12. SENTUHAN

32K 364 4
                                    

"Mbok, aku boleh minta tolong?"

"Boleh non, apa yang bisa mbok bantu?"

"Mbok bisa pijat ngga? Badan ku sakit semua" Kalian pasti tau lah ini ulah siapa, Hhmm.

"Bisa non, sebentar bibi siapkan minyak zaitun nya"

"Aku tunggu di kamar ya mbok"

Untung saja ada mbok iyem, jadi aku bisa minta tolong pijitin. Tiap malem mas Wisnu minta dilayanin terus, ngga pernah absen sama sekali.

"Mbok mulai ya, kalau sakit bilang non"

"Iya mbok, sakit sedikit gak apa-apa kok"

Aduh enak banget di pijitin sama mbok iyem, jadi pengen tidur deh. Nyaman banget rasanya.

Ceklek!

"Sayang, kamu kenapa? Sakit?" Tanya Mas Wisnu yang baru saja  pulang dari kantor.

"Sakit badan aku mas, tumben kamu udah pulang?" Biasanya lewat maghrib mas Wisnu baru sampe rumah.

"Tadi mas abis meeting di luar, mau balik ke kantor pasti macet, jadi mas langsung pulang aja"

"Oh gitu, mau langsung mandi apa mau makan dulu?"

"Ngga mau dua-dua nya, mas mau istirahat dulu sebentar"

"Ya udah"

"Sudah selesai non, mbok mau sekalian pamit pulang"

"Terimakasih ya mbok"

"Sama-sama non"

"Eh mbok tunggu, ini buat mbok, buat jajan" panggil mas Wisnu.

"Makasih den Wisnu, non Salma. Mbok pulang ya"

"Iya mbok hati-hati"

Setelah mbok iyem keluar dari kamar...

"Mas, awas dulu ih"

Katanya mau istirahat tapi kok malah peluk istri nya, dasar mas Wisnu.

"Ngga mau sayang, Mas mau peluk kamu"

Mas Wisnu semakin mengeratkan pelukan nya. Bahkan sekarang tangan nya sedang menari indah di atas payudara ku.

"Peluk ya peluk aja mas, tapi tangan nya jangan nakal"

"Hehe, mau mas pijitin ngga?"

"Pijitin beneran tapi mas, jangan nanti ujung-ujung nya ngga enak lagi" harus waspada kan, sedia payung sebelum hujan.

"Ya beneran lah sayang, kok ngga enak sih? Enak dong harusnya" tuh kan, apa aku bilang.

"Ngga mau ah kalau ujungnya yang aneh-aneh"

"Ngga sayang, Mas serius"

Ya udahlah ya aku iyain aja, lumayan kan di pijitin sama mas suami. Kebetulan badan ku emang lagi ngga enak.

"Masssssss"

"Kenapa sayang?" Tanya mas Wisnu tanpa rasa bersalah.

"Aku yang mau di pijit, kenapa kamu yang buka baju?" Tanya ku heran.

"Sekalian sayang, hehehe...."

Mulai dari kaki sampai ke paha, uh enak banget ternyata pijatan mas Wisnu. Saking enak nya sampe ngantuk ini mata ku. Baru mau meremin mata, eh disuruh nungging.

Jleb!

"Ahhh maasshhh...." aku menjerit tertahan.

Suara percintaan kami berdua terdengar begitu nyaring, di tambah suara erangan mas Wisnu yang membuat suasana jadi sedikit lebih panas.

Plok plok plok

"Sshhh awwhhhhh pelanhh pellanhh mashh"

"Uuhhh janghann di jepittt sayangghhh" erangan mas Wisnu semakin kencang.

"Maauu keluarrr masshh"

"Bersamaaa sayangghhh"

Byarrrr!

Mas Wisnu merebahkan tubuhnya di samping ku, mengatur nafas yang masih ngos-ngosan. Menatap ku dalam kemudian tersenyum manis.

"Makasih ya sayang"

"Sama-sama mas, kan emang udah kewajiban aku sebagai istri"

"Mau langsung mandi apa tidur dulu?" Tanya mas Wisnu.

"Langsung mandi aja yuk mas, sebentar lagi juga mau maghrib"

"Ya udah yuk, tapi mandi bareng ya sekalian lanjut ronde kedua hehehe"

"Mas ngga capek apa? Kan abis pulang kerja"

"Mas ngga capek kok sayang, mau sepuluh ronde juga mas jabanin"

"Iya, abis itu besoknya aku ngga bisa jalan" jawab ku kesal.

"Bercanda sayang, jangan marah dong, yuk mas gendong"

"Ayooooo..."

~

Malam harinya setelah aku dan mas Wisnu selesai sholat isya, aku dan mas Wisnu duduk di kursi santai yang ada di balkon. Menikmati hembusan angin malam yang sangat sejuk menerpa wajah.

"Mas..."

"Hm, kenapa?"

"Aku mau tanya sesuatu boleh ngga?"

"Tanya apa?"

"Tapi mas jangan marah ya, janji dulu?"

"Iya mas janji ngga akan marah"

Menarik nafas panjang lalu menghembuskan nya pelan. Mas Wisnu menunggu ku dengan wajah serius.

"Boleh ceritain gimana mas bisa kenal sama bang Bima terus sama temen-temen band ku juga, aku masih bingung kenapa kalo mas sama abang ketemu pasti berantem terus"

Menyerudup kopi lalu duduk menghadap ku, masih belum menjawab pertanyaan ku, mas Wisnu malah menatap ku sambil tersenyum.

"Liat foto ini dek" mas Wisnu mengulurkan ponselnya dan memperlihatkan foto yang ada di dalam nya.

"Lho, ini kan mas sama bang Bima, ada temen-temen yang lain juga terus ada mbak Anggi juga"

"Mas sama Bima itu dulunya sahabatan dek"

"Dulunya? Terus kalo sekarang kenapa berantem terus?" Makin penasaran dong aku jadinya.

"Gara-gara cewek kita jadi berantem, terus mas pindah kuliah karna kebetulan ayah pindah tugas juga"

"Mbak Anggi?" Mas Wisnu mengangguk.

"Mas ngga tau kalau Bima lagi deketin Anggi, soalnya pas mas ungkapin perasaan mas sama Anggi dia langsung terima mas"

"Terus?"...

"Seminggu setelah mas jadian sama Anggi, Bima dateng ke basecamp terus tiba-tiba mukulin mas, ya karna mas ngga terima mas pukul balik, terus di lerai sama Gema"

"Oh!" Jawabku dengan nada mengejek.

"Kamu marah ya?"

"Kenapa mesti marah, biasa aja"

"Itu kenapa jawabnya oh doang"

"Apaansi mas, orang aku biasa aja" nyebelin banget sih mas Wisnu, sumpah.

"Yakin?"

"Kalo mas kayak gitu yang ada aku marah beneran ya?!"

"Eh ngga ngga sayang, maaf ya cinta ku"

"Gombal!"

"Terus kamu mau kemana?"

"Tidur, bye..."

"Tunggu sayang, katanya mau lanjut ronde ketiga"

.
.
.
.
.
Bersambung...

MAS WISNUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang