"Aduh dek, kepala mas benjol nih gara-gara kamu"
Aku ngga sengaja dorong mas wisnu sampai kepalanya terbentur sisi ranjang. Abis mas wisnu bikin aku takut sih.
"Maaf ya mas aku ngga sengaja, lagian mas bikin aku takut sih"
"Belom di apa-apain dek, apalagi kalo udah di apa-apain bisa lebam-lebam nih badan mas"
"Ck, aku ngga sengaja mas itu reflek"
"Tanggung jawab pokoknya"
"Sini aku kompres kepalanya"
Tadi aku sempat mengambil air hangat di baskom dan handuk kecil. Aku berdiri di hadapan mas wisnu yang duduk di sisi ranjang. Ku kompres pelan kepala mas wisnu yang terlihat sedikit benjol dan kemerahan.
"Sshhh sakit dek, pelan-pelan dong"
"Ini juga pelan-pelan mas"
Grep!
Pinggang ku di peluk, kepala mas wisnu bersandar di dada ku.
"Empuk dek" aku pun seketika tersadar setelah mendengar ucapan mas wisnu.
"Mas modus banget sih, awasin ngga kepalanya"
"Ngga, kamu harus tanggung jawab"
"Ini aku udah tanggung jawab mas, mau nya apa sih mas ini?"
"Mas mau nenn, boleh ya plisss"
"Ngga, aku ngga mau!" Tolak ku.
"Ya udah kalo ngga mau, mas mau tidur aja"
Pelukan nya di lepas begitu saja, mas wisnu tidur membelakangi ku yang masih berdiri menatap nya.
"Mas marah?" Tanyaku, tapi tidak ada jawaban.
"Mas, kok diem aja sih"
"Mas wisnu" panggil ku lembut.
"Hm, ya udah kalo mas emang bener-bener udah tidur"
Aku mengambil kunci kamar yang sempat di simpan di atas meja nakas. Soal mas wisnu biarlah menjadi urusan besok pagi, biasanya dia akan kembali membaik.
~
Ternyata aku salah, mas wisnu masih tidak mau bicara dengan ku. Tadi pagi saja ia tak menyentuh sarapan buatan ku, bahkan aku benar-benar di acuhkan.
"Sayang kok bengong?"
"Eh bunda, kapan dateng?"
Aku sedikit terkejut mendengar suara bunda, aku memang sedang melamun di ruang tengah. Mas wisnu berada di ruang kerja nya sejak tadi pagi.
"Bunda baru aja dateng, kamu kenapa melamun? Wisnu mana?"
"Mas wisnu ada di ruang kerja nya, bunda sama siapa kesini?"
"Bunda sendiri sayang, Bunda Tanya kenapa kamu melamun?"
"Ngga apa-apa Bun"
"Berantem ya sama wisnu hm?"
"Ngga bunda, beneran"
"Wisnu kalo marah emang gitu nak, ngga mau ngomong, orang satu rumah bisa di diemin sama dia"
Apa aku cerita aja ya sama bunda?
Ah, masa bodoh lah, kepalang basah.
"Bun, aku salah ya kalo nolak ajakan mas wisnu buat melakukan itu 👉👈"
Sejujur nya malu bertanya seperti itu ke bunda, tapi ya mau gimana lagi, dari pada di diemin mas wisnu, ngga enak suasana begini.
"Dari awal menikah kalian belum melakukan hubungan suami-istri?" Aku menggeleng.

KAMU SEDANG MEMBACA
MAS WISNU
RomantizmFollow dulu sebelum membaca, yang ngga suka skip aja! Chapter tidak urut. "Dia laki-laki baik, ibu sama ayah juga sudah mengenal keluarga nya" "Iya bu aku tahu, tapi kenapa harus mas wisnu?" "Memang kenapa dengan nak wisnu? Bukan nya kalian berdua...