4. KESEMPATAN DALAM KESEMPITAN

28.7K 451 2
                                    

"Bunda pulang duluan ya, wisnu lagi di jalan sebentar lagi juga sampe"

"Iya bun, makasih ya udah mau nemenin aku disini"

"Sama-sama sayang, Bunda pulang ya assalamualaikum"

"Waalaikum salam, hati-hati bunda"

Tadi pagi sebelum mas wisnu berangkat kantor, bunda sudah sampai disini. Sampai sore hari tiba, sekitar pukul setengah empat, bunda berpamitan pulang. Dan tak lupa menitipkan ku ke perawat yang berjaga.

Tak lama bunda pergi, aku menekan tombol di samping ranjang. Niat hati ingin minta bantuan suster untuk berganti pakaian. Tapi di tengah-tengah kegiatan suster yang sedang membantu ku membersihkan diri terdengar suara mas wisnu.

"Dek..."

Srekk

Mas wisnu membuka tirai penghalang, hampir saja jantung ku copot, kapan mas wisnu datang? Kenapa tidak terdengar suara pintu di buka?

Tubuh ku yang polos dan hanya di tutupi selimut. Suster sedang membantu ku mengelap tubuh bagian belakang ku.

"Mas, tu-nggu di luar" sekita aku gugup segugup gugup nya.

"Suster, biar saya saja yang lanjutkan" ucapan Mas wisnu barusan membuat mata ku membulat sempurna.

"Baik pak, saya permisi kalau begitu"

"Eh sus jangan per-"

Terlambat, Suster sudah pergi dan mas wisnu sudah mengunci pintu dan kembali menutup tirai nya. Jantung ku berdebar lebih cepat dari biasa nya, ah sial.

"Mas" panggil ku lirih lalu menggeleng.

"Dek, mas ini suami kamu, kenapa harus ragu?"

"Bu-kan begitu mas ta-"

"Izinkan mas ya dek"

Mengambil handuk didalam baskom yang berisikan air hangat, lalu memeras nya. Mengusap punggung ku perlahan, dari atas sampai ke pinggang. Sudah di pastikan mas wisnu dapat melihat bokong ku dengan jelas.

Mas wisnu duduk menghadap ke arah ku, mengelap bagian dada ku yang tak tertutup selimut. Kedua tangan ku masih memegang erat ujung selimut, mencoba mempertahankan nya.

Cup

Dengan gerakan cepat mas wisnu mencium bibir ku, aku spontan hendak menjauh tapi tangan mas wisnu menahan ku. Melumat bibir ku dengan lembut, terus seperti itu walaupun tak mendapat balasan.

Aku terlonjak kaget saat payudara ku di sentuh lalu di remas di balik selimut. Mas wisnu menyudahi ciuman nya, ia menatap ku dalam lalu mengecup dada ku.

Menggenggam kedua tangan ku yang masih memegang erat ujung selimut. Menarik turun kebawah sampai kedua payudara ku terlihat.

"Ah" saat bibir mas wisnu melahap nipple ku yang sudah mengeras.

Tubuh ku rasanya seperti tersengat aliran listrik, rasa tidak nyaman pun ku rasakan, mungkin karna ini pertama kalinya aku di sentuh oleh lawan jenis.

Kedua tangan ku meremas bahu mas wisnu, menahan setiap gerakan yang di buat oleh mas wisnu. Ini seperti bukan mas wisnu yang biasa aku lihat, ia sedikit lebih menyeramkan dari biasanya.

Tok

Tok

Tok

"Salma, wisnu, kalian ada di dalem kan?"

"Ibu!? Mas, di luar ada ibu" Aku panik mendengar suara ibu.

Plop

Aku mendorong bahu mas wisnu kuat, bibirnya basah dengan air liur.
"Kenapa?"

"Di luar ada ibu mas, cepet ambilin baju aku di lemari"

Aku bisa bernafas lega, kalau saja ibu tidak datang, pasti akan terjadi hal yang lebih dari pada adegan seperti tadi, ih ngeri. Setidaknya aku bisa lepas dari hawa nafsu nya mas wisnu, tapi esok atau lusa, entahlah.

Ceklek!

"Ibu" Mas wisnu mengecup punggung tangan ibu.

"Kok lama? Abis ngapain kalian?" Tanya ibu dengan seringai jahil.

"Tadi wisnu habis bantuin salma ganti baju, jadi pintu nya di kunci"

"Oh seperti itu, kalian udah makan?"

"Salma udah bu, mas wisnu yang belum makan" jawabku.

"Aku nanti aja makan nya, belum laper"

"Makan dulu mas, mumpung ada ibu disini"

"Iya, mending kamu makan dulu" ibu menimpali.

"Ya udah kalo gitu mas keluar cari makan dulu, kamu mau di beliin sesuatu?"

"Ngga mas, beliin camilan buat ibu aja"

"Ya udah, bu titip salma sebentar ya"

"Iya, kamu tenang aja, pasti ibu jagain kok"

.
.
.
.
.

Bersambung...

MAS WISNUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang