26. Kedatangan yang tak diinginkan

5.9K 227 1
                                    

Hari berganti hari, bulan pun terus berganti. Kini usia kandungan ku sudah menginjak tujuh bulan. Perut ku sudah semakin membesar, dan semakin sulit berjalan jauh, rasa lelah sangat mudah menyerang wanita hamil seperti ku.

Setiap malam mas Wisnu selalu setia menemani ku yang kesulitan untuk tidur, beberapa menit sekali selalu ingin buang air kecil. Bawaan nya tuh panas banget, padahal ac selalu stand by di suhu enam belas derajat.

"Mas..." selalu saja seperti ini setiap malam, sulit tidur, bahkan seluruh badan rasanya sangat pegal-pegal.

"Ngga bisa bobo ya?" Tanya mas Wisnu dengan nada yang begitu lembut.

"Capek mas, bulak balik kamar mandi terus" melihat ku tiba-tiba menangis, mas Wisnu bangun lalu duduk mendekat.

"Ngga boleh nangis sayang, masa mama nya baby cengeng gini sih" ucap mas Wisnu sambil mengusap airmata di pipi ku, kemudian mengecup kening ku lama.

"Jadi seorang ibu itu perjuangan nya luar biasa, dari mengandung sampai melahirkan nanti, pahala yang di dapat pun ngga kalah besar, dan ngga semua wanita bisa merasakan nya, jadi kita harus banyak-banyak bersyukur sayang" mas Wisnu terus memberikan ku ketenangan, sambil mengusap-usap perut ku.

"Aku lemah banget ya mas"

"Ngga kok, siapa yang bilang istri mas lemah? sini biar berhadapan sama mas!"

"Masss..."

Mas Wisnu mendekatkan wajahnya dengan perut ku, mengecup nya berulang-ulang, lalu mengusap nya lembut.

"Ini anak papa kenapa kok nakal ya? Masih mau main ya sayang"

"Dia gerak mas" mendapat respon gerakan dari dalam perut membuat ku dan mas Wisnu tersenyum bahagia.

"Mama nya udah ngantuk ini nak, bobo ya sayang udah malam" ucap mas Wisnu.

"Sshhhh...aduh sakit mas"

"Kamu ngga apa-apa sayang?" Tanya mas Wisnu begitu khawatir.

"Tendangan nya kenceng banget mas, sampe kerasa sakit"

"Ini kayaknya masih mau main sama papa ya nak? Mau papa jengukin ngga?" Pergerakan di perut ku semakin aktif.

"Pengen di jenguk katanya sayang, kangen sama mas nih kayaknya"

"Ah mas modus, bilang aja pengen"

"Masa mau jengukin anak nya ngga boleh sih sayang, boleh ya?"

"Iya boleh, tapi ngga boleh keluarin di dalem ya mas, inget apa kata dokter kemarin"

"Siap sayang!"

Daster busui yang ku gunakan sekarang sangat memudahkan mas Wisnu, jadi tidak perlu repot membuka baju ku. Kedua boba kesukaan mas Wisnu di keluarkan dari sangkar nya, di remas pelan dan sangat lembut.

"Kok yang sebelah puting nya masuk ke dalam sayang?"

"Kata bu dokter harus di pancing biar puting nya keluar mas"

"Tenang sayang, ini biar jadi tugas mas" dengan penuh semangat, mas Wisnu terus menyesap nya sampai puting ku akhirnya menyembul keluar.

"Jangan di gigit mas, perih"

"Gemes sayang, nenen kamu makin berisi, mas suka banget mainin nya"

"Ya jangan di gituin juga mas, geli"

"Geli geli enak kan sayang?" Goda mas Wisnu.

"Udah cepetan kalo mau nengokin baby"

"Ngga sabar banget sih sayang"

MAS WISNUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang