"Mbak, assalamualaikum...." Syera berteriak saat masuk ke dalam rumah.
"Waalaikum salam"
"Mbak, Maaliq mana Mbak?"
"Maaliq di kamar lagi bobo"
"Kata mas Wisnu aku disuruh anterin Mbak ke rumah sakit, mau sekarang?"
Hari ini adalah jadwal Maaliq imunisasi, karna mas Wisnu sedang sibuk di kantor, jadilah hari ini mas Wisnu meminta Syera untuk mengantar ku.
"Jadi, sebentar Mbak ganti baju dulu"
"Ikut Mbak, aku mau liat Maaliq"
"Ayo..."
Di rumah sakit...
"Mbak, liat arah jam sembilan" bisik Syera.
Aku dan Syera sedang duduk di kursi tunggu, menunggu giliran untuk masuk. Sedangkan Maaliq tidur dengan begitu nyaman di stroler.
"Itu bukan nya suami kakak nya Mbak ya?" Tanya Syera.
"Iya, tapi dia ngapain disini, siapa yang sakit?"
Tak berselang lama keluar lah seorang wanita dari dalam ruang periksa, wanita tersebut langsung memeluk bang Rudi dengan rona bahagia di wajahnya.
"Cewek itu siapa mbak? Adiknya?" Tanya Syera.
"Mbak ngga tau Syer, semenjak menikah sama mas Wisnu mbak ngga pernah mau tau semua hal tentang mbak Anggi" jawab ku.
"Tapi aku salut sih sama mbak, mbak bisa menerima mas Wisnu dengan hati yang ikhlas dan tulus. Aku kalo ada di posisi mbak, pasti bakalan nolak terus pergi dari rumah"
"Pas ibu bilang kalau mbak harus jadi pengganti mbak Anggi, rasanya tuh dunia mbak hancur, tapi...selama yang mbak kenal mas Wisnu tuh orang nya baik dan ngga neko neko, mbak coba buat yakinin diri mbak sendiri, kalau ini emang udah jodoh nya mbak"
"Mas itu kalau udah sayang ngga pernah main main mbak, maka nya ini alasan aku kenapa ngga dateng pas nikahan mas Wisnu sama mbak, aku pikir mas nikah nya sama mbak Anggi"
"Loh emangnya kenapa?"
"Dalam hubungan itu harus dua duanya saling cinta, kalo cuma satu pihak doang mana bisa mbak, dan yang aku liat tuh cuma mas Wisnu yang keliatan effort nya" Aku tersenyum mendengar penjelasan dari Syera.
"Terus kamu sama bang Gema, gimana? Kan dua duanya saling cinta?" Tanya ku sambil mengulum senyum.
"Kalo yang itu jangan di bahas dulu, beda cerita kali mbak"
"Ah masa sih..."
"Anak Wirasena Maaliq Dermawan"
"Udah di panggil noh mbak, ayo ah..."
~
"Sayang, udah dong jangan nangis terus, mama bingung harus gimana" ucap ku frustrasi.
Malam hari setelah imunisasi tadi siang, Maaliq terus menangis. Dikasih asi ngga mau, di gendong salah, pokoknya semuanya jadi serba salah. Mana mas Wisnu belum pulang dari kantor.
"Maaliq mau apa nak? Jangan nangis terus sayang"
Melihat Maaliq terus menangis, aku juga jadi ikut melow, kita berdua malah nangis sama-sama huhuhu. Tak lama terdengar suara mobil mas Wisnu memasuki halaman rumah, akhirnya aku bisa bernafas lega.
Ceklek!
"Massss...." lirih ku.
"Loh sayang, kenapa?" Mas Wisnu panik melihat ku menangis.
"Maaliq nangis terus mas, aku bingung"
"Sini biar mas gendong Maaliq"
"Cup...cup...anak papa kenapa nangis terus? Sakit ya bekas imunisasi tadi, ngga nyaman ya nak" mas Wisnu terus mengajak Maaliq berbicara, sambil mengayun ngayun Maaliq dalam gendongan nya.
Dan ajaib nya Maaliq berhenti menangis, aku bersyukur karna mas Wisnu berhasil menenangkan Maaliq.
"Bobo ya nak, nen sama mama" ucap mas Wisnu.
Setelah Maaliq tertidur dengan nyaman, aku segera ke dapur untuk membuatkan teh manis hangat untuk mas Wisnu, serta membawa beberapa camilan yang sempat aku beli tadi siang.
"Apa tadi kata dokter?" Tanya mas Wisnu.
"Alhamdulillah Maaliq sehat mas, berat badan nya juga nambah, liat aja tuh pipi nya gembul banget"
"Sayang makasih ya..." ucap mas Wisnu kemudian memeluk ku dari samping.
"Makasih? Buat apa mas?" Aku mengerenyitkan dahi ku bingung.
"Terimakasih karena kamu mau menerima mas, terimakasih juga karena telah melahirkan malaikat kecil yang tampan dan menggemaskan" kemudian mas Wisnu mengecup lama pipi ku.
"Sama-sama mas ku sayang"
"Hm...mas aku mau tanya sesuatu boleh?"
"Boleh, kamu mau nanya apa?
"Tadi siang waktu aku lagi dirumah sakit, aku liat bang Rudi sama cewek, itu adiknya kali yaa?"
"Adik? Setau mas, Rudi ngga punya adik deh kayaknya"
"Terus itu siapa ya? Kok mereka pelukan gitu, apa jangan jangan--"
"Istighfar sayang, mungkin itu keponakan nya atau sepupu nya, kan kita ngga tau juga"
"Astagfirullahhalazim, iya juga ya mas ya"
"Eh iya sayang, tadi bunda telpon katanya kita suruh nginep di rumah bunda"
"Boleh, besok kamu libur ini mas"
"Nanti Maaliq biar tidur sama bunda aja ya"
"Kok gitu mas?"
"Mas kan pengen berduaan sama kamu sayang"
"Nanti kalau Maaliq nangis tengah malem gimana? Ngga usah deh, biar Maaliq tidur sama kita aja"
"Stok Asi Maaliq kan banyak di kulkas, nanti kita bawa, jadi kalau Maaliq nangis minta susu tinggal kasih itu deh"
"Itu sih akal akalan kamu aja mas"
"Ya biarin aja, yang penting bisa bobo enak sama kamu"
"Ih dasar mas Wisnu mesum"
.
.
.
.Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS WISNU
RomanceFollow dulu sebelum membaca, yang ngga suka skip aja! Chapter tidak urut. "Dia laki-laki baik, ibu sama ayah juga sudah mengenal keluarga nya" "Iya bu aku tahu, tapi kenapa harus mas wisnu?" "Memang kenapa dengan nak wisnu? Bukan nya kalian berdua...