8. DIA KAKAK KU

16.7K 359 1
                                    

"Alex?..."

"Wisnu, apa kabar Brother?"

"Kabar baik, lo sendiri gimana kabarnya? Kemana aja lo ngga pernah ngasih kabar"

"Baik bro, biasa bro banyak kerjaan gue"

"Hm sibuk banget sih pak bos yang satu ini"

Mereka pun mengobrol banyak, membahas bisnis sampai keluarga, pokoknya semuanya mereka bahas.

✉️ Mas wisnu

[Dek, bikinin kopi hitam panas dua]

[Mbok iyem nya udah pulang, sekalian mas mau kenalin kamu ke temen mas]

[Iya mas]


"Btw gue kesini mau kasih ini buat lo, hadiah pernikahan" Alex menyodorkan totebag besar berisikan sesuatu didalam nya.

"Segala repot-repot bro, santai aja"

"Repot apaan sih nu, yang ada gue yang ngga enak ngga dateng ke acara pernikahan lo"

"Gak apa-apa lex, gue paham banget sama kesibukan lo"

Salma muncul dari arah dapur sambil membawa nampan berisikan dua cangkir kopi hitam panas.

"Nih istri gue, sini sayang duduk"

Setelah menaruh dua cangkir kopi di atas meja, aku langsung duduk di samping mas wisnu. Aku tersenyum ramah ke arah teman mas wisnu, yang sedang menatap ku bingung.

"Kenapa bro? Bingung ya?" Tanya mas wisnu yang sudah mengerti arti dari tatapan bingung Alex.

"Gue kira anggi, sorry bro gue ngga tau"

"Ceritanya panjang bro, btw kenalin nih istri gue namanya salma, adiknya anggi"

"Hah? Adiknya anggi? Ini gimana sih bro, kok bisa?" Alex semakin bingung mendengar penjelasan mas wisnu yang setengah-setengah.

"Bisa aja lah namanya juga jodoh siapa yang tau, yang di pacarin kakak nya yang di nikahin adik nya" jawab mas wisnu sambil tertawa.

"Iya memang jodoh siapa yang tau, tapi ini sulit dicerna bro, apalagi yang gue liat lo dan anggi saling mencintai kok"

"Aku ke dalem dulu ya mas"

Mas wisnu menggenggam tangan ku, sepertinya mas wisnu tau kalau aku tersinggung dengan ucapan Alex barusan.

"Cinta aja ngga cukup, tulus dan setia juga perlu lex, dan gue ngga mendapatkan itu dari anggi"

Sempat terdiam sebentar kemudian mas wisnu melanjutkan ucapannya seraya menarik nafas panjang.

"Lima tahun gue pacaran sama anggi, sampai akhirnya gue memutuskan untuk melamar dan ingin menikahi nya, tapi kenapa sehari sebelum pernikahan dia membatalkan secara sepihak, dengan alasan pekerjaan, dengan alasan yang tak masuk akal" ucap mas wisnu menggebu.

"Mas, cukup" Ku usap punggung mas wisnu sambil menggeleng.

"Sampai akhirnya tadi pagi gue melihat dengan mata kepala sendiri, tega-tega nya mereka bermain di belakang gue selama ini, mereka orang-orang yang sangat gue percayai"

"Mereka? Siapa yang lo maksud nu?"

"Rudi, rudi dan anggi bermain di belakang gue, selama lima tahun, bisa lo bayangkan?"

"Astaga, sorry bro gue ngga tau"

"Ngga apa-apa bro, sorry juga kalo gue sedikit emosi"

"Wajar bro kalo lo emosi, kalo gue jadi lo, jangan harap rudi bisa hidup dengan damai"

"Mas, udah ya ngga usah di bahas lagi, biar bagaimana pun mbak anggi tetap kakak ku, jadi aku yang merasa bersalah"

Jujur aku malu mendengar mas wisnu menceritakan semuanya, aku jadi merasa bersalah atas kejadian ini dan aku takut mas wisnu menyesal menikah dengan ku.

"Dek, maafin mas ya sayang, mas ngga bermaksud apa-apa"

"Mas lanjutin aja ngobrol nya, aku mau ke kamar duluan"

"Ya udah, jangan lupa di minum vitamin nya kalo mau tidur"

"Iya mas, mas Alex mari saya duluan"

"Iya salma silahkan"

Aku masuk ke kamar ku, bukan ke kamar mas wisnu. Begini dulu lebih baik mungkin, aku dan mas wisnu belum sepantasnya tidur di kamar yang sama, ya walaupun aku sudah sah sebagai istri nya.

Rasa peduli, perhatian, dan bahkan kadang mas wisnu memanggil ku dengan sebutan sayang tanpa ragu. Tapi itu belum cukup untuk ku, bahkan kami berdua sudah melakukan sesuatu yang berlebihan, ya walaupun belum melakukan hubungan suami-istri.

Masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab, di kepala ku rasanya riuh sekali. Soal bang Bima dan mas wisnu yang saling mengenal, soal hubungan mbak anggi, bang rudi, dan juga mas wisnu. Dan yang terakhir soal perasaan mas wisnu terhadap ku tentunya.

Ceklek!

"Dek, kok tidur disini? Mas cariin kirain kemana"

"Aku tidur disini aja mas, teman mas sudah pulang?"

"Sudah barusan, tidur di kamar atas aja yuk sama mas" ajak mas wisnu.

"Aku tidur disini aja mas, lebih enak tidur disini"

"Ya udah mas juga tidur disini aja, biar nanti mbok iyem pindahin barang-barang mas kesini"

Mas wisnu merebahkan tubuhnya di samping ku, aku sekarang yang jadi bingung, aku harus gimana lagi coba. Ya masa aku tinggalin mas wisnu gitu aja, kan ngga mungkin.

"Jangan mas, disini kamarnya sempit" tolak ku secara halus dan lembut.

"Siapa bilang sempit, nanti mas suruh tukang buat bongkar tembok jadi nanti ruang kerja mas pindah ke atas, gampang kan?"

Aduh, ada aja lagi jawaban nya.

"Mas tidur di kamar atas aja ya, aku tidur disini"

Tak ada jawaban dari mas wisnu, dia langsung bangun dan pergi begitu saja. Sepertinya mas wisnu marah, duh berabe ini kalo sampe beneran marah. Akhirnya aku pun memutuskan untuk menyusul mas wisnu.

"Mas..." pintu kamarnya terbuka dan aku pun langsung masuk begitu saja.

Brugh ( suara pintu di tutup ) aku pun spontan menoleh kebelakang, mas wisnu tersenyum lalu mengunci pintu dan memasukan kunci nya ke dalam saku celana nya.

"Mas ngga marah?" Tanyaku.

"Siapa yang marah? Ngga ada yang marah sayang"

"Mas ngerjain aku ya? Bukain ah pintu nya, ngga lucu tau mas"

Mas wisnu berlari kecil ke arah ku, menubruk tubuh ku pelan sampai kami berdua terjatuh diatas kasur, dengan posisi mas wisnu berada di atas ku.

"Mas" aku panik guys.

"Iya dek, apa sih pangilin mas terus" Cup, diakhiri dengan kecupan di bibir ku.

"Minggir dulu, aku mau ambil hape di kamar bawah"

"Ngga boleh, kamu ngga boleh keluar dari kamar ini" Bukan nya minggir, mas wisnu malah menelusupkan kepalanya di leher ku, mengendus-endus leher ku lalu mengecupnya berulang kali.

"Shh geli mas, jangan gini ah"

"Mas mau hak Mas sekarang, layani mas sebagai suami kamu" Aku menggeleng.

"Mas ngga menerima penolakan, mas mau sekarang juga"

"Mas, aku-"

"Ngga ada alasan salma, kamu tau kan apa aja hak suami dan kewajiban seorang istri"

.
.
.
.
.

Bersambung....

MAS WISNUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang