51. Reuni Dadakan

2.9K 159 3
                                    

"Sayang..."

"Ya mas, kenapa?"

Kami tengah bersiap-siap, karena akan pergi ke rumah salah satu sahabat mas Wisnu, yang istrinya baru saja melahirkan. Pagi tadi aku sempet muntah-muntah lagi, setiap pagi badan tuh bawaannya selalu lemes, ngga kuat ngapa-ngapain.

"Kita beneran mau ke rumah Alex? Kamu beneran gak apa-apa?" Aku mengangguk yakin.

"Adek baik-baik di perut mama ya nak, papa sayang kamu" perut ku diusap-usap kemudian dikecup.

"Pa...pa..." rengek Maaliq yang masih duduk di atas kasur.

"Ah iya papa lupa, ini satu lagi kesayangan papa, papa juga sayang sama kakak Maaliq"

Dulu, ngga kepikiran sama sekali kalau aku bakalan menikah sama laki-laki, yang menjadi calon kakak ipar aku sendiri. Berat sih awalnya, tapi lama-lama aku bisa menerima mas Wisnu dengan hati yang ikhlas. Apalagi ayah sama bunda juga baik banget, bisa menerima aku, dan sayang banget sama aku.

"Kenapa liat nya gitu banget? Mas tau, mas itu ganteng" Ih percaya diri sekali mas Wisnu.

"Iya mas ganteng, tapi lebih ganteng Maaliq"

"Itu bukti kalau benih mas itu berkualitas tinggi" bisik mas Wisnu.

Ku pukul pelan dada mas Wisnu, yang tertawa setelah berbisik. Suara dering ponsel menghentikan tawa kami berdua, mas Wisnu bergegas menerima telpon tersebut.

"Siapa mas?" Tanya ku setelah mas Wisnu mematikan telpon nya.

"Gema, kita sempet janjian kemarin, dia sama Syera udah otw kesana"

"Oh, kita berangkat sekarang juga yuk..."

"Yuk, Maaliq sini gendong sama papa aja"

~

"Rame banget kayaknya mas" Saat sampai di kediaman Alex, ternyata bukan hanya ada Gema, tapi semua sahabat mas Wisnu juga datang.

"Iya sayang, bakal reuni dadakan kalo begini ceritanya"

"Maaliq biar mas yang gendong, kado nya juga biar mas aja yang bawa"

"Susah mas, itu kado nya gede banget lho"

"Kecil, mas kuat, apa mau sekalian kamu juga mas gendong?"

"Ih ngaco!"

Ternyata benar, saat kami bertiga masuk, kami disambut dengan suara riuh dari mereka yang sudah tiba lebih dulu. Ada satu wajah asing, yang belum pernah aku lihat sebelumnya, sepertinya dia datang bersama Yoga.

"Selamat brother, akhirnya punya temen bapak-bapak juga gue"

"Makasih bro udah dateng, iya nih tinggal Gema sama Bima nyusul jadi bapak-bapak juga"

"Amin...." jawab Gema dan Bima berbarengan.

"Gue kok ngga disebut sih?" Protes Yoga.

"Emang udah ada calon nya?" Tanya mas Wisnu menggoda.

"Wah ngeremehin gue, nih kenalin calon istri gue, namanya Amelia" wanita di sebelah Yoga tersenyum malu.

"Yakin calon istri? Lo ngaku-ngaku doang kali, mbak Amelia beneran calon istrinya Yoga?" Tanya Bima tak percaya.

"Gila! Pada ngga percaya banget sama gue, nih gue kasih bukti" Yoga mengeluarkan sesuatu dari dalam totebag yang ia bawa.

Semua bengong tak percaya, Yoga membagikan sebuah undangan pernikahan nya satu persatu. Mas Wisnu sampai membolak-balik surat undangan tersebut, saking tak percaya nya.

"Lo, ngga abis melakukan kesalahan kan?" Tanya mas Wisnu berbisik.

"Sembarangan aja kalo ngomong! Gue sama Amelia dijodohin, ya terus kita sama-sama mau, ya udah langsung gas nikah" jawab Yoga tak terima.

"Alhamdulillah, kita semua ikut seneng denger kabar baik dari lo, selamat ya, semoga lancar sampai hari pernikahan nanti" ucap Gema memberikan selamat.

"Jangan lupa hadiahnya, alat-alat rumah tangga ya? Biar gue ngga usah belanja lagi"

"Yee kampret, di baikin dikit langsung ngelunjak!" Semprot Alex.

Para laki-laki duduk terpisah, tapi masih dalam satu ruangan, dan kami para perempuan duduk diantara bayi cantik yang sedang tertidur lelap.

"Salma, Maaliq full ASI?" Tanya Sarah, istrinya Alex.

"Ngga Sar, di selingin susu formula juga, Maaliq susu nya kuat banget soalnya"

"Sekarang masih ASI juga?"

"Udah ngga, semenjak udah mulai bisa gigit, pernah sampe luka banget, ngga kuat aku. Akhirnya dari situ udah mulai disapih"

"Ih serem banget sih mbak" Syera bergidik ngeri mendengarnya.

"Nanti juga kamu ngerasain Syer, pokoknya Masyaallah banget rasanya"

"Melahirkan sakit ngga sih?" Tanya Amelia

"Nikmat pokoknya, tapi yang paling penting itu suport dari suami" jawab Sarah.

"Lahiran anak kedua bisa normal ngga ya? Waktu Maaliq kan caesar"

"Kamu hamil lagi Sal?" Tanya Melinda.

"Iya, baru tiga minggu"

Sontak saja semua jadi kembali riuh, sorakan itu tertuju pada mas Wisnu. Ternyata mereka mendengar obrolan kami para perempuan.

"Nu, lo getol banget dah bikin nya" Bima menggelengkan kepalanya.

"Anjir si Wisnu diem-diem" Yoga ikut menimpali.

"Apa rahasia nya? Gue juga mau bini gue cepet-cepet hamil" Gema.

"Lo diem! Gue ngga terima adik gue udah di apa-apain sama lo!" Tentu saja semua tertawa.

"Adik lo kan istri gue Nu, ya boleh gue apa-apain dong, halal"

"Ngga! Gue ngga mau denger pokoknya"

"Dasar kakak ipar aneh"

.
.
.
.
.

Bersambung...

MAS WISNUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang