Gema tersenyum bahagia saat lamaran nya diterima, oleh gadis cantik pujaan hatinya. Acara inti telah selesai, kini mereka semua sedang menikmati hidangan yang disediakan oleh keluarga Syera.Para orangtua memilih duduk di gazebo yang ada di taman belakang, Wisnu dan Yoga juga duduk tak jauh dari gazebo, Salma memilih masuk ke kamar karna Maaliq sudah mengantuk, sedangkan Gema dan Syera duduk di ruang keluarga sambil menikmati camilan.
"Abang"
"Iya sayang, kenapa?" Jantung Syera berdebar saat mendengar suara lembut Gema, padahal ini bukan yang pertama Gema memanggilnya dengan sebutan sayang, tapi kali ini rasanya sangat berbeda.
"Bisa biasa aja ngga liatin nya"
"Kenapa? Mana bisa abang biasa aja liat bidadari cantik disamping abang" debaran jantung Syera semakin tak karuan, rasanya kebat-kebit ingin loncat dari tempatnya.
"Tapi jantung aku ngga aman abang" suaranya pelan, tapi masih bisa didengar dengan jelas.
Cup!
"Ih abang, kalo dilihat sama orang gimana?" Syera memukul dada Gema saat dengan sengaja pipi nya malah dikecup.
"Abis abang gemes sama kamu, mau besok aja nikah nya boleh ngga sih?" Kini Gema malah menyandarkan kepalanya di bahu Syera.
"Sabar, satu bulan itu ngga lama abang"
"Hm...jadi ngga sabar deh, biar bisa pelukin kamu setiap hari"
"Abang, setelah menikah kalau kita tetep tinggal disini boleh ngga? Aku kok rasanya canggung ya kalau tinggal sama mama papa"
Gema membenarkan posisi duduknya, kemudian menggenggam kedua tangan Syera, kini posisi mereka berdua saling berhadapan.
"Setelah menikah, kita ngga akan tinggal disini ataupun di rumah papa, kita akan tinggal di rumah kita berdua"
"Rumah kita?" Gema mengangguk.
"Iya rumah kita, hadiah pernikahan dari papa"
"Serius bang? Aku harus bilang makasih sama papa" Gema kembali mengangguk.
"Syera, abang cinta sama kamu, apapun akan abang lakukan asal kamu bahagia sayang"
"Aku juga cinta sama abang, makasih ya abang, udah mau berjuang sampai di titik ini" mata Syera berkaca-kaca.
"Boleh abang peluk kamu?" Syera mengangguk.
Mereka saling memeluk, penuh cinta dan penuh kasih sayang.
"I love you Syera Kemala Dermawan"
"Love yo to abang Gema calon suami ku"
~
Pernikahan Gema dan Syera akan digelar satu bulan lagi, Dua keluarga kini disibukan dengan urusannya masing-masing. Orangtua Gema kembali ke luar negeri untuk menyelesaikan pekerjaan dan kontrak sang papa di sana, sedangkan Gema harus kembali ke luar kota karna pekerjaannya belum selesai.
Pagi tadi Syera juga harus kembali ngampus, jadilah ayah dan bunda yang harus mengurus beberapa berkas milik Syera dan Gema, agar bisa segera di daftarkan di kantor urusan agama. Untuk yang lainnya mereka akan menyewa WO saja, agar kedua keluarga bisa menyelesaikan urusannya dengan maksimal.
"Hai Syer, boleh gabung ngga?" Rio menghampiri Syera yang sedang duduk di kantin kampus dengan Bella, sahabatnya.
"Duduk aja kak" jawab Syera kemudian kembali fokus pada mangkuk bakso di hadapannya.
"Hm...Syer, ada hal yang mau aku omongin sama kamu, berdua" Bella paham dengan posisi nya, ia berdiri dan hendak pamit, tapi tangannya ditahan oleh Syera.
"Duduk aja Bel, ngga usah pergi. Kak Rio kalo mau ngomong disini aja" Syera tidak mau terjadi kesalahpahaman lagi, walaupun Gema tidak melihat, tapi apa salahnya sedia payung sebelum hujan.
"Aku maunya berdua aja sama kamu, ayolah Syer"
"Ngga bisa kak! Kalau kakak ngga mau ngomong di sini juga gak apa-apa" tegas Syera.
Rio menarik nafas panjang, mencoba mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan perasaan nya.
"Syera...aku suka sama kamu, kamu mau ngga jadi pacar aku?" Bella hampir saja berteriak, siapa sih yang ngga suka sama Rio, cowok paling kalem dan ngga banyak tingkah.
"Maaf kak--"
"Ngga usah dijawab sekarang Syer, kamu pikirin aja dulu jawabannya baik-baik, ngga usah buru-buru"
"Tapi kak, aku bisa--"
"Aku pergi dulu ya Syer, masih ada kelas" Rio buru-buru pergi dari kantin.
"Wah Syer, bisa patah hati berjamaah fans nya kak Rio, kalau mereka tau kak Rio nembak lo" Bella akhirnya membuka suaranya heboh.
"Mati gue kalo ditembak, lagi juga aneh banget tuh orang, mau gue jawab malah bilang ngga usah, udah gitu main pergi aja"
"PJ kali ah, kalo lo sama kak Rio jadian"
"PJ pala lo, gue udah mau nikah, bisa ngamuk calon laki gue kalo tau"
"Hah? Nikah?"
"Biasa aja kali bel, tutup tuh mulut nanti kemasukan lalat baru tau rasa"
"Lo jangan bercanda deh Syer, kita masih kuliah"
"Emang ada larangan kalo masih kuliah ngga boleh nikah!?"
"Ya ngga ada sih, berarti cincin yang lo pake?"
"Kan gue udah bilang Bel, suruh siapa ngga percaya"
"Gue kira lo bercanda"
"Udah ah gue balik duluan, udah dijemput sama ayah"
.
.
.
.
.Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS WISNU
RomanceFollow dulu sebelum membaca, yang ngga suka skip aja! Chapter tidak urut. "Dia laki-laki baik, ibu sama ayah juga sudah mengenal keluarga nya" "Iya bu aku tahu, tapi kenapa harus mas wisnu?" "Memang kenapa dengan nak wisnu? Bukan nya kalian berdua...