo" sapanya.

"Adek lo ngeselin banget sumpah" gerutunya membuat Blue mengernyit. Apa lagi yang dilakukan Hazel?

"Emang dari dulu dia udah begitu, gue nggak kaget" balas Blue santai. Tawa Bryan menyambut dari seberang, "Terus gimana caranya supaya dia nggak neror gue mulu? Hp gue bisa ancur kalau dia nelpon mulu" decaknya di akhir.

"Ngapain dia neror lo?" tanya Blue tenang. "Dia desak gue terus minta uang nya di kembaliin. Kayaknya dia miskin banget sekarang" ejeknya. Ya, soal itu pun Blue sudah tau, jika dia kesulitan uang untuk membantu Ian. "Mmm. Block aja nomornya. Lo nggak perlu lagi berurusan sama Hazel. Gue udah punya rencana lain" ucapnya yang membuat Bryan spontan bertanya. "Rencana apa? jadi gue udah nggak berguna nih ceritanya?" tanya nya main-main.

Alasan Ku MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang