52. Aku lupa kau pencemburu

22.9K 2.1K 184
                                    

Langkah yang di ambil tergesa-gesa oleh Blue itu membuat Eulalia tertinggal di belakang. Blue pergi begitu saja tanpa menunggu temannya itu menyusul.

Dan di sinilah ia, mendekam di kamar mandi, sambil terus bersungut-sungut memaki Arthur. Saat rasa kesalnya belum juga hilang setelah menghindar ke kamar mandi. Blue tak menunggu lagi untuk menemukan Eulalia, ia hanya berpikir akan lebih baik jika keluar dari tempat ini.

"Sebaiknya aku pulang, dari pada berlama-lama di sini" putusnya.

Koridor hotel yang panjang dengan desain ukiran yang sama percis menyulitkan Blue, ia bingung harus melangkah ke arah mana untuk keluar dari gedung ini. Tapi ia terus berjalan, mungkin jika ia menemukan lift ia akan bisa secepatnya keluar. Tapi sekarang ia seperti orang bodoh yang entah sampai kemana. Dan Blue merasa ia terus berputar-putar saja.

"Ck, sial. Apa ini tanda aku tidak boleh pergi dari sini? Apa aku masih harus menjadi penonton ajang perjodohan Arthur dan Anastasia?" tanya nya lagi-lagi kesal entah pada siapa.

Dan ketika ia sudah berjalan dan mengenali jika ia hampir mendekati venue acara proyek Anatasia. Blue langsung tau jawabannya.

Ia mendesah kasar dan ketika itu, pintu yang berada sedikit jauh darinya terbuka. Menampilkan sosok tinggi dengan wajah tampan yang ia maki tadi.

Arthur keluar dari salah satu pintu disana. Seakan menambah rasa kaget Blue, wanita cantik mengikuti muncul di belakangnya. Tanpa bertanya, Blue segera tau itu siapa. Anastasia.

'Apa yang mereka berdua lakukan di ruangan itu? Ini hotel kan?' suudzon Blue.

Blue berdiri diam terus menatap ke arah dua orang itu yang tampak berbicara satu sama lain. Dan sialnya ia sama sekali tak bisa mendengar, hal itu semakin menambah keingingan Blue untuk tak bergerak menyapa.

Ia dengan segera merapikan dressnya yang sudah cantik itu, mengambil posisi anggun dan berjalan dengan tenang melewati mereka berdua. Blue terus menatap lurus ke depan, berpura-pura seolah tak mengenal pria itu. Berjalan seolah mereka hanya hiasan di koridor itu.

Arthur yang sejak tadi memperhatikan tak bisa tak tersenyum. 'Apa lagi yang istriku lakukan?' tanya nya.

Anastasia yang tak mengenal Blue, bahkan tak memperhatikan wanita itu. Ia terus menatap Arthur, mengajak pria itu berbicara. "Ar, akan ada after party. Lebih baik kita bicarakan lanjutan tentang proyek ini di sana nanti." ucapnya lembut terdengar sopan masuk ke telinga.

Arthur menoleh saat itu. "Aku tidak bisa. Kita lanjutkan pembahasannya di perusahaan saja" jawabnya yang membuat Anastasia tak puas. "Kenapa? kamu ada acara lain malam ini?" tanya nya lagi ingin tau.

Arthur seketika menggeleng, "Istriku tidak bisa tidur sendirian. Ah, aku belum mengenalkannya padamu. Lain kali akan ku perkenalkan" jawabnya dengan senyum ketika mengenang tingkah istrinya barusan. Merasa lucu sendiri.

Anastasia seketika diam ketika melihat Arthur dengan mudahnya tersenyum seperti itu. Ia lupa jika Arthur sudah menikah. Tapi ia tak melihat istri Arthur sedari tadi. "Apa dia tidak datang hari ini? kenapa kamu tidak membawanya?" tanya Anastasia yang kelihatan sangat penasaran dengan rupa istri Arthur itu.

"Dia tidak suka orang lain tau kalau aku suaminya" jawabnya pelan masih dengan sedikit tawa walaupun perkataan itu terdengar seperti hinaan bagi Anastasia. Bagaimana mungkin istri Arthur bertingkah seperti itu? Dia tidak mau orang lain tau? Itu artinya ia sama sekali tidak menghargai Arthur. Dan hal itu membuat Anastasia tak suka.

Tapi ia tak ingin menunjukkan raut tak suka itu pada Arthur. Ia kembali memasang senyumnya. "Mungkin karena banyaknya berita mu dengan para artis itu" ucap Anastasia bercanda tapi membuat Arthur terkekeh pelan. "Ya, dia memang pencemburu" sahutnya membuat Anastasia melongo lagi. Ia jadi ingin tau, seperti apa hubungan antara mereka berdua, hingga Arthur dengan mudah memberikan toleransi pada istrinya itu.

Alasan Ku MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang