11. SELAI RASA NANAS

26.5K 380 6
                                    

"Pagi sayang" sapa mas wisnu kemudian mengecup kening ku.

"Pagi mas, sarapan nya cuma roti aja ngga apa-apa kan?"

"Mbok iyem kemana?"

"Mbok iyem sakit mas, jadi hari ini izin ngga masuk, barusan suaminya kesini"

"Oh gitu"

"Mau selai rasa apa mas?"

"Hm...coklat aja"

Mas Wisnu kenapa sih liatin aku gitu banget, emang nya salah ya pakai daster begini.

"Ini mas roti nya, ayo cepet dimakan nanti telat ke kantor"

"Sayang, kamu sengaja ya pakai baju begitu?" Tanyanya sambil melihat ku dari atas sampai bawah.

"Sengaja gimana sih mas, aku kan emang biasa pake baju daster kalo lagi dirumah"

"Terus tadi waktu suaminya Mbok iyem kesini kamu-"

"Ya ngga lah mas, aneh-aneh aja kamu"

"Ya kirain"

Sudah pukul delapan lewat lima belas menit tapi mas Wisnu masih juga belum berangkat, tumben. Sampai aku selesai membersihkan meja makan dan dapur, mas Wisnu masih dengan posisi yang sama.

"Mas, kamu kenapa? Sakit?" Tanya ku memastikan.

Tanpa basa-basi mas Wisnu menggendong ku, lalu mendudukan ku di atas meja makan.

"Kamu membangunkan Wisnu kecil yang sedang tertidur" bisiknya seraya menuntun tangan ku menuju Junior yang sudah berdiri tegak.

"Masss...." terkejut diriku.

"Layani mas sebentar ya sayang" bisiknya parau.

"Disini?" mas Wisnu mengangguk.

Bibir kami saling beradu, bertukar saliva. Ciuman mas Wisnu turun ke leher lalu ke dada. Baju daster ku di singkap lalu di buka begitu saja. Bra dan cd ku juga tak lupa di lepas, lalu di lempar sembarang.

"Mas, kamu mau ngapain?"

Mas Wisnu membuka tutup selai rasa nanas.

"Sayang, buka bibir vagina mu" titah nya.

"Ta-pi mass?"

"Nurut aja, mas pengen sesuatu yang berbeda"

Ku buka bibir vagina ku lebar, kemudian mas Wisnu mengolesi selai rasa nanas disana. Duduk di hadapan ku, lalu membuka lebar bibir vagina ku. Lidah nya menari-nari di atas klistoris ku, menyapu bersih selai nanas di atas vagina ku.

"Hhmppp masshhh aahhhh...."

Slurpppppppp

"Ngghhhhhhh sshhh awwhhhhh"

Tubuhku mengejang saat mas Wisnu menyedot daging kecil di Inti tubuh ku dengan sangat kuat, tangannya tak tinggal diam, dari satu sampai tiga masuk ke dalam lubang vagina ku. Di tarik keluar terus di masukan lagi, begitu terus menerus.

"Masshhhhh ennaakkhhh bangeettttt" hm, kemaren aja nolak-nolak.

Aduh, mas Wisnu ini kenapa sih, kok tiba-tiba jadi nanas begini, eh ganas maksudnya hehe. Dia belajar dari mana coba, Bisa-bisanya bereksperimen begitu, uhuy.

"Sayang, pindah ke sofa yuk" aku mengangguk, lalu mas wisnu menggendong ku.

"Mas, emang kamu ngga kerja?" Tanyaku penasaran.

"Hari ini mas mau cuti aja, abis kamu menggoda banget sih"

Kegiatan kami berlanjut di sofa ruang tamu. Tubuh ku di bolak-balik seperti ikan goreng. Beberapa kali panggilan masuk ke ponsel mas Wisnu, tapi tak ia hiraukan sama sekali.

MAS WISNUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang