"Bun, besok Gema mau lamar Syera secara resmi"
"Hah? Duduk dulu Gem, coba bicara pelan-pelan"
Bunda dibuat bingung dengan ucapan Gema yang tiba-tiba, tidak ada angin tidak ada hujan, ada apa sih sebenarnya? Bunda tau kalau mereka memang akan menikah, tapi kan nanti setelah Syera selesai kuliah.
"Sebentar, bunda panggil ayah dulu"
Syera duduk disamping Bunda sambil terus menundukan kepalanya, ayah duduk di kursi single berhadapan dengan Gema. Ayah sempat melirik Syera sekilas, tapi putri bungsu nya itu tetap menunduk malu.
"Ada apa Gem? Tadi bunda bilang kamu mau lamar Syera secara resmi, bukannya nunggu Syera lulus?" Akhirnya ayah membuka suaranya.
"Iya yah, Gema akan datang besok malam bersama orangtua untuk melamar Syera secara resmi"
"Kalian tidak habis melakukan kesalahan kan?" Tanya ayah curiga.
"Astagfirullahhalazim ayah" Syera yang sedari tadi hanya diam, akhirnya menjawab.
"Tidak ayah!" Jawab Gema tegas.
"Ya kan ayah cuma tanya, kalau kalian memang tidak melakukan kesalahan ya alhamdulillah"
"Alasannya apa kalau boleh bunda tau?"
Syera menceritakan semuanya dari awal, bunda dan ayah langsung paham. Mereka pun menyetujui dan mendukung maksud baik Gema, besok malam acara akan dilaksanakan secara sederhana, hanya keluarga inti saja.
"Abang pulang dulu ya" Karna waktu sudah sore, Gema pun segera berpamitan. Ia harus segera memberitahukan kedua orangtua nya, dan melakukan persiapan.
"Iya abang, hati-hati"
"Nanti abang transfer ya buat keperluan besok"
"Ngga usah abang, uangnya buat persiapan pernikahan aja"
"Gak apa-apa, buat calon istri harus memberikan yang terbaik dong"
"Ih abang, Syera jadi malu" dengan gemas Gema menjawil hidung Syera.
"Gemes banget sih, jadi pengen cium" bisik Gema.
"Hush! Udah sana pulang ah, ngga bener kalo lama-lama disini"
"Ya udah, abang pulang ya cantik"
"Hati-hati calon suami" Gema tersenyum geli saat mendengar panggilan yang di sematkan untuk dirinya.
~
Mama Meli dibuat kalang kabut oleh Gema, saat Gema sampai di rumah dan memberitahukan rencananya, kedua orangtua nya dibuat geleng-geleng tak percaya.
"Duh Gem, kamu tuh ya bener-bener deh"
"Kan mama pengen secepatnya, gimana sih!"
"Ya tapi ngga besok juga Ragema Wilson, kan butuh persiapan, duh pa anak kamu tuh bikin mama jantungan aja"
"Udah udah, sekarang mending kita siap-siap, terus kita cari barang apa saja yang dibutuhkan buat besok"
Akhirnya setelah Perdebatan kecil tersebut, mereka bertiga pergi kesebuah mall elite di tengah kota, tempat mereka tinggal. Untung saja barang-barang yang dicari lengkap disana, jadi mereka tidak perlu keliling lagi.
"Baju buat Syera udah ada belum Gem? Mau sekalian cari disini aja?" Tanya Mama Meli.
"Kata Syera mau cari besok aja ma, di butik langganan nya bunda"
"Mau warna apa rencananya? Biar sekalian cari baju batik buat kamu"
"Warna biru langit"
"Oke, ada lagi yang mau kamu beli Gem?" Tanya mama Meli lagi, memastikan.
"Ngga ada ma, nanti aja kalo buat seserahan, biar Syera sendiri yang pilih"
"Ya udah, kalo papa gimana? Mau beli baju batik juga?"
"Ngga usah ma, batik papa masih bagus-bagus di rumah"
~
"Dek, ayo kita berangkat sekarang"
Wisnu dan Salma juga tak tinggal diam, setelah mendapat kabar dari bunda, Wisnu langsung mengajak istri dan anaknya untuk berkemas, sebab mereka akan menginap.
"Iya mas ayo" Maaliq sudah berada dalam gendongan Wisnu.
"Mbok, Wisnu sama Salma pergi dulu ya, titip rumah ya mbok"
"Iya den, nanti mbok mau ajak anak mbok buat nginep disini gak apa-apa kan?"
"Gak apa-apa mbok, ajak aja"
"Kita pamit ya mbok"
"Hati-hati den"
Salma mengambil alih Maaliq, karna Wisnu akan mengemudikan mobil. Sepanjang perjalanan Maaliq begitu happy, apalagi saat diputarkan lagu kesukaan nya 'baby shark'.
"Happy ya nak" Wisnu sampai Gemas melihat Maaliq begitu aktif, ia sampai tak mau di dudukan di pangkuan Salma.
"Kita mau beli kue dulu kan mas?" Tanya Salma.
"Cuma pesen kok, paling besok dianter ke rumah bunda" Salma mengangguk.
"Neh...neh...." Maaliq merengek saat dirinya sudah mulai lelah.
"Mau nen? Anak ganteng haus ya..."
Posisi Maaliq kini sudah nyaman, ia bahkan tak sabar saat Salma membuka kancing kemeja nya. Tangan mungil nya terus menarik-narik tangan Salma.
"Sabar sayang ku"
Salma merintih saat Maaliq malah memainkan puting nya, ia sampai memegang lengan Wisnu.
"Sakit?" Salma hanya berdehem pelan.
"Jangan digigit dong nak, nanti lecet puting mama" ucap Salma sambil mengelus rambut Maaliq.
"Mulai disapih aja sayang"
"Iya mas, ini juga kan udah mulai diselingi susu formula"
"Nakal ya jagoan papa" Wisnu menepuk-nepuk pelan bokong Maaliq.
.
.
.
.
.Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS WISNU
RomanceFollow dulu sebelum membaca, yang ngga suka skip aja! Chapter tidak urut. "Dia laki-laki baik, ibu sama ayah juga sudah mengenal keluarga nya" "Iya bu aku tahu, tapi kenapa harus mas wisnu?" "Memang kenapa dengan nak wisnu? Bukan nya kalian berdua...