36. Sahabat lama

4.4K 176 5
                                    

Pagi-pagi sekali bunda dan Syera sudah rapi, pagi ini mereka akan berbelanja ke supermarket. Bunda begitu antusias saat tau cucu nya akan menginap hari ini.

"Ngga baik anak gadis cemberut gitu" ucap bunda saat mereka berdua masuk ke dalam mobil.

"Sebenarnya aku masih pengen tidur bunda, mumpung libur kuliah"

"Nanti pulang dari supermarket kamu bisa tidur lagi"

"Demi keponakan aku yang ganteng, aku gak apa-apa kok bun"

"Hm...kamu ini"

Hanya butuh waktu sekitar dua puluh menit untuk sampai di supermarket. Bunda turun lebih dulu, sedangkan Syera mencari tempat parkir.

 Bunda turun lebih dulu, sedangkan Syera mencari tempat parkir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itukan cemilan kesukaan Wisnu" gumam bunda.

Dari kejauhan Bunda melihat rak-rak camilan, di rak ketiga dari atas ada sisa satu bungkus disana. Bunda berjalan cepat, untuk mengambilnya.

"Maaf..."

"Ngga apa-apa, ambil aja kalo mau" ucap bunda mengalah.

"Kemala? Ini beneran kamu?" Bunda mendongkak saat namanya disebut, bunda menutup mulut nya tak percaya saat melihat siapa yang berada di hadapan nya.

"Meli?"

"Iya ini aku Meli, ya allah mimpi apa aku semalam, akhirnya bisa ketemu sama kamu Mala" Meli dan bunda saling memeluk.

"Pulang ke Indonesia ngga kabarin aku, jahat banget kamu" Ucap bunda.

"Sorry, nomer kamu hilang, pokoknya sekarang kita harus tukeran nomer"

"Bun aku beli ini ya" Syera menghampiri bunda kemudian memasukan beberapa barang keperluan nya.

"Iya, sini masukin aja ke troli" jawab bunda.

"Syera?"

"Tante Meli?"

"Loh, kalian saling kenal?" Tanya bunda bingung.

"Ini anak kamu Mala?" Bunda mengangguk.

"Ini mama nya bang Gema bun"

"Hah?"

~

Pertemuan tidak sengaja pagi tadi, membuat Syera sedikit penasaran. Sejak kapan bunda dan mama Gema saling mengenal? Tidak mungkin pertemanan mereka baru satu atau dua tahun, sebab mereka lebih terlihat seperti adik kakak.

"Syera, boleh bunda masuk?" Bunda berdiri di ambang pintu kamar Syera yang terbuka.

"Masuk aja bunda"

"Kamu lagi sibuk ya? Bunda ganggu ngga?"

"Ngga kok bun, ini udah selesai kok, kenapa?"

Bunda duduk di sisi ranjang, sedangkan Syera duduk di kursi belajar yang tak jauh dari tempat tidur.

"Hm...kamu kenapa ngga bilang kalau kenal sama Meli?" Tanya bunda.

"Kalau aku tau tante Meli temen nya bunda, pasti aku bilang lah bun"

"Iya juga ya, Meli itu beneran mama nya Gema?"

"Beneran bunda, ada ada aja sih bunda ini"

"Terus kamu sama Gema gimana?" Syera mengerenyitkan dahi nya saat mendengar pertanyaan bunda.

"Gimana apanya? Aku sama abang udah ngga ada apa-apa, kita sekarang temen"

"Kok gitu? Kenapa?"

"Bunda...bang Gema itu laki-laki matang bun, sedangkan aku anak bau kencur, abang tuh nyari nya yang serius bukan buat main main, kalau abang harus nunggu aku bisa keburu jenggotan" jawab Syera sambil tertawa, padahal di balik tawa nya tersimpan kesedihan yang mendalam.

"Bunda restuin kalian kok, sekarang mending kamu hubungin Gema, biar bunda yang bicara"

"Bunda nih plin plan banget ya...kemarin bilang A sekarang bilang B, Syera jadi bingung"

"Ya kan itu sebelum bunda tau kalau Gema anak nya Meli, sekarang bunda udah yakin kalau kamu berada di keluarga yang tepat"

"Maksud bunda?"

"Bunda tuh takut Syer...takut kisah bunda terulang lagi"

"Kisah? Apasih bun maksudnya, Syera ngga ngerti"

"Dulu hubungan ayah sama bunda mu sempat tidak di restui sama nenek kamu" Ayah tiba-tiba datang dan ikut bergabung bersama Syera dan Bunda.

"Ayah, Maaliq mana?" Tanya bunda, tadi waktu bunda ke kamar Syera, Maaliq sedang di gendong oleh ayah.

"Maaliq tidur, tadi di pindahin ke kamar sama Wisnu"

"Syera, maaf ya kalau ayah sama bunda kerasan sama kamu, ini cara kita buat melindungi kamu nak" ucap ayah sambil mengusap-usap kepala Syera.

"Syera ngerti kok yah, ayah ngga perlu minta maaf"

"Sekarang semua ayah serahkan sama kamu, tapi emangnya kamu udah siap nikah muda?"

"Nikah sama siapa ayah? Syera sekarang mau fokus kuliah aja"

"Kok nikah sama siapa, sama Gema lah, kan waktu itu kamu sempet bilang sama bunda mu kan?" Tanya ayah.

"Gimana jodoh nya aja deh yah, Syera ngga mau terlalu berharap juga"

"Kalau tiba-tiba Gema datang ngelamar kamu gimana?" Tanya bunda.

"Ya ngga gimana gimana bun, aku ngga mau berandai andai"

"Ya udah lanjutin belajar nya, ayah sama bunda ke kamar dulu"

"Iya yah, bun"

.
.
.
.
.

Bersambung...

MAS WISNUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang