21. kita sahabat!

5.8K 170 5
                                    

"Hati-hati ya mas"

Malam sekitar pukul tujuh, mas Wisnu pamit untuk menghadiri acara pernikahan sahabatnya, Alex. Yang tempo hari datang ke rumah.

"Duh males banget sayang, apa mas ngga usah pergi aja kali ya...?"

"Udah rapi gini masa ngga jadi pergi sih mas, udah sana berangkat, lagian juga tempat acaranya deket"

"Kamu beneran gak apa-apa mas tinggal sendirian?"

"Sendirian gimana sih mas, orang ada Syera, ada pak Udin tuh di depan"

"Yakin sayang?" Tanyanya lagi.

"Ya ampun mas mas, udah sana ah, orang cuma kondangan doang kok"

"Ya udah mas berangkat, mas janji ngga bakalan lama kok" aku tertawa sambil menggeleng melihat tingkah suami ku yang begitu menggemaskan.

"Mau lama juga gak apa-apa mas, sekalian reuni sama temen-temen kamu, kapan lagi coba"

Mas Wisnu mensejajarkan wajahnya dengan perut ku, mengusap nya lalu mengecupnya lama.

"Papa pergi dulu ya nak, jagain mama, jangan bikin susah mama ya sayang"

"Iya papa, papa Hati-hati ya" jawabku menirukan suara anak kecil.

~

Ingin rasanya Wisnu mengumpat pada Alex, saat sampai di tempat acara Wisnu di buat kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ingin rasanya Wisnu mengumpat pada Alex, saat sampai di tempat acara Wisnu di buat kesal. Pasalnya saat Wisnu sampai, setelah menunjukkan kartu undangan, Wisnu diantar oleh seorang pelayan. Dan kalian tau apa yang membuat Wisnu kesal?

Saat Wisnu sampai di meja yang sudah disediakan, disana sudah ada Gema, Yoga, dan Bima. Tapi, bersamaan dengan itu, datang Anggi dan Rudi. Dan kalian tau apa yang terjadi selanjutnya? Ya, mereka duduk di meja yang sama dengan Wisnu.

"Gila! Apa maksud Alex? Gue bener-bener ngga nyaman, sialan" umpat Wisnu.

"Bro, sehat?" Tanya Yoga.

"Sehat" jawab Wisnu singkat.

"Mana istri lo? Kok ngga di ajak?" Tanya Yoga.

"Lagi hamil muda, jadi harus banyak-banyak istirahat, ngga boleh kemana-mana dulu, apalagi jalan-jalan keluar!" Ucap Wisnu penuh penekanan di setiap katanya, Kali ini Wisnu sengaja, ia sengaja menyindir Bima.

Tapi kali ini Bima hanya diam, ia tak banyak bicara. Biasanya ia akan menyahut jika ada kata-kata yang menyinggung, apalagi jika itu keluar dari mulut Wisnu.

"Selamat ya nu, semoga Salma dan bayi nya sehat sampai lahiran nanti" ucap Anggi menimpali.

"Iya, makasih" jawabnya tanpa menoleh.

"Salam buat Salma, maaf aku belum bisa jenguk" Wisnu hanya mengangguk, ia malas berbicara dengan Anggi, walaupun itu kakak ipar Wisnu.

"Nah, begini kan enak di lihatnya" suara Alex mencairkan suasana yang sedang tegang, Wisnu menatap Alex dengan tatapan memangsa.

"Santai bro, kita kan sahabat, jadi apa salahnya duduk di meja yang sama" Alex menepuk-nepuk bahu Wisnu.

Alex memang sengaja mengatur semuanya, ia ingin sahabat sahabat nya kembali dekat seperti dulu lagi. Jangan karna seorang wanita, mereka jadi bermusuhan seperti ini.

"Itu dulu Lex!" Ucap Wisnu dingin.

"Jangan merasa diri paling benar, coba introspeksi diri dulu sebelum bicara!" Jawab Bima.

Waduh, gawat!

"Yang harusnya introspeksi diri itu lo Bima, lo yang mulai perseteruan ini lebih dulu"

"Punya cermin ngga di rumah? NGACA!" Jawab Bima tak kalah ngegas.

"Cukup! Ini hari bahagia gue, jangan rusak hanya karna perseteruan kalian berdua" ucap Alex tegas.

"Gue setuju sama Alex, untuk malam ini kita lupakan sejenak semua masalah kita, kita happy happy disini" ucap Gema menimpali.

"Gue balik aja lex, sorry. Gue ngga nyaman lama-lama ada disini" Wisnu berdiri dan hendak pergi, tapi bahu nya di tahan oleh Alex.

"Kali ini aja nu, gue mohon, minimal kita foto bareng dulu buat kenang kenangan" ucap Alex memohon.

Wisnu menghelas nafas kasar, jika bukan karna Alex, sudah dapat di pastikan Wisnu dan Bima akan berakhir seperti apa. Pastinya seperti kejadian terakhir.

"Bim, sabar, lo harus lebih tenang menghadapi Wisnu" bisik Gema.

"Gue udah coba nahan diri dari tadi, tapi lo tau sendiri Wisnu gimana"

"Calm down bro, lo kan udah janji sama gue mau melupakan semuanya, kita mau persahabatan kita kayak dulu lagi kan bim?" Tanya Gema.

"Gue ke toilet dulu" Bima memilih pergi sebentar dari sana, ia ingin mendinginkan otak nya yang terasa panas.

"Lo selalu mendapatkan apa yang lo mau nu, sedangkan gue? Tapi lo ngga pernah sedikit pun tau bagaimana perasaan gue? Lo terlalu mementingkan perasaan lo sendiri!"

Sambil menatap dirinya di cermin, Bima terus berbicara dalam hati. Sampai saat ini Wisnu masih jadi orang yang sama, tak pernah mempedulikan perasaan orang lain, dia selalu merasa benar.

.
.
.
.
.

Bersambung...

MAS WISNUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang