53. Kejar setoran

4.8K 139 4
                                    

"Abang ahh...."

Gerakan pinggul Gema semakin kencang, sampai menimbulkan suara yang indah di telinga kedua insan yang sedang di mabuk cinta.

"Arghh..." Teriak Gema saat gelombang cinta menyembur, menghangatkan rahim Syera.

"Abang udah ya, pinggang aku sakit, ini aku juga udah perih banget" rengek Syera.

"Istirahat sebentar ya...abang masih pengen sayang"

"Udah tiga kali Abang, kamu ngga capek apa!?"

"Abang masih kuat, mumpung besok libur juga"

"Tapiii...aku nya capek abanggg...perih sama panas ini aku nya"

"Abang jilatin ya, sini lebarin kakinya"

"Abangggg mahhh" Syera kesal tapi tetap mengikuti perintah Gema.

Kedua kaki Syera di buka lebar, warnanya sampai kemerahan karena ulah Gema. Syera kembali mendesah saat lidah Gema mengeksplor inti tubuhnya. Tangan nya tak tinggal diam, memilin bahkan meremas kedua bukit kembar istrinya.

"Buka lebar ini nya sayang" perintah Gema.

Tangan Syera terulur ke bawah, menuruti perintah Gema.

"Abanghh...ahhh...eenakkhhh" Syera terus meracau, kata enak terus keluar dari mulut nya, tanpa sadar.

Gema semakin gencar, bahkan jari-jari nya bermain di bawah sana. Tubuh Syera gemetar hebat saat terus mendapat serangan dari Gema, Syera suka saat Gema bermain di bawah sana dengan lidahnya, rasanya bikin melayang.

"Enak sayang?" Tanya Gema sesaat setelah Syera kembali orgasme.

"Hmm...kaki aku lemes abang"

"Kamu istirahat aja, biar abang yang bekerja" Gema kembali memposisikan tubuhnya diantara paha Syera.

"Udah kayak kejar setoran aja abang nih"

"Biar cepet jadi baby sayang, jadi abang harus bekerja ekstra"

"Nghh..." Gema kembali memasukan rudal nya yang sudah menegang, menghujam lubang kenikmatan milik Syera, sampai pemiliknya menjerit nikmat.

~

Tok

Tok

Tok

Ceklek!

"Ada apa mbok?"

"Ada tamu bu, mau ketemu sama bapak"

"Suruh masuk aja, sekalian bikinin minum ya mbok, aku bangunin mas Wisnu dulu" Mbok iyem mengangguk kemudian pergi.

Mas Wisnu baru saja tertidur, Maaliq juga ikut tidur di samping mas Wisnu, jam tidur siang.

"Mas" ku usap pelan lengan mas Wisnu.

"Hmm" matanya masih terpejam, ini kalau posisi nya ada di aku, pasti udah ngomel banget, baru juga tidur udah dibangunin.

"Ada tamu, mau ketemu kamu katanya" Aku berbisik, takut Maaliq ikut bangun juga, malah jadi repot nanti.

"Siapa?" Akhirnya mata mas Wisnu terbuka.

"Ngga tau mas, aku juga belum lihat keluar, tadi dikasih tau mbok"

"Mas cuci muka dulu, coba sana kamu lihat keluar"

"Iya mas"

Eh, bang Bima sama Melinda?

Tumben, ada apa ya?

Mereka berdua tersenyum saat melihat ku berjalan ke arahnya, dua gelas teh manis sudah tersaji di meja, lengkap dengan dua toples camilan.

"Kok ngga ngabarin kalau mau kesini?" Aku duduk setelah bersalaman dengan mereka.

"Dadakan Sal, Wisnu mana?" Tanya Bima.

"Mas Wisnu cuci muka sebentar"

"Maaf ya ganggu, pasti kalian lagi tidur siang" ucap Bima tak enak hati.

"Gak apa-apa, santai, silahkan diminum" mereka berdua mengangguk.

"Gue kira siapa? Tumben bro" Mas Wisnu bergabung bersama kami.

"Melinda ngajak kesini, sekalian juga ada yang mau gue obrolin sama kalian berdua"

"Ada apa nih, kelihatannya penting banget" Mas Wisnu tak sabar ingin mendengar.

"Gue baru tau kalau Salma sempet jatuh dari tangga pas hamil Maaliq, sampe Maaliq harus lahir secara prematur" kami masih mendengarkan, belum berniat untuk menjawab.

"Kemarin Yoga sempet cerita sama gue lewat telpon, sorry ya...gara-gara penjelasan Rudi, imbas nya jadi ke kalian" Bima menghembuskan nafasnya kasar.

"Rudi memang betul saudara gue, beda ibu, usia kita selisih satu tahun, Rudi lebih tua dari gue. Abi menikah lagi tanpa sepengetahuan umi, karna umi tak kunjung hamil pada saat itu, tapi setahun kemudian umi hamil gue. Singkatnya begitu Nu"

"Gue sama Anggi ngga pernah ada main Nu, itu semua gue lakukan hanya untuk menutupi perselingkuhan Rudi dan Anggi, saat itu gue diancam dan umi jadi jaminan nya. Saat itu gue belum punya keberanian yang cukup Nu, sampai akhirnya gue bawa umi pergi dari pesantren, gue ngga kuat melihat umi selalu diminta mengalah, gue sakit hati"

"Gue minta maaf sama lo Wisnu, maaf karna telah merusak persahabatan kita, gue emang sempet suka sama Anggi, tapi setelah gue tau dia pacaran sama lo, gue pilih mundur. Gue semakin sakit saat tau lo diam-diam malah nikah sama cewek yang gue suka, Salma"

Mas Wisnu berdiri kemudian mengulurkan tangannya, Bima menerima uluran tangan mas Wisnu, lalu mereka saling memeluk, saling meminta maaf. Semua sudah berlalu, sekarang masing-masing dari kami sudah memiliki pasangan yang sangat kami cintai.

"Satu lagi yang harus kalian tau tentang Rudi, tidak lama lagi Rudi akan segera menikah, namanya Sari, dia udah hamil. Sempet bikin geger pesantren, karena awalnya Rudi menolak untuk dinikahkan"

"Terus mbak Anggi?" Aku jadi khawatir sama nasib kakak ku.

"Rudi menikahi Anggi tanpa sepengetahuan abi, itu pun secara siri" jelas Bima.

"Ya allah mbak Anggi..." aku menghela nafas panjang, sambil mengusap dada.

"Cukup Bim, untuk bagian itu...gue ngga mau denger dan ngga mau tau. Akhir-akhir ini Anggi sering chat gue, minta ketemu, tapi selalu gue tolak. Entah apa tujuan nya, yang gue tangkap sih, dia kayak coba buat godain gue lagi"

Apa?

"Mas, kamu kok ngga cerita sama aku!?"

"Maaf sayang, Mas takut kamu kepikiran, mas ngga mau adik kenapa-napa"

Benar juga.

Ah, tapi...tetep aja kesel dengernya.

Ngga jadi iba deh kalo gini ceritanya.

"Ih ngeselin banget kamu mas"

"Maafin mas ya...kan demi kebaikan kamu sama adik"

"Lain kali jangan gitu ah mas, mending cerita aja"

"Iya sayang, Mas janji bakalan selalu cerita sama kamu"

"Mamaaaaa...." suara Maaliq mengalihkan obrolan kami, mas Wisnu langsung beranjak untuk melihat Maaliq di kamar.

Tenang banget rasanya setelah denger penjelasan dari Bima, jadi ngga bertanya-tanya lagi. Berarti wanita yang sempet aku temui di rumah sakit, benar itu Sari, soalnya mereka keluar dari ruangan dokter kandungan.

Mbak Anggi seolah mendapat karma nya, tapi sepertinya dia masih belum menyadari, buktinya masih gencar buat godain mas Wisnu. Kayaknya nanti aku bakalan ngomong deh sama ayah ibu, minta bantuan mereka, soalnya ini udah keterlaluan banget. Mbak Anggi sangat mengganggu kenyamanan keluarga kecil kami.

Semua sudah mendapatkan kebahagiaan nya, termasuk Bima yang sudah bahagia dengan kehadiran Melinda, walaupun awalnya dijodohkan, tapi mereka saling menerima dan berakhir bahagia. Gema juga sudah mendapatkan cintanya, begitupun dengan Alex dan Yoga. Kami semua bahagia. Dan mbak Anggi, biarkan dia dengan karma nya.

.
.
.
.
.

Selesai.

MAS WISNUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang