HALO, SEMUANYA!!
JUMPA LAGI SAMA AKU NIH^^
MAAF YA, BARU UPDATE SEKARANG!
GIMANA KABAR KALIAN SEMUA?
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI BUAT MACAAGENGS YANG MERAYAKANNYA. MINAL AIDIN WALFAIZIN, MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN YA^^
SAPA AKU SESUAI ZODIAK KALIAN :
WARNA KESUKAAN KALIAN :
SPAM EMOT 💛 UNTUK AKU :
INISIAL CRUSH KALIAN APA HAYO 🤭 :
SIAP UNTUK MEMBACA KELANJUTANNYA?
VOTE DULU SEBELUM BACA YA!!
SIAP ATAU ENGGAK NIH?
PASTINYA SIAP DONG!! ^^
Happy reading, Macaagengs!!
***
Awan berubah mendung kala sore itu. Akila memacu kakinya mengayuh sepeda milik Miserlya untuk lebih kencang lagi. Ia baru saja dari toko bunga milik maminya untuk kembali ke rumah.Di keranjang depan sepeda, terdapat lima tangkai bunga mawar yang sengaja Akila ambil diam-diam agar Denada tak mengetahuinya. Ia selalu menyempatkan mencuri bunga mawar kala sesekali berkunjung ke tempat itu.
"Yah, hujan turun deh." Akila bergumam.
Dari jarak tempuh yang terbilang begitu jauh dari rumah, rintik hujan pun mulai membasahi bumi. Meski begitu, Akila tak berniat untuk berteduh di bawah pohon besar yang ada di pinggir jalan.
Kecepatan sepeda yang ia kayuh mulai melambat. Akila sengaja melakukan itu. Detik demi detik ia nikmati sensasi hujan dan aromanya yang menenangkan.
Tin!
Akila terkejut kala suara klakson yang nyaring mengisi pendengaran. Tanpa menoleh ke belakang, Ia pun menepi agar sang pengguna jalan bisa menerjang hujan dengan segera dan bisa tepat waktu sampai tujuan.
"Masa kecil lo kurang bahagia?"
Sontak, Akila menoleh ke samping kala suara dari anak laki-laki itu mengejutkannya. Bola mata Akila sedikit melebar kala mendapati Alfan yang tengah mengendarai motor tanpa helm. Hujan-hujanan seperti dirinya saat ini.
"Kak Alfan ngagetin Akila!" Akila mengeraskan suara agar terdengar di saat hujan semakin mengguyur.
"Nggak sengaja." Alfan melempar cengiran.
Akila mengusap kasar wajahnya kala air yang mengenainya menghalangi pemandangan matanya.
"Neduh dulu, makin deres ini." Alfan melajukan motornya menuju halte terdekat.
Akila mengekori Alfan yang turun dari motor setelah sepeda ia parkirkan. Keduanya berdiri di pinggir halte sembari menggosok kedua telapak tangan karena embusan angin serta terjangan hujan mulai menusuk kulit.
"Lo dari mana pake sepeda gitu?" tanya Alfan sambil mengacak-acak rambutnya agar kering.
"Akila dari toko Mami. Mobil Akila di pake Mami makanya Akila pulang pake sepeda," jawab Akila.
Alfan manggut-manggut mengerti. Ia tadahkan tangan menampung air hujan.
"Kak Alfan kenapa hujan-hujanan gini? Besok bukannya kalian tampil buat rayain ultah sekolah kita? Kak Alfan juga vokalis, kan?" tanya Akila beruntun.
Alfan memangku kedua tangan. "Emangnya acara ultah sekolah besok? Kok gue bisa lupa, ya?" tanyanya.
Akila mengangguk cepat. "Iya, Kak Alfan. Kok sampe lupa sih, nanti Pak Kepsek marah loh. Kemaren kan, udah dikasih tau kalo grup kalian dapet kesempatan tampil gitu. Jangan bikin Pak Kepsek ngambek ...." Akila terkekeh pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Narsis Baby (TERBIT)
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA KARENA SEBAGIAN CERITA DI PRIVATE! JANGAN TUNGGU SAMPAI ENDING, NANTI NYESEL🥵 Ini bukan kisah tentang Cinderella yang kehilangan sepatu kaca atau pun kisah seorang nerd girl yang bertemu pria kaya raya. Ini hanyalah kisah Ru...