Ian masuk ke apartemen miliknya dengan wajah kusut setelah melakukan pemeriksaan di kantor polisi. Kasus penggelapan gaji ini menjadi panjang karena banyaknya artis naungan miliknya yang melapor.
Menjatuhkan tubuh lelahnya di sofa dengan helaan napas panjang, kerutan di dahinya makin dalam. Merasa aneh tiba-tiba hidup nya menjadi terpuruk seperti ini. Keadaan pun terasa makin aneh dengan artisnya yang tiba-tiba saja melaporkan masalah gaji ke kantor polisi, padahal mereka bisa membahasnya dahulu dengan agensi. Ian yakin ada seseorang yang memprakarsai ini semua.
Agensi yang sudah ia bangun dengan susah payah itu sudah kehilangan nama bahkan lebih buruk Papanya tidak bisa membantu lebih. Biasanya masalah suap menyuap akan mudah di lakukan tapi entah siapa yang membuat semua nya makin sulit hingga Papanya tak bisa menyuap pihak berwajib.
"Sial" umpatnya meremas rambutnya. Merasakan kalut dan pusing luar biasa.
Papanya sudah lepas tangan tak bisa membantu lagi. Sedangkan dirinya masih tak bisa melepaskan B&I Entertainment begitu saja. ini mimpinya.
Belum genap masalah hidupnya Hazel datang dengan suara bantingan pintu yang tak santai.
"Ian, bagaimana ini bisa terjadi? kenapa bisa sampai ke kantor polisi?" teriaknya dengan wajah merah padam merasa marah.
Berdiri menjulang di depan Ian yang sama sekali tak berniat bergerak dari sofa.
"Ian" teriak Hazel kembali karena tak mendapatkan jawaban.
Kepalanya yang sudah serasa di aduk itu makin pusing mendengar teriakan wanita yang menjadi tunangannya itu. Ian berdecak menatap kearah Hazel, "Dari pada kamu teriak yang sama sekali nggak membantu lebih baik kamu bantu aku untuk memperbaiki agensi ku"
Mendengar jawaban yang tak ia harapkan, Hazel mendesah kasar, "Kamu gila? Agensi kamu itu sudah hancur, nggak ada harapan lagi. lebih baik kamu tutup aja. Agensi kamu itu juga udah nggak berpenghasilan lagi, apa gunanya...."
"Akh" pekik Hazel saat lehernya di cengkram kuat oleh Ian. Amarah yang tadinya naik berubah menjadi perasaan takut.
Cengkraman tangan itu tak longgar sama sekali, seperti emosi pria ini tersalur ke tangan itu. Dengan mata merah marah, Ian mengucapkan tiap kata, "Aku sudah mencoba sabar dengan mu, agensi ku itu mimpiku kau juga tau soal itu. Seharusnya kau membantuku bukan malah ikut menambah sakit di kepalaku Hazel. Kemana wanita pintar yang aku sukai itu? Wanita yang selalu punya ide cemerlang di setiap masalah? Apa kedatangan Blue membuatmu bodoh seperti ini?"
Hazel melotot mendengar dirinya di banding-bandingkan seperti itu. Ingin marah tapi tekanan di lehernya makin kuat.
"Ah, tidak aku yang bodoh karena lebih memilih mu dari pada Blue. Dan sekarang aku menyesal untuk pilihan ku itu" desisnya yang kemudian melepaskan cengkraman tangannya. Suara Ian sama sekali tak tinggi tapi rendah yang makin membuat perkataan itu masuk dengan dalam ke telinganya.\
Hazel termenung tak percaya mendengar kalimat menyesal itu. Setelah banyak hal yang mereka lalui dengan mudahnya Ian mengatakan menyesal? Kurang apa dirinya untuk pria ini? bahkan ia rela mendorong Blue dari tangga, membuat gosip buruk tentang wanita itu, menghasut Ayahnya. Dan setelah banyaknya usaha yang ia lakukan, tunangan nya ini mengatakan menyesal.
Suara Hazel tercekat di tenggorokannya, ia berdiri diam beberapa detik.
"Menyesal?" lirihnya. "Kamu menyesal karena bersama ku?" tanya nya pelan.
Ian sudah berjalan ke dinding kaca, menatap hamparan kota. Ia sama sekali tak berniat menatap Hazel.
"Ada masalah yang jauh lebih penting yang harus kita urus sekarang Hazel. Jadi berhentilah terus memikirkan perasaanmu. Aku butuh pengacara yang bagus untuk meringankan masalah penggelapan gaji ini. juga modal untuk perbaikan agensi. Aku harap sebagai tunangan kamu tidak mengecewakan ku lagi Hazel. Aku butuh uang sekarang" ucapnya tanpa basa basi yang makin membuat goresan rasa tersinggung di hati Hazel makin dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alasan Ku Menikah
RomanceBlue Darold, dihari kemenangan sebagai aktris terbaik tahun itu Blue harus menelan air mata saat melihat sang kekasih bercumbu mesra dengan sang adik. Hari kebahagiaan itu berubah jadi pintu pembuka segala rahasia di hidupnya Dimanfaatkan oleh sang...