13. KUNJUNGAN

20.1K 371 6
                                    

"Dek, bunda sama ayah lagi di jalan mau kesini"

Mata ku yang tadi nya mengantuk pun langsung melek sempurna. Aduh, tumben banget mama papa mertua ku mau mampir.

"Mas ih, kenapa baru bilang sih" aku jadi kesel sama mas Wisnu.

"Dadakan dek, ya udah yuk mandi dulu"

Mana kaki masih lemes, mas Wisnu kalo lagi libur kerja mau nya begituan mulu. Kalo istri nya belum ngeluh sakit, ngga akan berhenti.

Ting...tong...

"Kayak nya itu mereka deh"

"Ih gimana ini aku belum ngapa-ngapain, mas ih kamu sih"

"Jangan panik dek nanti mas ikut panik juga, udah sana kamu mandi duluan biar mas yang buka pintu"

Mas Wisnu turun ke bawah untuk membuka pintu.

Ceklek!

"Assalamu'alaikum..." ucap bunda ayah.

"Waalaikum salam..." Mas Wisnu mengecup punggung tangan ayah bunda bergantian.

"Ayo masuk bun, yah"

"Salma mana? Bunda kangen pengen ketemu mantu nih"

"Salma lagi mandi bun , sebentar lagi juga turun"

"Jam segini baru mandi? Hm, dasar pengantin baru" mas Wisnu cengengesan malu.

"Jangan di gempur mulu mas, kasian mantu bunda nanti ngga bisa jalan repot" ledek bunda.

"Biarin bun, kita juga dulu gitu sampe seharian ngga keluar kamar" jawab ayah menimpali.

Salma yang baru selesai segera turun kebawah untuk menemui mertuanya. Rambut nya masih setengah basah, sebenarnya malu menemuni ayah bunda dengan keadaan begini.

"Aduh aduh mandi basah" Salma tersipu malu, lalu mengecup punggung tangan mertua nya bergantian.

"Ayah sama bunda apa kabar? Kesini ngga ngabarin dulu, aku jadi ngga ada persiapan"

"Kita berdua baik sayang, kita ngga ada niat kesini cuma kebetulan ayah ada urusan sekitar sini ya jadi sekalian aja"

"Alhamdulillah kalo ayah sama bunda baik, udah pada makan belum?"

"Kita makan diluar aja yuk.." ajak ayah.

"Bunda sih ayo ayo aja"

"Mas gimana?" Tanya ku.

"Mas ikut aja, tapi mas mau mandi dulu ya"

~

Di restoran...

"Sal, gimana makanan nya? Enak ngga?" Tanya bunda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sal, gimana makanan nya? Enak ngga?" Tanya bunda.

"Enak bun, makasih ya udah ajak aku kesini"

"Syukurlah kalo kamu suka, soalnya kata Wisnu kamu kalo di ajak makan di luar gini ngga mau, kenapa?"

Bukan ngga mau sih, tapi lebih ke sadar diri aja. Soalnya aku ngga mau abisin uang mas Wisnu cuma-cuma, masih mending kalo aku punya penghasilan sendiri.

"Ngga kenapa-napa kok bun, cuma kan kalo di pikir-pikir sayang aja makan di tempat mahal kayak gini"

"Sayang dengerin bunda, kalo cuma sesekali gak apa-apa nak, sebagai bentuk penghargaan untuk diri yang sudah bekerja keras"

"Tapi kan aku ngga punya penghasilan sendiri bun, kalo pake uang mas Wisnu buat cuma cuma kan sayang bun, mending di tabung aja uang nya"

Bunda tersenyum seraya mengusap pipi ku lembut.
"Ini baru mantu kesayangan bunda, ngga berambisi, dan yang paling penting adalah cara kamu menghargai hasil kerja keras suami kamu"

Di saat kami sedang asyik mengobrol, tiba-tiba mbak Anggi dan bang Rudi menghampiri kami. Tanpa rasa malu. Aku bingung deh sama kelakuan si drama Queen ini, ada aja tingkah laku nya.

"Pulang yuk, cuaca disini jadi agak panas ya" ucap bunda menyinggung, karna mbak Anggi seperti enggan pergi dari meja kami.

"Bun, aku mau minta maaf" ucap mbak Anggi.

"Jangan panggil saya bunda, kamu bukan siapa-siapa saya"

Ternyata bunda masih menyimpan dendam sama mbak Anggi. Hm, ngga enak banget di posisi begini, kesana kakak kandung kesini mama mertua.

"Aku salah bun, tolong maafin aku bun, yah" ucap mbak Anggi memohon.

"Mau kamu minta maaf juga percuma, Wisnu sudah bahagia sekarang dengan Salma jadi kamu ngga usah jadi benalu" ucap bunda sarkas.

Aku sih malu banget kalo jadi mbak Anggi, di permalukan kayak gini. Udah gitu bang Rudi cuma diem aja, ngga ngebelain mbak Anggi.

"Bisa tinggalkan kami? Kami sedang menikmati waktu kami!" Ucap ayah tanpa ekspresi.

Untuk kali ini aku ngga bisa ngomong apa-apa, posisi ku tak mendukung untuk membela siapapun di sini. Keduanya orang-orang yang sangat aku sayangi.

"Maaf kalau istri saya mengganggu, kami berdua permisi" barulah bang Rudi bersuara, kemudian mereka berdua pergi dari meja kami.

"Bunda ngga suka liat mereka berdua, ngga tau malu banget" gerutu bunda dan aku langsung menunduk malu.

"Bun..." Mas Wisnu mengingatkan bunda jika disini ada aku dengan latar belakang adik dari mbak Anggi.

"Sal, maaf ya kalo omongan bunda sedikit kasar, bukan berarti bunda ngga suka sama kamu juga, sekali lagi maafin bunda ya sayang"

"Gak apa-apa bun, aku ngerti kok"

"Mending kita pulang aja yuk, udah sore juga" ajak mas Wisnu.

"Iya mending kita pulang, bunda sama ayah langsung pulang ya ngga mampir dulu"

"Iya bun gak apa-apa, makasih ya udah ajak aku makan disini" ucap ku kemudian memeluk bunda dan ayah bergantian.

"Sama-sama sayang, kamu jangan capek capek ya biar Wisnu Junior cepet hadir disini" ucap bunda sambil mengusap-usap perut ku.

"Amin, doain aku sama mas Wisnu terus ya bun, biar bisa secepatnya kasih bunda sama ayah cucu"

"Doa kami selalu menyertai mu nak" jawab ayah.

"Kalian berdua baik-baik ya nak, saling menjaga dan saling menyayangi satu sama lain, bunda doakan semoga Salma cepat mengandung dan usaha Wisnu lancar terus"

"Amin..." jawab ku dan mas Wisnu.

.
.
.
.
.

Bersambung

MAS WISNUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang