14. Posisi intim

35.6K 1.5K 18
                                    

Sepasang kekasih tampak adu argumen di dalam ruangan dengan cahaya kuning yang hangat, ruangan itu tampak tertutup seperti vip room.

Berbagai makanan melengkapi suara yang naik turun dengan drastis di ruangan itu.

"Aku mau pernikahan kita kembali di lakukan, sampai kapan pernikahan kita akan di tunda begini?" Hazel dengan dress biru navy itu mengeluarkan pendapat kesalnya pada sang calon suami.

Dahi Ian berlipat dengan tambahan beban pikiran, "Kamu lupa kenapa pernikahan kita batal? Kamu kira orang tua aku akan setuju melangsungkan kembali pernikahan itu? Aku bahkan harus menerima amarah Papa ku dan kamu malah terus merengek"

Video perselingkuhan mereka cukup memberikan efek yang buruk pada perusahaan keluarga Ian, reputasi sangat dipentingkan dalam dunia bisnis. Menjadi awal untuk rasa percaya memulai kerja sama.

Tapi dengan pertunjukan yang di berikan Blue, mereka masing-masing harus menerima konsekuensinya dan bagaimana bisa Hazel malah memikirkan pernikahan di saat seperti ini.

Lebih baik untuk mengamankan posisi mereka terlebih dahulu, menunggu gosip itu reda di bicarakan hingga terlupakan.

Hazel masih pada pendiriannya, perkataan Blue mencoreng harga dirinya, "Jangan bilang kalau kamu tak ingin menikahi ku lagi Ian?"

Ian tak menjawab hanya menatap Hazel dengan pandangan yang tak berusaha sama sekali menenangkan calon istrinya itu.

Hazel menggigit bibirnya khawatir, "Kamu masih khawatir dengan berita itu? Ian....masalah seperti itu akan hilang dengan sendirinya tak perlu harus mengorbankan pernikahanku, yang penting kita harus menikah secepatnya"

"Dan semua itu butuh waktu, tidak bisa hilang hanya dengan satu malam atau satu bulan, jadi berhenti membahas ini lagi" Ian mengambil keputusan tak ingin mendengar keluhan Hazel lagi dan segera bangkit dari kursi nya tanpa menyentuh hidangan di meja.

Menatap Hazel dengan raut datar yang pertama kali di lihat Hazel, "Aku tak bisa mengantarmu pulang. Aku duluan"

Seakan oksigen tersedot habis, tekanan di udara berganti menjadi kasar. Rasa marah memenuhi rongga tenggorokan Hazel, memberikan kekuatan pada genggaman tangannya.

"Lalu cobalah minta Ian menikahimu lagi. Jika kau memang masih berguna untuknya, dia pasti tak akan menolak"

"Lihat, kau akan di buang sama seperti ku"

"Akhhh" semua makanan dan vas bunga yang ada di meja luruh memenuhi lantai di iringi teriakan nyaring Hazel.

Ia merasa kalah saat ini, benar-benar di injak oleh Blue.

"Engga....Blue, dia nggak akan bisa berada di atas ku....iya, dia selamanya harus di bawah, dia harus terlupakan, dibenci dan tak di ingat lagi seperti bertahun-tahun lalu......aku akan memaksa nya pergi untuk kedua kalinya....bahkan dengan rasa sakit jauh dari tahun itu" Hazel bergumam frustasi dengan tekad menggebu.

Ia pernah menang sekali dan tak sulit untuk membalikkan keadaan seperti dulu lagi.

**

Putih gading, krem, dan cokelat memenuhi mata Blue dimanapun ia memandang di ruangan ini. Memberikan kesan kuat tapi santai, jauh lebih baik dari pada warna abu yang memberikan kesan mewah itu.

Puas dengan hasil renovasi kilat itu, Blue segera memasuki ruang rapat untuk proyek Rosvrat Mall. Ini pertama kali untuknya memimpin rapat di perusahaan ini dengan jabatan manager.

Tapi satu hal yang sudah bukan pertama kali, ia sudah banyak bertemu berbagai manusia. Ini bukan masalah.

Krek

Alasan Ku MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang