42. Hadiah Arthur

29.2K 1.5K 27
                                    

Blue keluar dari mansion Barayev, mengendarai mobil yang sudah ada di mansion. Entah milik siapa, tapi yang pasti sudah ada sopir di sana yang katanya bertugas untuk mengantar jemput dirinya.

Mendengar berita dari Eulalia, ia tak bisa tak memikirkan Arthur lah dalangnya. Blue juga merasa heran dengan tingkah Arthur semalam, apa ia marah karena Blue membahas tentang Ian?

Tapi untuk apa juga ia marah? Padahal Blue meminta Arthur untuk memberikan dana tapi pria itu malah menghancurkan agensi Ian.

"Haah" Blue kembali menghela napas.

Sebenarnya apa yang pria itu lakukan. Blue terpaksa harus mengganti rencananya akibat surprise dadakan Arthur ini.

Menuju agensi Eulalia, Blue langsung masuk keruangan temannya itu.

Eulalia yang sibuk dengan layar monitor langsung menatap dirinya, "Cepet banget lo nyampenya, sebenarnya lo tinggal dimana sih? gue tanya Yani, dia bilang lo nggak ke apart nya tuh"

Blue yang sedari tadi sibuk dengan berita Ian, langsung di buat ingat kembali dengan pernikahan konyolnya. Dia lupa belum menjelaskan pada temannya.

Menggaruk pelipis, bingung harus menjawab apa, Blue langsung mengalihkan perhatian, "Gue mau tau berita soal agensi Ian, gimana kondisi terkininya?" Blue mengambil duduk di sofa menghadap Eulalia.

Bersyukur Eulalia dengan mudah teralihkan, temannya itu langsung menjelaskan, "Ya gitu masih tahap penyelidikan, tapi gue rasa buktinya udah valid sih, aneh juga ya tiba-tiba artis di bawah naungan agensi Ian secara bersamaan ngelapor gitu. Nggak cuma satu dua artis, gue denger ada 8 artis yang ngelapor. Kan kacau banget kan"
Mendengar kan itu, Blue juga tak bisa tak bingung.

"Kenapa kayak ada dalang di balik ini nggak sih. karena nggak mungkin tiba-tiba beberapa artis ngelaporin agensi mereka yang udah jelas di ujung tanduk kan. Kalau terbukti, udah jelas banget agensi Ian tutup sih. Jadi penasaran gue siapa yang dalangin ini semua" ucap Eulalia.

"Menurut lo siapa?" tanya Blue tiba-tiba yang membuat dahi Eulalia mengerut sejenak tapi tak ayal menjawab.

"Yah, pasti orang yang punya kuasa sih, yang levelnya jauh lah dari Ian, plus yang mau buang-buang duit sembarangan. Lo cari deh orang yang kayak gitu, ya kali gue tau siapa, musuh nya Ian mungkin, lo kan mantan tunangannya siapa tau lo tau kan" ucap Eulalia mengejek.

Blue berdecak mendengar kata mantan tunangan itu.

"Tapi ya gue rasa yang ngelakuin ini semua sih pasti orang yang punya dendam sama mantan tunangan lo, sama kayak lo. Jadi harus nya lo sangat berterima kasih sama tuh orang karena udah bantu ngehancurin harta kesayangannya tu cowok brengsek"

Blue juga berpikir hal yang sama, jika ciri-cirinya seperti itu pasti lah Arthur orangnya. Blue menggenggam hpnya menatap deretan nomor yang tak asing baginya. Apa ia tanyakan saja pada Arthur ya?

Sejenak berpikir, akhirnya Blue mematikan layar hpnya. Ia mengurungkan niatnya. Tiba-tiba saja ia jadi berdebar sendiri karena akan menelpon Arthur.

"Jangan bilang aku deg deg an karena Arthur udah bantuin" lirihnya merasa tak yakin.

Eulalia yang tak mendengar jelas justru merespon, "Lo bilang apa?"

Blue dengan kaget menatap Eulalia, "Hah? Oh gue tanya Bryan mana?"

"Oh, Bryan ada dia di sini, mau ngelakuin apa lagi kalian? udah habis uang Hazel kalian porotin e lah" ucapnya yang langsung menekan intercom ke ruang sekretarisnya untuk meminta di panggilkan Bryan.

Blue tertawa sejenak mendengar itu, "Ya itu emang tujuannya, gue mau tau gimana cara dia bantu Ian kali ini. Udah pasti mereka berdua lagi kalut banget dan butuh duit. Sekarang saat nya buat menipu Hazel" ucapnya terkekeh licik yang di balas ekspresi ngeri oleh Eulalia.

Alasan Ku MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang