Mas Wisnu tersenyum ke arah ku, saat aku, bunda, dan ayah baru kembali dari tempat acara pernikahan kerabat ayah dan bunda. Mas Wisnu tidak ikut, jadilah aku pergi dengan kedua mertua ku.
"Udah?" Tanya mas Wisnu.
"Udah mas, ini sampe di bungkusin segala sama temennya bunda" jawab ku sambil menunjukkan bungkusan di tangan ku.
"Mas mau makan?" Tanya ku.
"Mas udah makan sayang, tadi di masakin mie sama Syera"
"Syera udah ngga marah mas sama kamu?"
Sesaat setelah kejadian tempo hari, Syera memutuskan untuk pulang ke rumah bunda. Ia sangat marah dan kecewa dengan sikap mas Wisnu, yang menurutnya sangat keterlaluan.
"Masih belum mau ngomong sama mas"
"Tapi itu Syera mau bikinin mas mie?"
"Mas iseng minta tolong sama dia, mas pikir ngga bakalan di bikinin, eh di bikinin juga walaupun dengan wajah tidak bersahabat"
Kemudian mas Wisnu merebahkan kepalanya di paha ku, wajahnya menghadap ke perut, sedangkan tangan nya melingkar di pinggang ku.
"Dek..."
"Hmm"
"Udah boleh belum?" Tanya mas Wisnu pelan.
"Boleh apa?"
"Jenguk baby lah sayang, masa mas puasa terus, mas kangen sama ini" Tangan mas Wisnu masuk kedalam baju yang ku pakai, lalu meremas pelan payudara ku.
"Mas ihh, kamu ngga inget tempat banget sih, kalo ada yang liat gimana coba" ku tarik paksa tangan mas Wisnu dari dalam baju.
"Pindah ke kamar yuk..."
"Emang kita ngga mau pulang mas?"
"Nginep sini aja ya, besok kan mas libur kerja"
"Ya udah kalo mau nginep, aku taro ini dulu ke dapur"
"Udah ngga usah, biar mbok Darmi aja"
"Sebentar aja mas"
"Sayang, itu yang di bawah udah tegang banget, mas udah ngga tahan" lirih mas Wisnu.
"Mulut nya mas, nanti kedengeran ayah sama bunda, malu aku"
"Bawa bayi besar kamu itu ke kamar sal, pusing ayah dengernya"
"Ay-ayah..." ucap ku gugup.
Sejak kapan ayah duduk disana, perasaan tadi ngga ada siapa-siapa deh. Aduh, mau di taro dimana ini muka, malu banget aku.
"Ayah emang paling pengertian" ucap mas Wisnu santai.
"Masss....."
"Udah ngga apa-apa, anggap aja ayah ngga ada disini" ucap ayah sambil pura-pura membaca koran.
"Yuk sayang"
"Yah, a-aku ke kamar dulu" ucap ku gugup sambil menunduk.
"Hm, jangan terlalu berisik, nanti kedengeran Syera" ucap ayah dengan raut wajah tanpa ekspresi.
"Awwss...kok mas yang di cubit sih sayang, kan yang ngomong ayah" protes mas Wisnu.
"Udah ayo cepetan, aku malu mas" bisik ku.
"Iya sayang ayo, yah Wisnu buka puasa dulu ya"
Aku yakin wajah ku sekarang sudah semerah kepiting rebus, ayah dan mas Wisnu berhasil membuat ku merasakan malu tingkat dewa. Rasanya ingin menghilang sejenak dari hadapan mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS WISNU
RomanceFollow dulu sebelum membaca, yang ngga suka skip aja! Chapter tidak urut. "Dia laki-laki baik, ibu sama ayah juga sudah mengenal keluarga nya" "Iya bu aku tahu, tapi kenapa harus mas wisnu?" "Memang kenapa dengan nak wisnu? Bukan nya kalian berdua...